Malam Tahun Baru
Malam Tahun Baru 2020: Daerah Ini Tidak Rayakan Pergantian Tahun dengan Pesta Kembang Api, Kenapa?
Cara ini kemudian dirasa tidak tepat lagi di tengah situasi daerah yang sedang giat-giatnya membangun.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut daerah yang tidak akan merayakan pergantian tahun 2020 dengan pesta kembang api.
Keputusan ditetapkan oleh pemerintah setempat dengan alasan tertentu. Kenapa?
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menegaskan tidak akan merayakan malam pergantian tahun 2019-2020 dengan petasan dan kembang api.
Pemkab merayakan dengan cara berbeda yakni menggelar pertunjukkan seni budaya di Taman Budaya Kulon Progo. Sendratari Sugriwa Subali disiapkan sebagai puncak penyambutan Tahun Baru 2020.
"Kalau dulu dar der dor di alun alun, sekarang kita fokus ke taman budaya," kata Kepala Dinas Kebudayaan Kulon Progo, Untung Waluyo, Senin (30/12/2019).
Pesta kembang api dan petasan pernah digelar di perayaan serupa pada tahun-tahun lalu. Semua terfokus di alun-alun Wates. Warga Kulon Progo tumpah ruah di sana.

Untung mengatakan, perayaan tanpa hingar bingar sengaja dilakukan di tahun ini. Gelaran pesta kembang api dan petasan tentu memerlukan biaya.
Cara ini kemudian dirasa tidak tepat lagi di tengah situasi daerah yang sedang giat-giatnya membangun.
"Kita mencoba mengingat situasi kondisi dan keuangan. Semangatnya adalah instrospeksi diri yang sedang membangun dan prihatin bersama," kata Untung.
Ikon Kulon Progo
Dipilihlah gelar seni budaya Sendratari Sugriwa Subali karena merupakan ikon Kulon Progo.
Warga memiliki kebanggaan atas sendratari ini. Biasanya, sedratari menyedot warga datang untuk menonton pertunjukkan ini.

Dalam pelaksanaan nanti, Untung mengungkapkan, sendratari tidak seperti biasa karena melibatkan anak-anak dan remaja saat pentas.
Tidak hanya penari, tetapi mereka yang menabuh gamelan hingga kendang adalah anak-anak dan remaja.
"Selain itu untuk menambah kesinambungan dengan anak-anak," kata Untung.
Selain sendratari juga berlangsung pagelaran seni juga dilakukan berupa campur sari. Setelah acara selesai, mereka menutup dengan pagelaran wayang semalam suntuk di sana.
Semua berlangsung sejak pukul 19.00 WIB hingga memasuki 1 Januari 2020. Sekitar 200 orang terlibat dalam persiapan hingga pementasan nanti.
Jualan Kembang Api Sepi Pembeli
ET (59), salah satu pedagang kembang api di Kairagi, Mapanget, Manado mengeluhkan sepinya pembeli.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tahun ini omzet yang ia raih hanya sedikit.
"Sehari paling tinggi cuma Rp 500 ribu. Kalau Natal kemarin ya lumayan, bisa Rp 3 jutaan," akunya, Minggu (29/12/2019).

Ia menambahkan bahwa tahun lalu Natal saja ia bisa memperoleh omzet paling tidak Rp 5 juta.
Menurutnya hal ini disebabkan karena bertambahnya penjual kembang api setiap tahun.
"Sekarang kan saingan juga banyak, barang dari pusat juga kosong-kosong karena pendistribusiannya semakin menyebar," ujar perempuan asli Manado ini.
Pembelinya yang rata-rata adalah anak-anak kecil juga menjadi salah satu penyebabnya.
Anak-anak tersebut biasanya membeli kembang api yang memang dikhususkan untuk anak kecil seperti kembang api bawang putih, torre, lilin, dan air mancur yang harganya tidak seberapa.
"Kalau buat anak-anak saya buka eceran aja harganya sekitar Rp 2 ribu sampai Rp 5 ribu rupiah, sehari dapat berapa," tutupnya.
Namun ia masih menaruh harapan bisa mendapatkan keuntungan lebih di tanggal 30 dan 31 Desember 2019 yang biasanya pembeli paling ramai pada tanggal tersebut.