Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kepsek Gantung Diri di Tomohon

PESAN TERAKHIR Kepsek VP Sebelum Gantung Diri di Tomohon: Titip Kita pe Anak, Tolong Jaga pa Dorang

Velix sebelum gantung diri, sempat menghubungi adiknya melalui handphone dengan mengirim SMS.

Penulis: | Editor: Aldi Ponge
Tribun Manado/Rian Sekeon
jenazah kepsek VP yang gantung diri di Tomohon 

TRIBUNMANADO.CO.ID - VP  (47) meninggalkan pesan terakhir sebelum gantung diri di Kecamatan Tomohon Tengah, Kota Tomohon, Rabu (22/01/2020).  

VP merupakan kepala sekolah menengah pertama di Tabukan, Kabupaten Sangihe ini memilih gantung diri di pohon alvokad

VP padahal sudah merencanakan akan kembali ke kepulauan Sangihe pada Kamis besok hari.

VP sebelum gantung diri, sempat menghubungi adiknya melalui handphone dengan mengirim SMS yang bertuliskan:

"Tolong titip kita pe anak-anak deng tolong jaga akang pa dorang,".

Adik korban, Grisye P mengatakan sebelum kejadian korban sempat menghubungi dirinya.

"Jaga akang kita pe keluarga termasuk anak-anak neh ade," ungkapnya.

Grisye merasa tidak tenang dan segera menuju ke kediaman kakaknya di Tomohon, walaupun berada di Desa Minanga Kabupaten Mitra.

Ketika dalam perjalanan, mendengar kabar bahwa kakaknya sudah meniggal dunia akibat gantung diri.

"Saya sangat tidak percaya akan peristiwa ini,

karena sosok kakak saya sangat baik dan ramah bagi saudara-saudaranya dan kenapa peristiwa ini menimpa kami," ungkapnya

Gantung Diri di Pohon Alvokad

Tenny P, adik ipar korban mengatakan peristiwa pertama kali diketahui anak-anak sekitar yang melewati halaman rumah.

Mereka melihat ada seorang pria dalam keadaan tak bernyawa dengan posisi tergantung di atas pohon alpokad bagian belakang rumah.

"Setelah dicek oleh warga ternyata dia, setelah melakukan evakuasi untuk menurunkannya.

Kemudian langsung membawanya ke rumah sakit untuk dilakukan penanganan medis.

Ketika tiba di rumah sakit, apa daya nyawanya sudah tidak tertolong lagi," ujarnya

Istri Pingsan

Lety, sang Istri terlihat istri korban dalam keadaan histeris bahkan sudah beberapa kali pingsan.

Dia pingsan ketika memandang suaminya dalam keadaan terbujur kaku, tak bernyawa di RS Bethesda.

Ketika diwawancarai istri korban, belum bersedia memberikan keterangan karena masih syok.

Saat peristiwa gantung diri diketahui, warga pun di sekitar lokasi berusaha menolong korban untuk membawanya ke rumah sakit.

Ketika sesampainya di rumah sakit, nyawa korban sudah tidak bisa diselamatkan karena kondisi leher yang tercekik tali.

Sementara dari pihak kepolisian sudah berada di lokasi rumah sakit dan sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut. 

Jenazah Dibawa ke Mitra

Pelayat terus berdatangan untuk melihat keadaan jenasah akibat peristiwa gantung diri di Talete Dua.

Jenazah rencana akan dibawa ke kampung halaman di Desa Minangn, Kabupaten Minahasa Tenggara.

Keluarga di Tomohon akan mengadakam ibadah sekaligus pelepasan pada Rabu malam ini.

Pantauan Tribunmanado.co.id terlihat raut wajah istri, anak dan keluarga korban penuh kesedihan dan duka mendalam di balik peristiwa yang dialami suami, ayah dan saudara mereka.

Tangis dan air mata terus bercucuran di wajah istrinya dengan memegang erat tangan suaminya yang sudah terbaring kaku di dalam peti.

Ketika akan mewancarai istri dan kedua anak anaknya masih berada dalam kondisi lemah bahkan tak bisa berkata-kata.

Kompol Cilion Diar, Kapolsek Tomohon Tengah menyampaikan kepolisian masih dalam penyelidikan lebih lanjut terkait peristiwa ini. (Rian)

Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved