Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

INFO BNPB

INFO BNPB: Tiga Gunung Api Indonesia Berstatus Siaga Level III, Imbau Masyarakat Update Informasi

Tiga gunung api di wilayah Indonesia hingga kini masih berstatus level III atau 'siaga'.

Editor: Rizali Posumah
tribun manado/alpen martinus
Ilustrasi: Gunung Karangetang. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - BNPB menginformasikan, saat ini ada tiga gunung api di wilayah Indonesia berstatus level III atau 'siaga'.

Gunung tersebut yakni Gunung Karangetang di Sulawesi Utara, Gunung Sinabung di Sumatera Utara, dan Gunung Agung di Bali.

Dilansir bnpb.go.id, otoritas kegunungapian, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah terkait potensi ancaman bahaya erupsi setiap gunung api tersebut.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo dalam rilisnya mengungkapkan masyarakat untuk selalu mengupdate informasi terbaru.

"BNPB mengimbau masyarakat yang berada di wilayah gunung api tersebut untuk selalu memantau informasi, khususnya dari otoritas terkait, yaitu PVMBG maupun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat," ungkapnya.

Status Gunung Api di Inonesia, Jumat (17/1/2020)
Status Gunung Api di Inonesia, Jumat (17/1/2020) (bnpb.go.id)

Karakter Masing-masing Gunung

Rekomendasi yang diberikan PVMBG dapat dilihat adanya karakter ancaman yang berbeda di setiap gunung api.

"Misal, Gunung Karangetang, PVMBG merekomendasikan masyarakat atau wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas pada zona prakiraan bahaya," ungkapnya.

Zona prakiraan bahaya tersebut yakni 2,5 km dari puncak kawah Dua (Kawah Utara) dan Kawah Utama (selatan) serta area perluasan sektoral dari Kawah Dua kea rah Barat Laut – utara sejauh 4 km, serta dari kawah utama sejauh 3 km ke arah barat.

Gunung Karangetang
Gunung Karangetang (Istimewa)

PVMB memberikan imbauan melalui pemerintah daerah terkait dengan Gunung Sinabung di Sumatera Utara.

Masyarakat dan pengunjung Gunung Sinabung diimbau untuk tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi.

Selain itu pada lokasi di dalam radius radial 3 km dari puncak Gunung Sinabung.

Serta radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur-utara.

Agus Wibowo mengungkapkan orang yang bukan asli daerah sekitar gunung api mungkin akan kesulitan apabila berada di lokasi sekitar gunung.

"Meskipun mengetahui narasi terkait rekomendasi (imbauan) di atas," ujarnya.

Agus Wibowo menyebut hal itu disebabkan secara spasial tidak mengetahui persis lokasi tempat berada.

"Berapa jauh dari radius berbahaya yang telah direkomendasikan otoritas resmi. Oleh karena itu, hal terpenting bagi masyarakat atau pun pengunjung untuk selalu berkoordinasi apabila melakukan aktivitas di sekitar gunung api," ucapnya.

Agus Wibowo mengungkapkan tidak ingin ada peristiwa seperti Gunung Api Pulau Putih di Selandia Baru terjadi di Indonesia.

"Gunung api Pulau Putih yang tiba-tiba meletus tanpa peringatan dan menyebabkan jatuhnya korban jiwa," ungkapnya.

 Menurut Agus Wibowo, potensi erupsi gunung api di Indonesia cukup besar.

"Di Indonesia, potensi bahaya erupsi gunung api mengancam sekitar 1,2 juta populasi di 75 kabupaten/kota," ungkapnya.

Maka dari itu, Agus Wibowo menyebut kesiapsiagaan selalu menjadi tumpuan bagi setiap individu untuk terhindar dari ancaman bahaya.

"Di sisi lain, belajar dari penanganan erupsi gunung api, Indonesia memiliki banyak praktek baik maupun pembelajaran."

"Seperti konteks erupsi Gunung Kelud 2014, puluhan ribu warga berhasil selamat dengan evakuasi mandiri pascaerupsi eksplosif saat itu," ungkapnya.

Selain itu, Agus Wibowo juga mengungkapkan bagaimana komunitas warga bernama Pasebaya di Kabupaten Karangasem menggunakan handheld transceiver atau HT untuk mengedukasi warga di sekitar Gunung Agung.

"Atau, pemanfaatan InaRISK yang berbasis android dan ios untuk mengetahui potensi ancaman bahaya erupsi gunung api," jelasnya.

Agus Wibowo menyebut Indonesia memiliki 127 gunung api aktif.

"Dari jumlah tersebut tidak ada gunung api berstatus level IV atau 'awas'. Level tersebut merupakan status tertinggi terkait menyikapi potensi ancaman erupsi gunung api," ujarnya.

Gunung Api Taal di Filipina Erupsi

Diketahui sebelumnya Gunung Taal yang berada di Filipina mengalami erupsi, Minggu (12/1/2020).

Peristiwa letusan Gunung Taal bahkan menghebohkan dunia.

Lantaran, kejadian meletusnya Gunung Taal diikuti dengan kilatan petir menyambar atau petir vulkanik.

Setidaknya ada 10 ribu orang dilaporkan mengungsi.

Lokasi gunung tersebut berada di sebelah selatan Kota Manila, Filipina.

Namun, erupsi gunung api tersebut tidak mempengaruhi kondisi gunung api di Indonesia.

Hal itu disampaikan Kasubbid Mitigasi Gunungapi Wilayah Timur, Badan Geologi Dr Devy Kamil Syahbana.

Devy mengungkapkan Gunung Api Taal merupakan bagian dari ring of fire seperti halnya gunung api di Indonesia.

"Namun demikian, tidak ada hubungan langsung antara aktivitas Taal dengan gunung api lain di Indonesia karena setiap gunung api memiliki dapur magma sendiri-sendiri," ujar Devy kepada Tribunnews, Senin (13/1/2020).

Artinya, erupsi Gunung Taal tidak akan berdampak pada gunung api di Indonesia.

Sementara itu, hujan abu vulkanik dari letusan Gunung Taal memiliki potensi yang sangat rendah untuk sampai di wilayah Indonesia.

"Saya pikir hujan abu saat ini potensinya masih rendah untuk jatuh di wilayah Indonesia karena distribusi abu juga dominan ke Timur. Wilayah yg terkena hujan abu masih di Filipina," jelasnya.

Diketahui atas erupsi tersebut sejumlah penerbangan baik dari dan ke Filipina terganggu.

(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P)

Tak Punya Uang Bayar Biaya Pemakaman, Pria Ini Bingung Kuburkan Bayinya, Meninggal saat Baru Lahir

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tiga Gunung Api Indonesia Berstatus Siaga Level III, BNPB Imbau Masyarakat Selalu Update Informasi.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved