Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Banjir Jakarta

Sabtu 18 Januari 2020 Jakarta Kembali Dilanda Banjir, Anies: Seluruh Jajaran Kita Posisinya Standby

Hujan deras yang mengguyur DKI Jakarta sejak Jumat 17 Januari 2020, mengakibatkan banjir di sejumlah titik Sabtu (18/1/2020).

Editor: Rizali Posumah
(wartakota.tribunnews.com)
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Hujan deras yang mengguyur DKI Jakarta sejak Jumat 17 Januari 2020, mengakibatkan banjir di sejumlah titik Sabtu (18/1/2020).

Di antara wilayah yang terkena banjir yakni Kemandoran, Kampung Pulo, dan Slipi.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan langsung meninjau sejumlah lokasi banjir.

"Seluruh jajaran kita posisinya standby dan begitu ada permasalahan mereka langsung ke lapangan," ujar Anies Baswedan, dilansir kanal YouTube KompasTV.

Saat meninjau di Kemandoran, Anies menyampaikan ada tanggul yang rusak mengakibatkan terjadinya banjir.

"Ada tanggul yang rusak, kemudian air dari kanal melimpah, dilakukan penyedotan dan penambalan," tutur Anies. 

Anies menuturkan saat ini dirinya sedang meninjau di beberapa lokasi yang terkena banjir.

Banjir di depan Universitas Atma Jaya Jakarta pada Sabtu (18/1/2020) pagi.
Banjir di depan Universitas Atma Jaya Jakarta pada Sabtu (18/1/2020) pagi. (Twitter/@taminotohutomo)

Ia juga memastikan banjir yang melanda Jakarta cepat ditangani.

"Jadi sekarang saya keliling di beberapa lokasi yang di situ ada kejadian-kejadian."

"Kita ingin memastikan bahwa cepat bisa diperbaiki," jelas Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

 Wali Kota Hadiri Konsultasi Penjabaran Program Tahunan GMIM, Ratusan Pemuda Sinode Diberi Nasihat

Peringatan Dini Bencana ala Anies Baswedan

Diberitakan sebelumnya, kebijakan yang direncanakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali menuai polemik.

Polemik itu terkait rencana penambahan pengeras suara atau toa, yang akan digunakan Pemprov DKI sebagai sistem peringatan dini banjir.

Sebelumnya, Pemprov DKI dikabarkan menganggarkan dana hingga lebih dari Rp 4 miliar untuk membeli enam set pengeras suara.

Gubernur DKI Jakarta Anies menerangkan cara kerja pengeras suara yang rencananya akan dibagikan ke kelurahan.

Anies Baswedan mengaku dalam beberapa hari disibukkan dengan review SOP yang selama ini berlaku.

"Dan salah satu hal yang akan diterapkan baru adalah bila ada kabar, maka pemberitahuannya langsung ke warga," kata Anies Baswedan yang dikutip melalui tayangan YouTube Kompas TV, Jumat (17/1/2020).

Ia menegaskan, dengan adanya pengeras suara, informasi yang dibagikan ke masyarakat tidak melalui sebuah jenjang pemerintahan.

 Olly Sebut Kader PDIP di Sulut Rindu Suara dan Arahan Ketua

"Jadi Kelurahan (tidak) ke RW, ke RT. Tapi langsung ke masyarakat, berkeliling menggunakan toa," terang Anies Baswedan.

Penggunaan toa itu bertujuan untuk memberitahukan semua warga.

Menurut Anies, waktu banjir mengepung DKI Jakarta, informasi yang disampaikan tidak langsung sampai ke warga.

Informasi yang disampaikan juga melalui gawai, akibatnya banyak warga yang tidak mendapat informasi update soal bencana banjir yang terjadi di awal tahun 2020 ini.

Diketahui, DKI Jakarta saat ini sudah memiliki 15 alat pengeras suara yang berada di beberapa wilayah.

Presiden Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat suara terkait penyelesaian banjir yang melanda di Provinsi DKI Jakarta.

Jokowi menegaskan, penanganan banjir di Jakarta memerlukan koordinasi dan kerja sama dari berbagai pihak.

"Kan sudah saya rapatkan, penanganan ini dari hulu sampai hilir itu harus satu garis," kata Jokowi yang dikutip dari laman BNPB, Jumat (17/1/2020).

 Gubernur Ini Traktir 24.000 Warganya Makan Durian, Sebanyak 10 truk di Bagikan Gratis

Ia menambahkan, dalam penanganan banjir di Jakarta, tidak dapat dikerjakan secara perorangan.

Pemerintah telah mengupayakan pengendalian banjir di Ibu Kota dengan membangun bendungan di bagian hulu.

Diketahui, dengan adanya bendungan tersebut debit air sungai Ciliwung dapat dikendalikan.

Adanya bendungan juga dapat digunakan sebagai rehabilitasi hutan, terutama di daerah rawan longsor.

"Jika daerah tangkapan hujan di sana tidak diperbaiki, run off water masuk ke bawah akan semakin banyak, baik itu ke Bekasi, Jakarta, maupun ke Banten. Problemnya ada di situ," terang Jokowi.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Subscribe Youtube Tribun Manado Official

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved