Nasional
Mobil Melaju Kencang Dari Pandaan Menuju Malang, Ini Kata Polisi Terkait Kecelakaan di Jalan Tol
kecelakaan ini bermula saat Kijang Innova Nopol N 1261 DX yang dikemudikan Moh Izza Arroziq (22), sopir Gus Hilman Wajdi melaju dari arah Pandaan
TRIBUNMANADO.CO.ID - Gus Hilman, Putra almarhum KH Hasyim Muzadi dikabarkan telah meninggal dunia. Dan inilah penyebabnya. Simak juga kronologi lengkap kecelakaan di Tol Malang - Pandaan, Rabu pagi 18 Desember 2019.
Mobil yang ditumpangi almarhum Gus Hilman ringsek akibat kecelakaan di jalan tol pagi itu.
Akhirnya kecelakaan yang menewaskan putra KH Hasyim Muzadi, Gus Hilman Wajdi di tol Malang-Pandaan, Rabu (18/12/2019) pagi terungkap.
Kecelakaan ini tepatnya terjadi di KM 62 - 63 jurusan Pandaan - Malang,Desa Sukorejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan.
Kecelakaan ini melibatkan dua kendaraan yakni Kijang Innova Nopol N 1261 DX, dan Truk Nopol BK 8006 DV.
Gus H. Hilman Wajdi berada di mobil Innova.
Berikut fakta-fakta yang diungkap polisi:
1. Mobil Melaju Kencang
Dari keterangan kepolisian, kecelakaan ini bermula saat Kijang Innova Nopol N 1261 DX yang dikemudikan Moh Izza Arroziq (22), sopir Gus Hilman Wajdi melaju dari arah Pandaan menuju Malang.
"Kami masih melakukan penyelidikan, namun dugaan kuat sopir kendaraan kijang Innova kurang berhati - hati dan menjaga jarak dengan kendaraan di depannya," kata Kasatlantas Polres Pasuruan AKP Bayu Halim.
Ia menjelaskan, kendaraan ini melaju dengan kecepatan tinggi di lajur lambat.
2. Menyalip, tak jaga jarak
Setelah itu, menyalip kendaraan yang ada di lajur cepat.
Sesampainya di lokasi, dugaan kuat kendaraan ini kurang menjaga jarak.
"Akibatnya, menabrak dari belakang kendaraan truk Nopol Bk 8006 DV yang dikemudikan Pujiarno. Truk ini juga berjalan searah dengan kendaraan kijang Innova tadi," jelasnya.
3. Sopir truk tak luka
Kasat menerangkan, untuk sopir truk tidak mengalami luka sedikit pun. Akan tetapi, sopir kijang Innova mengalami luka di pinggang dan memar di sejumlah tubuhnya.
Sedangkan, Gus Hilman Wajdi, kata Kasat, mengalami luka robek di kepala bagian belakang.
Tangan kanan lecet. Keduanya dibawa ke RS Lawang Medika, Lawang, Malang.
"Insiden ini membuat satu orang meninggal dunia, yakni penumpang kendaraan kijang Innova (H Hilman Wajdi),"ungkapnya.
4. mobil rusak parah
Bayu, sapaan akrab Kasatlantas menjelaskan, pihaknya masih akan terus menyelidiki penyebab utama kecalakaan ini.
Sementara itu, Kendaraan kijang innova Nopol N 1261 DX mengalami rusak pada bodi samping kiri sampai belakang. Ringsek, dan kaca depan pecah.
Sedangkan, kendaraan truk Nopol BK 8006 DV mengalami rusak pada bak belakang pojok kanan desok, slebor roda belakang bengkok, dan pengaman samping bengkok.
Kabar Duka
Sebelumnya, kabar meninggalnya pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al- Hikam Malang ini tersiar dari sejumlah whatsApp grup pengajian Nahdatul Ulama.
Berikut isi lengkap pesan duka tersebut.
كل نفس ذائقة الموت.
البقاء لله تعالى.
Telah meninggal dunia Gus H. Hilman Wajdi, Lc.,MPd bin Dr. KH Hasyim Muzadi (Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang). Musibah Kecelakaan di exit Tol Purwodadi pagi tadi.
اللهم اغفر له و ارحمه و عافه و اعف عنه و اكرم نزله و وسع مدخله و اعل درجته في الجنة مع الأنبياء و الشهداء و الصالحين أمين يا رب العالمين.
Asna, salah satu keluarga membenarkan kabar meninggalnya putra KH Hasyim Muzadi ini.
"Benar tadi subuh meninggalnya. Mohon doanya, mohon dimaafkan kesalahan almarhum," ujarnya kepada Tribunnews.com, Rabu (18/12/2019) pagi.
Kabarnya, kecelakaan yang menyebabkan Gus H. Hilman Wajdi meninggal ini terjadi setelah Gus H. Hilman Wajdi mengantar salah seorang putrinya ke salah satu Pondok Pesantren di Jepara.
Penerus Model Pendidikan Hasyim Muzadi
Sebelumnya seperti dilansir di di suryamalang.com dengan judul Setelah KH Hasyim Muzadi Meninggal Dunia, Begini Pola Pendidikan di Ponpes Al Hikam, Hilman didapuk sebagai penerus Pondok Pesantren Al Hikam mengatakan tetap meneruskan model pendidikan yang sudah diterapkan setelah pendiri sekaligus pengasuh Ponpes Al Hikam, KH Hasyim Muzadi meninggal dunia.
“Kami akan tetap meneruskan model pendidikannya. Tidak ada perubahan. Itu sebagai jariyah beliau (KH Hasyim Muzadi, red.). jadi harus diteruskan semampu kami,” ujar Hilman Wajdi, putra ketiga KH Hasyim Muzadi kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (17/3/2017).
Ada dua Ponpes Al Hikam, yaitu di Jalan Cengger Ayam, Kota Malang, dan di Kota Depok, Jawa Barat.
Dua Ponpes ini menampung mahasiswa sebagai santrin, baik mahasiswa yang kuliah di luar pondok, maupun mahasiswa yang menempuh studi di Al Hikam.
Ponpes Al Hikam di Kota Mlaang Malang dilengkapi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI). Sedangkan Al-Hikam di Kota Depok memiliki lembaga Kulliyatul Quran.
“Memang di Al Hikam Kota Malang dan Al Hikam di Kota Depok ada perbedaan. Namun, prinsipnya sama, yaitu membekali para santri yang sudah ada ‘isinya’ dengan bungkus yang bagus. Pendidikan di Al Hikam hanya mengolahnya agar para santri bisa menggabungkan antara teks di Al Quran dan kitab dengan kontekstual, juga bagaimana mendakwahkan itu,” lanjut pria yang akrab disapa Gus Hilman itu.
Santri di Al Hikam merupakan santri lulusan sekolah formal dan pondok yang sudah matang pelajaran kitabnya. Namun, para santri tidak bisa menyampaikan ilmunya ke khalayak ramai.
Pendidikan di Al Hikam memoles santri agar terampil dalam dakwah. Hal inilah yang ditekankan oleh almarhum KH Hasyim Muzadi.
“Memakai istilahnya abah, agar ilmunya tidak menggenang tetapi terus mengalir. Makanya perlu polesan dengan tambahan ilmu bahasa, metodologi nalar, dan metodologi penelitian. Artinya ada tambahan ilmu alat. Inilah yang akan kami teruskan,” tegasnya.
KH Hasyim Muzadi telah lebih dulu berpulang
Sebelumnya, KH Hasyim Muzadi meninggal dunia pada Kamis (16/3/2017) pagi di Malang dikarenakan kesehatannya yang memburuk.
Ribuan orang mengantar KH Achmad Hasyim Muzadi (72) ke pangkuan ilahi, Kamis (16/3/2017).
Ribuan orang ini terlihat, baik di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Hikam, Jl Cengger Ayam, Kelurahan Tulusrejo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, maupun di Al-Hikam 2 di Jl H Amat, Kukusan, Beji, Kota Depok, Jawa barat.
Ribuan orang ini melepas jenazah Kiai Hasyim dari kediaman di Ponpes Al-Hikam Kota Malang sekitar pukul 11.56 Wib. Sambil membaca kalimat tahlil, mereka melepas peti jenazah sang kiai menuju Bandara Abdulrachman Saleh. Pelepasan jenazah di Al-Hikam Kota Malang dilakukan secara ritual santri, juga upacara kemiliteran.
Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI I Made Sukadana memimpin upacara kemiliteran itu. Sedangkan KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), pengasuh Ponpes Tebuireng, Jombang memberikan sambutan pelepasan di hadapan ribuan pelayat.
Pelayat berasal dari aneka kalangan mulai dari santri, tetangga, masyarakat, anggota aneka macam organisasi, kelompok pengajian, kalangan pejabat sejumlah instansi, juga akademisi, dan sebagainya. Terlihat juga pelayat dari kalangan non muslim, seperti dari Keuskupan Malang yang langsung dipimpin Uskup Mgr Henricus Pidyarto Gunawan o.Carm.
Ribuan jenazah mengantar sampai di gerbang luar Al-Hikam Kota Malang. Jenazah Kiai Hasyim dibawa memakai mobil ambulans ke Bandara Malang, dengan diiringi oleh santri, keluarga inti, juga sejumlah orang.
Sebelum jenazah dilepas, ribuan pelayat itu bergantian menyalati jenazah anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) itu. Shalat jenazah dimulai sejak sekitar pukul 08.30 Wib, hingga sesaat sebelum adzan dzuhur berkumandang pukul 11.32 Wib.
Shalat jenazah dilakukan secara bergelombang, sampai 26 kali.
"Silahkan yang mau ikut shalat jenazah, ini periode ke-26 dan terakhir sebelum dihentikan saat adzan dzuhur," ujar seorang pengurus masjid melalui pengeras suara. Shalat jenazah dipusatkan di masjid Ponpes Al-Hikam Kota Malang.
Imam shalat jenazah itu juga berganti-ganti. Gus Sholah, termasuk yang mengimami di shalat ke-21.
Sementara itu, di Bandara Abdulrachman Saleh, Gubernur Jawa Timur Soekarwo melepas jenazah Kiai Hasyim. Pakde Karwo dan rombongan juga mendoakan jenazah yang berada di pesawat Hercules yang menerbangkannya ke Bandara Halim Perdanakusuma.
Dua pesawat Hercules membawa rombongan itu. Satu pesawat mengangkut jenazah dan keluarga, dan satu pesawat mengangkut santri. Sebanyak 22 orang santri Al-Hikam Depok turut mendampingi jenazah sekaligus kembali ke Al-Hikam Depok. Sejak sebulan terakhir, ke-22 orang santri ini mendampingi sang kiai di Ponpes Al-Hikam Kota Malang.
Dan ketika tiba di Ponpes Al-Hikam Depok, ribuan orang sudah menanti jenazah mantan Ketua PBNU itu. Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin upacara kemiliteran di Ponpes tersebut. (Galih Lintartika)
Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com
Subscribe YouTube Channel Tribun Manado: