Kecelakaan Helikopter Kobe Bryant
Penyebab Kecelakaan Helikopter Kobe Bryant, Diduga Karena Terjadi Hal Ini Sebelum Jatuh
Helikopter pribadi Kobe Bryant jatuh di Calabasas, California, Minggu (26/1/2020) pagi waktu Amerika Serikat.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pebasket legendaris NBA sekaligus legenda klub basket La Lakers, Kobe Bryant, dinyatakan tewas setelah helikopter yang ditumpanginya jatuh.
Kobe Bryant menjadi korban jatuhnya helikopter di California, bersama putrinya, Gianna Maria Onore, dan tujuh orang lainnya.
Helikopter pribadi Kobe Bryant jatuh di Calabasas, California, Minggu (26/1/2020) pagi waktu Amerika Serikat.
Penyelidikan kecelakan helikopter tipe Sikorsky S-76B pribadi Kobe Bryant pun masih terus berlanjut dan mungkin akan fokus pada kondisi cuaca dan masalah teknis.
Pakar penerbangan dan pilot, Kurt Deetz, mengatakan kepada Los Angeles Times bahwa ia mengira kecelakaan itu lebih disebabkan oleh cuaca buruk daripada masalah teknis.

Sebab, menurut Kurt Deetz, yang pernah bekerja di Island Express Holding Corp, helikopeter tersebut mengikuti program pemiliharan dengan baik.
"Kecil kemungkinan kegagalan mesin kembar yang menyebabkan kecelakan itu terjadi," kata Kurt Deetz.
"Island Express mengikuti program pemeliharaan yang sangat baik," Kurt Deetz menambahkan.
Kurt Deetz yang pernah menerbangkan Kobe Bryant dengan helikopter yang sama dari tahun 2014 hingga 2016, mengatakan bahwa Bryant sangat menyukai helikopter tipe S-76B.
"Model ini disukai oleh selebriti dan dikenal nyaman dan aman," ujar Kurt Deetz.
Selain itu, konsultan penerbangan William Lawrence memberikan pendapatnya mengenai kecelakan yang menimpa Kobe Bryant.
William Lawrence mengatakan bahwa helikopter yang ditumpangi oleh Kobe Bryant itu dirancang dan memiliki reputasi yang baik.

Dilansir dari Los Angeles Times, helikopter itu bertipe Sikorsky S-76B yang dibangun pada 1991.
"Helikopter itu dirancang dengan baik. Itu kuat. Ini helikopter yang kokoh. Itulah sebabnya eksekutif suka menerbangkan helikopter seperti itu," kata William Lawrence, pensiunan pilot dan insturktur uji coba helikopter dan kolonel Marinir.
Lawrence menambahkan bahwa tim penyelidik kemungkinan sedikit kesulitan menentukan apakah penyebab jatuhnya helikopter itu merupakan kegagalan mekanis atau terkait masalah cuaca, atau mungkin keduanya.
"Jika helikopter itu berada di kabut dan pada instrumen memiliki keadaan darurat, itu akan membuat pemulihan dari keadaan darurat itu jauh, jauh lebih sulit," tutur William Lawrence.
Video Kecelakaan Helikopter Kobe Bryant
Suara aneh yang sangat kencang dan penerbangan rendah menjadi kesimpulan dari beberapa saksi mata kecelakaan helikopter yang menewaskan Kobe Bryant.
Kobe Bryant dinyatakan tewas setelah helikopter yang ditumpanginya jatuh di Calabasas, California, Minggu (26/1/2020) pagi waktu Amerika Serikat.
Selain itu, satu pilot dan tujuh penumpang lain juga tewas di tempat, termasuk putri Kobe Bryant, Gianna "Gigi" Maria Onroe.

Kathy Sonnad, warga yang tinggal tidak jauh dari lokasi kecelakaan, mengaku kaget karena kejadian berlangsung sangat cepat.
Dikutip dari situs web Philly Voice, Kathy Sonnad berjalan keluar rumah pada pukul 09.40 waktu setempat.
Menurut dia, cuaca saat itu tidak bagus karena kabut sangat tebal.
"Warga di sini sudah terbiasa melihat helikopter melintas di atas permukiman. Helikopter itu terbang seperti biasa dari arah barat ke timur. Namun, suara helikopter yang satu ini sangat tidak wajar," kata Kathy.
"Suaranya sangat keras seperti helikopter sedang melintas tepat di atap rumah kami. Lima detik setelah mendengar itu, saya tidak lagi mendengar suara mesin. Tiba-tiba sudah ada gumpalan asap," ujar Kathy.
"Sepuluh detik setelah keluar asap, tiba-tiba terdengar suara ledakan yang sangat kencang," tutur Kathy.
Hal senada juga diungkapkan saksi dari CBS NEWS, Gavin Mask.
Itu bukan ledakan biasa, suara yang ditimbulkan sangat kencang. Setelah mendengar itu, saya melihat asap di atas bukit. Tidak hitam, asap itu berwarna abu-abu. Beruntung warga di sini tidak ada yang menjadi korban" kata Gavin.
Sebelum jatuh, helikopter yang ditumpangi Kobe Bryant terbang sangat rendah.
Hal itu diungkapkan saksi dari Los Angeles Times, Jerry Kocharian.
"Suara dari helikopter itu tidak seperti biasanya dan terbang sangat rendah. Saya tidak bisa melihat dengan jelas karena memang kabut di sini sangat tebal," kata Jerry.
Dalam laporan jurnalis LA Times, Richard Winton, jarak pandang wilayah Calabasas saat kecelakaan terjadi hanya 60 kaki atau sekitar 18 meter pada pukul 09.52 waktu setempat.
Dengan menggunakan teropong, Richard dapat melihat helikopter sudah berserakan menjadi banyak puing dan terbakar.
Tidak lama kemduian, Richard melihat sekelompok petugas pemadam kebakaran sudah berada di lokasi.
Kepala Departemen Pemadam Kebakaran LA, Kapten Tony Imbrenda, mengakui kesulitan memadamkan api karena lokasi kecelakaan berada di perbukitan.
"Kami mendapatkan laporan kebakaran sebelum pukul 10.00 di perbukitan. Ternyata kebakaran terjadi karena helikopter yang jatuh," kata Tony.
"Lokasi kejadian sangat jauh dari pemukiman warga dan jalan raya sehingga kami harus berusaha keras untuk memadamkan api di sana. Tidak ada yang selamat dari kecelakaan ini," ujar Tony. (Kompas.com)