Megawati: Panglima TNI Perempuan Why Not, Mahfud: Konstitusi Tak Bedakan Gender
Kedudukan laki-laki dan perempuan sama di mata hukum. Karenanya, bisa saja suatu saat Panglima TNI dijabat oleh perempuan.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Sigit Sugiharto
Panglima TNI, why not perempuan," kata Megawati.
Sepanjang 74 tahun Indonesia merdeka, Indonesia pernah memiliki presiden perempuan dan ketua Dewan Perwakilan Rakyat perempuan.
"Artinya, ke bawah boleh, dong. Betul atau tidak," tambah presiden kelima Republik Indonesia itu.
Megawati Soekarnoputri menyoroti dominasi kaum pria di posisi ketua DPR.
Sebelum Puan Maharani, anak Megawati, menjabat sebagai ketua DPR periode 2019-2024, posisi ketua lembaga legislatif tersebut sudah sebanyak 22 kali dijabat oleh kaum pria.
"Ibu-ibu tahu. Berjalannya republik ini, ini ke-23 kali dan pertama seorang ibu (menjadi, red) ketua DPR.
Yang 22 kali itu kaum pria, dominasi pria kuat sekali," kata dia.
Puan Maharani dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mendapatkan 450 ribu suara di pemilihan legislatif (pileg) 2019.
Ini merupakan perolehan suara terbanyak seorang calon anggota legislatif.
Megawati menyoroti naik-turun partisipasi perempuan di bidang politik.
Padahal, aturan 30 persen perempuan berpartisipasi di parlemen sudah dirumuskan sejak zaman Megawati masih menjabat sebagai presiden.
"Tiga puluh persen besar. Apakah perempuan bersedia di bidang politik?
Pada kenyataan, sampai hari ini capaian itu sulit. Ada yang katakan baru sampai 20 persen.
Meskipun ada kenaikan, tetapi bagi saya seorang wanita yang berkecimpung di politik (partisipasi perempuan di parlemen, red) itu naik-turun dan ini persoalan bersama.
Bagaimana menjalankan tata pemerintahan tanpa ada kaum perempuan," tambahnya.