Pasar Ekstrem
Wawali Kota Cantik Kunjungi Pasar Ekstrem Tomohon, Tak Takut Pegang Kelelawar
Wawali SAS bersama para pedagang khususnya yang menjajakan daging Kelelawar memeriksa kondisi daging tersebut.
Penulis: | Editor: Maickel Karundeng
TRIBUNMANADO.CO.ID - Memastikan Pasar Ekstrem Tomohon bebas dari wabah Corona, Kamis (30/1/2020) Wakil Wali Kota Tomohon, Syerly Adelyn Sompotan turun langsung meninjau kondisi pasar yang viral ini.
Pasar Ekstrem Tomohon yang begitu bebas menjajakan daging-daging ekstrem seperti kelelawar, belakangan diclaim sebagai kembarannya pasar seafood Huanan di Wuhan, China.
Namun, sebutan kembaran tersebut hanya pada kondisi perdagangan saja. Di Pasar Ekstrem Tomohon tak ditemukan gejala-gejala Virus Corona seperti di Pasar Huanan.

Wawali SAS bersama para pedagang khususnya yang menjajakan daging Kelelawar memeriksa kondisi daging tersebut.
“Seperti pengalaman para pedagang, dagingnya ini masih merah segar. Kalau dagingnya tidak sehat, pasti sudah beku membiru,” jelas SAS.
SAS mengimbau masyarakat yang masih tertarik dengan daging Kelelawar agar tetap memperhatikan hal-hal penting.
“Kalau mau mengonsumsinya, pastikan pengolahannya higienis. Cuci bersih dagingnya, dan memasaknya dengan tepat,” pintanya kepada masyarakat saat mengerumuninya usai membelah daging Kelelawar.
Kepada para pedagang, ia meminta untuk tetap memperhatikan kondisi daging-daging yang diperjual-belikan.
“Mohon diperhatikan, kebersihan dan kondisi daging yang dijual agar sampai ke tangan pembeli tetap dalam kondisi segar,” pungkas Wawali berparas cantik ini.(fer)
• Good Bye WhatsApp! Daftar HP iPhone dan Android Tak Bisa Pakai WA Mulai 1 Februari 2020
Kemiripan Pasar Ekstrem Tomohon dan Pasar Wuhan
Dahulu, Pasar ekstrem Tomohon terdaftar sebagai tempat wisata di Tomohon.
Namun, para aktivis kesejahteraan hewan mengeluhkan hal tersebut dan meminta untuk menghapusnya.
Selain karena perlakuan yang diterima hewan, para aktivis juga mengatakan bahwa tempat semacam Pasar Tomohon adalah sarana perkembangbiakan penyakit yang berpotensi fatal.
Meskipun begitu, perdagangan daging hewan lair masih berlanjut di sana.