Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Jadi Pengganti Ujian Nasional, Berikut Penjelasannya

Erlangga mengungkapkan, asesmen berupa penilaian kompentensi minimum yang meliputi pengetahuan peserta didik mengenai literasi.

Warta Kota/henry lopulalan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (12/12/2019). Rapat kerja tersebut membahas sistem zonasi dan Ujian Nasional (UN) tahun 2020, serta persiapan pelaksanaan anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menegaskan bahwa Ujian Nasional (UN ) akan diganti dengan asesmen kompetensi.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud, Ade Erlangga menyampaikan pola ujian asesmen kompentensi minimum dan survei karakter yang menjadi pengganti Ujian Nasional (UN).

Nantinya, terdapat tiga hal yang meliputi penilaian seluruh peserta didik.

Erlangga mengungkapkan, asesmen berupa penilaian kompentensi minimum yang meliputi pengetahuan peserta didik mengenai literasi.

"Contohnya literasi; dengan cara kemampuan kompetensi dasar. Gimana mereka dilihat kemampuan penalaran dan analisis situasi di sekitarnya," kata Erlangga dalam Diskusi Polemik tentang 'Merdeka Belajar Merdeka UN' di Hotel Ibis Jakarta Tamarin, Jakarta Pusat, Sabtu (14/12/2019).

Selain kemampuan itu, peserta didik juga akan dilakukan pengujian numerasi.

Mulan Jameela Kini Blak-blakan Ungkap Kebiasaan dan Sifat Safeea Ahmad, Mirip Ahmad Dhani?

Polres Kabupaten Ini Gelar Rapat untuk Amankan Natal dan Tahun Baru

Penemuan Mayat Pasutri yang Tewas di Perhutani KRPH Curahtakir, Keduanya Terpisah 100 Meter

Bukan seperti soal matematika pada umumnya, nantinya numerasi lebih diarahkan kepada kemampuan logika dan kuantitatif.

"Numerasi misalnya soal matematika. Itu kan ilmu penting ilmu logika tapi tidak lagi seperti sekarang bagaimana kecenderungan menghafal atau sifatnya mengambil jalan pintas tapi bagaimana bisa menganalisis berbagai macam hal logika dan kuantitatif di sekitar kita. Dan anak- anak peserta didik diassest tentang kemampuan mereka nalar dan analisa," kata Erlangga.

Terakhir, kata dia, pihaknya juga akan melakukan survei karakter kepada peserta didik di sekolah.

Menurutnya, survei tersebut menjadi penting agar pendidikan lebih berakhlak mulia.

"Survei karakter karena itu penting sebagai tujuan pendidikan untuk brakhlak mulia, berbudi pekerti yang bagus. Gimana anak-anak itu diassest sikap gotong royong, atau sering bullying, kemampuan mereka menghormati orang tua. Jadi karakter itu penting untuk diassets," ungkap dia.

Dia menambahkan, assesmen akan dimulai sejak pertengahan tahun masa studi peserta didik.

Hal itu pun berlaku pada jenjang SD, SMP hingga SMA.

"Assestment dilakukan di tengah-tengah kelas 4 8 dan 11 supaya bisa dilakukan perubahan kalau ada kurang pas dari mereka. Jadi bukan lagi sebagai standar kelulusan tapi pemetaan kondisi sekolah," pungkas Erlangga.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Syahrini Tampil dengan Busana Serba Hitam dan Terbuka, Istri Reino Barack Justru Akui Dirinya Gendut

UPDATE! SAPA Beri Tempat Sampah Gratis untuk Sadarkan Masyarakat akan Kebersihan Lingkungan

Garuda Indonesia Punya Cucu Usaha, Fahri Hamzah: Budaya Asal Bapak Senang di Negeri Kita

SUBCRIBE TRIBUN MANADO OFFICIAL

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved