Hari Ibu
Kisah Pilu di Balik Lahirnya Peringatan Hari Ibu, Pencetusnya Sempat Kecewa hingga Meninggal Tagis
Hari Ibu awalnya merupakan ungkapan berkabung bagi para perempuan yang ditinggal oleh suaminya semasa perang dunia.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Bangsa Indonesia merayakan Hari Ibu pada 22 Desember.
Perayaan hari ibu ditetapkan berdasarkan keputusan Presiden Soekarno No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928.
Peringatan Hari Ibu dikenal di berbagai negara di belahan dunia lain.
Ada yang merayakannya pada Februari, Maret, Mei, Juni dan Oktober.
Sebuah hari yang istimewa bagi perempuan yang selalu menggambarkan ungkapan kasih dan kebahagiaan.
Para anak -baik tua maupun muda, berlomba-lomba menyampaikan ungkapan kasih dan sayangnya kepada sang ibu. Salah satunya tentu lewat media sosial.
Namun, adakah yang tahu sejarah di balik peringatan ini?
Awal mula Hari Ibu bukanlah momen untuk mengungkapkan kasih sayang atau rasa terimakasih pada orang yang melahirkan kita.
Ada kisah kelabu di balik perayaan Hari Ibu.
Hari Ibu awalnya merupakan ungkapan berkabung bagi para perempuan yang ditinggal oleh suaminya semasa perang dunia.
Adalah Anna Jarvis yang dianggap sebagai orang pertama yang membuat Hari Ibu menjadi populer.
Perayaan Hari Ibu berawal dari tahun 1850-an, ketika Ana Jarvis dengan organisasinya yang bernama Ann Reeves Jarvis menggelar acara Hari Ibu dengan mendirikan klub kerja.
Kelompok kerja itu mengemban misi untuk memperbaiki sanitasi dan menurunkan angka kematian bayi.
Kelompok yang dibentuk oleh Anna mencoba menekan angka kematian bayi dengan melawan penyakit, dan mengurangi pencemaran pada susu.
Menurut sejarawan Katharine Antolini dari West Virginia Wesleyan College, kelompok tersebut juga merawat tentara -dari kedua belah pihak, yang terluka selama Perang Saudara di AS, dari tahun 1861-1865.