Wabah Virus Corona
WASPADA, Ini 3 Negara Dekat Indonesia Yang Warganya Positif Terkena Wabah Virus Corona
Inilah tiga negara tetangga Indonesia yang sudah mengumumkan bahwa ada kasus positif wabah virus corona.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Tiga negara di dekat Indonesia sudah umumkan adanya kasus positif wabah virus corona. Pertama kali di China, kemudian Vietnam dan Singapura.
Pemerintah China melalui Komisi Nasional Kesehatan mengumumkan, 25 orang meninggal karena wabah virus corona.
Tiga kota di Negeri "Panda" telah ditutup buntut upaya pencegahan otoritas atas virus dengan kode 2019-nCov tersebut.
Dilansir Sky News Jumat (24/1/2020), selain 25 orang tewas, sejauh ini China mencatat lebih dari 800 kasus virus Corona.
Seorang pria berusia 80 tahun di Provinsi Hebei menjadikannya korban pertama di luar Provinsi Hubei yang meninggal.
Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan mereka masih belum menganggapnya sebagai keadaan darurat dunia.
"Tolong jangan salah, ini sudah darurat di China. Namun terlalu dini jika diumumkan dalam skala global," ucap Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Dia menjelaskan, Komisi Darurat WHO terbelah apakah sudah saatnya mengumumkan virus corona tersebut sebagai keadaan darurat.
Ghebreyesus menyatakan, pemerintah China sudah melakukan berbagai langkah pencegahan untuk menekan penyebaran virus Wuhan.
Salah satunya adalah menutup tiga kota, termasuk Wuhan yang menjadi asal muasal virus itu, yang jika ditotal populasinya mencapai 18 juta.
Di Wuhan, selain layanan transportasi publik dan bandara ditutup, pemerintah juga memerintahkan agar warga mengenakan masker.
Dampaknya, orang-orang pun mulai mengosongkan rak-rak makanan di supermaker dalam isolasi yang diperkirakan berjalan beberapa pekan itu.
Kemudian di Huanggang, layanan bus dan kereta dihentikan, dengan tempat publik seperti bioskop dan kafe internet ditutup.
Sementara di ibu kota Beijing, otoritas setempat memutuskan untuk meniadakan kegiatan perayaan Tahun Baru Imlek.
Belum ada vaksin bagi virus corona ini, yang disebut bisa menyebabkan pneumonia dan ditularkan antar-manusia.
Meski asal virus Wuhan tersebut belum diketahui, WHO menyatakan sumber utamanya kemungkinan adalah binatang.
Virus corona disebut merupakan keluarga besar virus yang terdiri dari demam hingga Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) yang pernah membunuh hampir 800 orang pada 2002-2003.
Karena itu, ketika varian baru keluarga itu muncul, dengan wabah yang semakin membesar, maka disebut sebagai novel coronavirus (n-Cov).
Di Vietnam, dua orang asal Negeri "Panda" mendapat perawatan di rumah sakit setelah hasil tes menunjukkan mereka mengidap virus itu.
Kedua korban yang menderita virus corona merupakan ayah dan anak dengan lokasi kejadian di Ho Chi Minh City, dilaporkan AFP Kamis (23/1/2020).
Si anak terpapar entitas dengan kode 2019-nCov itu dari ayahnya yang diketahui baru pulang dari Wuhan, kota asal muasal penyebaran virus itu, pada 13 Januari.
Si ayah dirawat pada 17 Januari setelah mengalami demam, beberapa hari sebelum putranya menunjukkan gejala yang sama.
Dalam keterangan otoritas kesehatan Vietnam, mereka langsung dikarantina dan positif terkena virus corona setelah dilakukan tes.
"Pasien menunjukkan pemulihan bagus. Demam mereka menurun, dan mereka bisa makan sekarang," kata Dokter Nguyen Ngoc Sang.
Wakil Menteri Kesehatan Nguyen Truong Son menyatakan, dia meminta warga melakukan persiapan untuk mencegah penyakit itu menyebar.
"Kami bakal melakukan tes bagi mereka yang diduga terinfeksi, jadi kami bisa mendeteksinya dengan cepat," paparnya.
Selain di Vietnam, kasus positif lain di Asia Tenggara adalah di Singapura.
Di Singapura korbannya adalah kakek berusia 66 tahun.
Dia diketahui datang ke Singapura pada Senin (20/1/2020), bersama sembilan orang lainnya di mana mereka diyakini adalah turis yang berlibur.
Korban mengeluh sakit tenggorokan ketika berada di dalam pesawat. Awalnya, dia tidak mengalami demam. Namun, sehari kemudian demam menyerang tubuhnya disertai dengan batuk.
Dua hari berselang, pria ini mengunjungi Singapore General Hospital (SGH), di mana dia dengan kilat diisolasi. Tim dokter curiga pria itu telah tertular virus yang juga bernama 2019-nCoV itu.
Rumah sakit mendiagnosa pria itu terkena pneumonia, dan segera melaporkan kasusnya ke Kementerian Kesehatan Singapura.
Dia dipastikan terinfeksi virus corona pukul 18.00. Saat ini, dia diisolasi dan dalam kondisi stabil.
Yang bersangkutan dipastikan tidak berbahaya untuk keselamatan publik.
Negara Asia Tenggara lain adalah Thailand, di mana kasus pertama adalah pelancong asal China yang terkonfirmasi pada 8 Januari.
Pada tanggal tersebut, si pelancong yang tak disebutkan identitasnya menderita pneumonia ringan. Namun saat diperiksa, terungkap dia menderita 2019-nCoV.
Kemudian yang terbaru adalah seorng perempuan China berumur 74 tahun yang dirawat setelah menunjukkan gejala virus corona pada 13 Januari di Bandara Suvarnabhumi. (*)
Dari ular
Perlahan-lahan, misteri yang melingkupi virus corona mulai terkuak.
Hasil analisis genetika mengungkapkan bahwa virus corona yang mewabah di Wuhan, China, dan kini sudah mencapai berbagai negara di dunia kemungkinan berasal dari ular.
Virus corona ini memang pertama kali mewabah di pasar makanan laut di Wuhan.
Namun, perlu diketahui bahwa pasar tersebut tidak hanya menjual makanan laut, tetapi juga hewan-hewan liar hidup lainnya, seperti kelelawar, ular, kelinci, dan marmut.
Hal ini membuat para ahli kebingungan mengenai dari hewan mana virus corona jenis baru ini berasal.
Untuk menjawabnya, sekelompok peneliti yang dipimpin oleh Wei Ji dari Peking University of China melakukan perbandingan genom antara lima sampel virus yang baru dengan 217 virus serupa yang didapatkan dari berbagai spesies.
Rupanya, virus corona baru ini secara genetik paling mirip dengan virus yang terdapat pada ular, meskipun ia juga mirip dengan virus pada kelelawar.
Temuan ini membuat para ahli meyakini bahwa virus corona jenis baru yang sedang mewabah ini kemungkinan berasal dari ular.
Meski demikian, seperti diungkapkan oleh Haitao Guo dari University of Pittsburgh in Pennsylvania yang menelaah studi ini, temuan tersebut masih berupa spekulasi dan membutuhkan eksperimen lebih lanjut.
Peter Rabinowitz dari University of Washington in Seattle juga sependapat.
Dia berkata bahwa kemiripan virus jenis baru dengan virus pada ular dan kelelawar mungkin bisa dijelaskan demikian: virus berasal dari ular, tetapi kemudian bergabung dengan virus pada kelelawar dan membentuk virus jenis baru yang sedang mewabah.
Dugaan Rabinowitz ini bukan sesuatu yang mustahil karena di pasar makanan laut Wuhan, ular memang biasa dikurung dalam jarak dekat dengan kelelawar.
Setelah bergabunglah, ujar Rabinowitz, virus corona jenis baru kemudian masuk ke pernapasan manusia.
"Ini baru spekulasi, tetapi jika virus ada pada sekresi atau feses ular, bisa jadi ia kemudian menguap dan dihirup (oleh manusia) jika ada cukup banyak ular dan cukup banyak manusia," katanya.
Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam Journal of Medical Virology. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dan di Kompas.com
Subscribe YouTube Channel Tribun Manado: