Bank Dunia
Rekam Jejak Mari Pangestu, Senior Berkelas, Jagoan Jokowi yang Jadi Direktur Pelaksana Bank Dunia
“Kami sangat senang menyambut Mari ke Bank Dunia dalam peran baru yang kritis ini bagi institusi,” kata Malpass.
Dia dan terus aktif dengan Dewan Kerjasama Ekonomi Pasifik (PECC), Forum Ekonomi Dunia Davos (termasuk di berbagai Dewan Agenda Global), Forum Boao China untuk Asia, Panel Ekonom Asia dan banyak forum kepemimpinan internasional lainnya.
Mari Elka juga pernah bertugas di berbagai dewan perusahaan seperti Astra International.
Selain itu Mari Elka juga merupakan dosen di Universitas Indonesia dan merupakan co-Coordinator Task Force on Poverty and Development untuk United Nations Millenium Project.
Saat ini ia adalah dewan pimpinan UN Sustainable Development Solutions Network (SDSN), Equal Access Initiative, ANU, dan anggota Women International Council on Women’s Business Leadership.
Mari Elka bekerja dengan Jeffrey Sahcs pada Tinjauan Sekjen PBB Millen-nium Development Goals (MDGs) Review (2003-2005).
Sebagai Menteri Perdagangan ia memainkan peran aktif dalam WTO; memprakarsai berbagai pertemuan Menteri Perdagangan; dan memberikan kepemimpinan dalam kerja sama regional di ASEAN pada 2011, dan di APEC.
Mari Elka menjadi ketua WTO Group-33 (2005-2011), kandidat Direktur Jenderal WTO (2013), memimpin (1987 – 2003) kerja sama antarkawasan untuk Asia Pacific Cooperation Council (APEC) dan ASEAN.
Pada Agustus 2013 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan Mari Elka Pangestu dengan Bintang Mahaputera Adipradana (Bintang Kehormatan Adipradana Mahaputera).
Sebuah penghargaan untuk mereka yang memberikan layanan hebat bagi bangsa dan negara.
Pada Desember 2014 ia dianugerahi "pencapaian seumur hidup dalam kepemimpinan" penghargaan selama Forum Perusahaan Cina Dunia di Chongqing Cina.
Tak lagi menduduki posisi di pemerintahan, Mari Elka berkecimpung di dunia organisasi non profit.
Perempuan yang mendapatkan ijazah S2 dari Australia National University itu merupakan presiden dari United in Diversity yang didirikan pada 2003 lalu.
Perempuan yang menjadi Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia itu juga berada di jajaran direktur lembaga think tank ternama Indonesia, Center of Strategic and International Studies, yang berkantor di Jakarta.
Di IMS sendiri, akan berada di atas panggung bersama dengan Vice CEO PT Pan Brothers Tbk Anne Patricia Sutanto, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Grace Natalie, dan Vice President Unilever Indonesia Hernie Raharja.
Dengan tema "Against The Odds: Charting Your Path as a Woman", Mari Elka berbicara tentang bagaimana perjuangan perempuan untuk mencapai posisi-posisi strategis yang selama ini masih didominasi oleh laki-laki.