Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

DKI Jakarta

Jakarta Butuh Tri Rismaharini, Warga DKI Pindah ke Surabaya, PDIP: Apa Untungnya Bu Risma ke Ibukota

Dilansir TribunWow.com, Gembong Warsono mengklarifikasi ucapan Tri Rismaharini yang dianggap mengkritik soal banjir DKI Jakarta.

Editor: Frandi Piring
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Mencuat kabar Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akan mencalonkan diri di Pilkada 2022 DKI Jakarta, Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Gembong Warsono beri bantahan.

Dilansir TribunWow.com, Gembong Warsono mengklarifikasi ucapan Tri Rismaharini yang dianggap mengkritik soal banjir DKI Jakarta.  

Menurut Gembong Warsono, anggapan tersebut muncul karena warga Jakarta kini tengah diresahkan dengan sejumlah permasalahan.

Satu di antaranya yakni bencana banjir yang kerap merendam wilayah ibu kota itu.  

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berkunjung ke Redaksi Tribun Network di Palmerah, Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berkunjung ke Redaksi Tribun Network di Palmerah, Jakarta, Kamis (21/11/2019). (TRIBUN/DANY PERMANA)

Hal itu disampaikan Gembong Warsono melalui tayangan YouTube Talk Show tvOne, Minggu (19/1/2020).

Mulanya, Gembong membantah adanya manuver politik yang dilakukan Risma untuk melenggang ke Pilkada DKI Jakarta.

"Enggak, Bu Risma kan memang gayanya seperti itu," ucap Gembong.

Menurutnya, Risma hanya menceritakan fakta soal banyaknya warga DKI Jakarta yang pindah ke Surabaya.

"Beliau hanya cerita soal ada warga Jakarta yang berpindah ke Surabaya," ujar Gembong.

Gembong pun meyakini pernyataan yang disampaikannya itu adala fakta.

"Valid, kenapa saya kayakan valid? Bu Risma cerita properti di Jawa Timur kenaikan tertinggi se Indonesia."

Disebutnya, banyak peminat properti di Jawa Timur adalah warga Jakarta.

Ia menyatakan, banyak warga Jakarta yang justru tertarik untuk tinggal di Surabaya.

"Datanya di situ, lah kenapa propertinya naik? Karena peminatnya tinggi," ujar Gembong.

"Peminatnya salah satunya dari Jakarta."

Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Gembong Warsono
Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Gembong Warsono (Youtube Talkshow tvOne)

Lantas, Gembong mengungkap alasan mengapa banyak warga Jakarta yang tertarik tinggal di Surabaya.

"Ketika Bu Risma ditanya kenapa orang Jakarta banyak? Di Jakarta banyak orang pindah ke Surabaya (karena) anaknya asma," kata Gembong.

"Ternyata setelah tinggal di Surabaya asmanya sembuh."

Terkait pernyataan Risma itu, Gembong membantah jika sang wali kota berusaha menyerang kepemimpinan Anies Baswedan di DKI Jakarta.

"Enggak lah, ngapain nyerang Jakarta? Opo untunge (apa untungnya -red) Bu Risma nyerang Jakarta, kan gitu," ujar Gembong.

Sekali lagi, Gembong menegaskan Risma tak sedang melakukan manuver politik agar bisa maju di Pilkada DKI Jakarta 2022 mendatang.

"Enggak, enggak ada (manuver politik)," kata Gembong.

"Iya, itu di dalam forum kan, sama aja ketika Anda cerita ke teman-temannya kan gitu aja."

Justru, Gembong menyebut warga DKI Jakarta tengah sensi karena belum lama ini terendam banjir.

"Karena sensi betul Jakarta ini, sensitifitasnya sangat tinggi karena Jakarta sedang ada masalah," ujarnya.

"Itu loh persoalannya."

Ia menambahkan, pernyataan Risma itu ramai diperbincangkan karena disampaikan saat warga DKI Jakarta tengah dilanda musibah.

"Coba kalau itu disampaikan tiga bulan yang lalu ketika masih musim panas, mungkin enggak akan sepanas sekarang," terang Gembong.

"Karena Bu Risma itu cerita waktu musim hujan waktu warga Jakarta sedang gundah gulana."

Simak video berikut ini menit ke-4.50:

Anies Baswedan Pemimpin yang Buruk

Sebelumnya, Aktivis Pengkritik Anies Baswedan, Ade Armando mengakui adanya unsur politik dalam setiap hujatan yang diarahkan pada Gubernur DKI Jakarta itu.

Dilansir TribunWow.com, Ade Armando bahkan terang-terangan menyebut Anies Baswedan sebagai pemimpin yang buruk.

Menurutnya, banjir yang merendam wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya menjadi bukti Anies Baswedan bukanlah pemimpin yang baik.

"Apapun yang dilakukan Anies Baswedan itu tidak bisa lepas dari politik," ucap Ade dikutip dari YouTube Kompas TV, Minggu (19/1/2020).

"Dan ini kan bukan sesuatu yang berdiri sendiri."

Ade pun menyinggung soal anggaran lem Aibon DKI Jakarta yang sempat menjadi kontroversi.

"Sebelumnya kita sudah ramai dengan anggaran Jakarta yang enggak masuk akal, Aika Aibon misalnya," kata Ade.

"Itu menunjukkan betapa buruknya pemerintahan Pak Anies."

Dosen Universitas Indonesia, Ade Armando
Dosen Universitas Indonesia, Ade Armando ((Akhdi Martin Pratama))

Terkait banyaknya hujatan dan tuntutan agar Anies Baswedan mundur dari jabatan, Ade mengakui adanya unsur politis.

Bahkan, menurut Ade hal itu menjadi bukti bahwa Anies Baswedan bukanlah pemimpin yang baik.

"Kemudian kalau ditanya apakah ini politis? Iya dong, itu enggak bisa dibantah," ujar Ade.

"Mengakui lah, itu menunjukkan bahwa Anda (Anies Baswedan) pemimpin yang buruk."

Lantas, Ade menyinggung soal dana pembangunan DKI Jakarta yang sangat besar.

Ia juga menyoroti Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Jakarta.

Menurut Ade, keberadaan TGUPP justru hanya menghabis-habiskan anggaran DKI Jakarta.

"Anda (Anies Baswedan) itu sudah dibiayai dengan dana yang sangat besar," kata Ade.

"Anda (Anies Baswedan) punya TGUPP yang 73 orang dengan berapa miliar itu."

Ade menambahkan, kritikan yang banyak diarahkan ke Anies Baswedan itu menunjukkan bahwa sang gubernur tak bekerja dengan baik.

"Itu Anda harusnya bekerja dengan sangat baik karena ini uang rakyat," ujar Ade.

"Karena ini tidak dilakukan dengan baik maka memang perlu dikritik."

(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved