Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hari Raya Imlek

Dari Zaman Jepang sampai Gus Dur, Ini Sejarah Imlek di Indonesia!

Imlek selalu dirayakan dengan semarak oleh mayoritas masyarakat Tionghoa di Indonesia.

Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUN MANADO/FERNANDO LUMOWA
Peserta IM3 Collabonation Session berkolaborasi menciptakan konten kreatif Instagram kala photo hunting di Klenteng Ban Hing Kiong Manado, Jumat (01/11/2019). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Hari Raya Imlek atau Tahun Baru China tak lama lagi berlangsung.

Tepatnya pada 25 Januari 2020 akhir pekan ini.

Imlek selalu dirayakan dengan semarak oleh mayoritas masyarakat Tionghoa di Indonesia sejak era kepemimpinan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, 

Perayaan dilakukan di banyak kota besar.

Lengkap dengan lampu-lampu lampion dan pertunjukan barongsai serta liong bisa dilakukan di ruang terbuka.

Zaman pendudukan Jepang 

Jauh sebelum Gus Dur, pernah pada zaman pendudukan Jepang, imlek tahun 1943 dijadikan sebagai hari libur resmi.

Penetapan itu termaktub dalam Keputusan Osamu Seirei No 26 tanggal 1 Agustus 1943.

Inilah pertama kali dalam sejarah Tionghoa di Indonesia, di mana Imlek menjadi hari libur resmi.

Zaman kemerdekaan

Tomy Su Koordinator Masyarakat Pelangi Pencinta Indonesia, seperti dikutip dari

Harian Kompas (8/2/2005) menyebut, di masa awal revolusi, Pemerintah Republik Indonesia juga

mengizinkan perayaan tahun baru China oleh masyarakat Tionghoa.

Presiden Soekarno mengeluarkan maklumat boleh mengibarkan bendera kebangsaan Tiongkok dalam

setiap hari raya bangsa Tionghoa.

Pada tahun ajaran 1946/1947, tiga hari raya Tionghoa (Imlek, wafatnya nabi Konghucu, dan Tsing Bing) dijadikan hari libur resmi.

Orde baru

Kondisi berubah setelah meletusnya peristiwa G30S. Rezim Orde Baru dengan Inpres No 14/1967

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved