Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tim Temukan 1 Jenazah Tertimbun Longsor, Bupati Jabes Update Data Korban

Hingga Minggu (5/1/2020), 3 orang terdata meninggal dunia pada bencana banjir dan tanah longsor di Desa Lebo, Kecamatan Manganitu

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Tribun Manado/Jufry Mantak
Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe Jabes Gaghana Sabtu (4/1/2020) meninjau langsung lokasi bencana banjir bandang dan tanah longsor 

“Saya bawa berita pagi hari ini, tempat paling aman tidak harus kaluar atau meninggalkan Sangihe tetapi tinggal bersama dengan Tuhan. Jangan kita pernah mencari perlindungan di luar Tuhan. Kalaupun korban selamat hari ini masih beribadah dengan kita, itu semua karena Tuhan,” katanya.

Lanjut dia, Daud dalam segala keberadaan hidupnya yang paling disegani di Israel, tetapi apa katanya hanya dengan Allah saja aku tenang. “Diluar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa. Dekatkan dirimu kepada Tuhan, kita akan aman dalam perlindungannya,” katanya.

Daftar Rincian Harga BBM di 34 Provinsi Tahun 2020: Pertalite, Dexlite, Pertamax hingga Solar

Ada kesaksian seorang ibu yang selamat di tengah bencana alam pada ibadah itu. Pendeta Yenny Punoindoong Ratu sebagai gembala GPdI mengatakan, semua jemaat yang rumahnya rusak, diberikan kesempatan membawakan puji-pujian yang berjudul semua baik.

“20 anggota jemaat yang berdiri dan membawakan pujian, ada yang memakai pakaian biasa, tidak pakai sendal dan ada yang hanya sendal karena harta benda mereka hilang. Tetap kuat di dalam Tuhan, tidak melihat ini sesuatu dalam bentuk hukuman Tuhan tetapi yakin kepada Tuhan dia yang berdaulat sepenuhnya," katanya. Terlihat juga yang hadir dari anggota TNI dan Polri Kapolsek Manganitu juga hadir Iptu Jouber Johanis.

Oma Olha selesai mengikuti ibadah Minggu raya di GPdI Solagratia Lebo
Oma Olha selesai mengikuti ibadah Minggu raya di GPdI Solagratia Lebo (TRIBUN MANADO/Jufry Mantak)

Tuhan Tolong Saya Belum Siap Meninggal

Ada banyak kesaksian hidup dari bencana banjir dan tanah longsor di Desa Lebo, Kecamatan Manganitu, Kabupaten Kepulauan Sangihe.

Seperti kisah haru biru Oma Olha Manihai (70) yang selamat dari bencana. Ketika ditemui tribunmanado.co.id, selesai mengikuti ibadah Minggu di GPdI Solagratia Lebo, Oma Olha menceritakan, bahwa sebelum peristiwa itu terjadi, awalnya dia sendiri dalam rumah.

"Pagi itu, saya sendiri di dalam rumah, tiba-tiba langsung banjir bandang kena di rumah saya," ujar Oma Olha, yang saat ini belum bisa berdiri dari tempat duduk.

Lanjutnya, ketika banjir bandang, menghanyutkan rumahnya, dia ikut hanyut di sungai. "Saya hanyut bersama rumah saya. Dan saat itu, saya memeluk batang pohon pisang, hingga batang pohon pisang itu tersangkut di jembatan," ucapnya.

Tambahnya, seketika itu, dirinya ditolong warga setempat dan anggota Polri serta TNI. "Saya diangkat oleh polisi pakai kursi dan bambu dan dibawa ke Pastori GPdI Solagratia," katanya.

Oma Olha masih penasaran, dengan dirinya yang sudah hanyut, tapi masih bisa selamat. "Saya tidak tahu bagaimana saya bisa selamat, sementara tubuh saya sudah hanyut bersama batang pohon pisang, tapi saya percaya, ini semua karena pertolongan Tuhan," katanya.

Tak kalah haru, Yulce Makawimbang (50) seorang janda suaminya sudah meninggal kurang lebih empat tahun. Anaknya ada empat orang yang satunya di Jayapura, yang tiga bersamanya yang dua sudah menikah. Kedua anaknya yang sudah menikah yang bersamanya masing-masing memiliki satu orang anak.

Jadi keseluruhan mereka di rumah ada delapan orang saat kejadian. Ia menceritakan waktu kejadian mereka sekeluarga sudah bangun dari tidur.
Yulce, katakan air mulai naik, lalu dia sampaikan kepada anak-anaknya agar mengambil sepotong papan untuk menghalangi air yang masuk kedalam rumah.

Tapi semakin lama airnya semakin banyak, lalu ia menyuruh anak dan cucunya agar segera lari. Yulce masih di depan rumah bersama anaknya yang laki bungsu melihat rumah roboh dan terbawa arus. Kemudian mereka berdua terbawa arus sampai ke laut.

Ketika diseret arus, dia tidak hilang kesadaran, lalu dia berteriak Tuhan tolong. "Tuhan tolong, Tuhan saya belum siap meninggal karena anak-anak masih kecil masih butuh orang tua," katanya
meneteskan air mata.
Ia bersyukur sampai di pantai tidak pingsan dan langsung duduk di batu lalu anaknya memanggil. "Mama di mana" kata dia menirukan apa yang disampaikan sang anak.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved