Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

BUMN

Rocky Gerung Sentil Menteri BUMN Erick Thohir: Tak Puas Jualan Bakso, Kini Jadi Tukang Pecat

Masalah BUMN di bawah naungan menteri Erick Thohir soal penyelundupan barang mewah di PT Garuda Indonesia, dikritik pengamat politik, Rocky Gerung.

Penulis: Frandi Piring | Editor: Frandi Piring
Capture Youtube Najwa Shihab Trans 7
Rocky Gerung sebut Erick Thorir hanya cari panggung soal kasus di BUMN PT Garuda Indonesia 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pengamat Politik Rocky Gerung kembali melontarkan kritikan soal polemik PT Garuda Indonesia saat ini.

Rocky Gerung bahkan sampai menyentil menteri BUMN Erick Thohir dalam penganangan skandal Herley Davidson di PT Garuda Indonesia.  

Ia mengatakan apa yang dilakukan Erick Thohir hanyalah sekedar panggung mencari ketenaran.  

Mantan pengajar di UI itu menyebutkan kasus penyelundupan di PT Garuda Indonesia sejatinya tidak mengagetkannya.

Hal itu diungkapkan Rocky Gerung saat hadir di acara Mata Najwa pada Rabu (11/12/2019).

Dilansir dari TribunWow.com, Rocky Gerung menyebut bahwa Menteri BUMN, Erick Thohir hanya pencitraan dalam menghadapi kasus skandal Harley di dalam Garuda.

Sebagaimana diketahui, Erick Thohir sampai memecat sang Direktur Utama Ari Askhara.  

Rocky Gerung mulanya justru membahas politisi bekas.  

Budiman Sudjatmiko dan Rocky Gerung saat berada di acara Mata Najwa Trans 7
Budiman Sudjatmiko dan Rocky Gerung saat berada di acara Mata Najwa Trans 7 (Capture Youtube Najwa Shihab Trans 7)

"Tapi saya bisa bayangin bahwa yang berharga sekarang itu barang bekas gitu?."

"Kalau politisi bekas enggak berharga karena enggak bisa diselundupkan gitu dab enggak bisa dirakit ulang dan mungkin itu kelucuan hari ini soal," ungkap Rocky Gerung.

Lantas, Rocky Gerung menilai bahwa kasus Garuda sama sekali tidak lucu.

"Apa yang lucu di Kasus Garuda kemarin itu?," ungkapnya.

Menurutnya, kasus Garuda Indonesia itu tidak mengagetkan.

"Iya hal yang enggak mengagetkan karena orang bisa prediksikan bahwa besok akan ada mungkin ada alat face lip karena ada yang mau operasi wajah dapat inspirasi dari situ," jelasnya.

Mendengar itu, Najwa Shihab sebagai presenter langsung bertanya lebih blak-blakan bagaimana komentar Rocky Gerung soal pemecatan Ari Askhara oleh Erick Thohir.

"Tapi tindakan BUMN langsung memecat?," tanya Najwa Shihab.

Rocky Gerung menilai bahwa Erick Thohir hanya pencitraan dalam menghadapi kasus skandal Harley Davidson di dalam Garuda.

"Enggak itu cuma cari panggung saja," jawab Rocky Gerung.

Rocky Gerung sebut Erick Thorir hanya cari panggung soal kasus di BUMN PT Garuda Indonesia
Rocky Gerung sebut Erick Thorir hanya cari panggung soal kasus di BUMN PT Garuda Indonesia (Capture Youtube Najwa Shihab Trans 7)

Menurutnya, jaman sekarang banyak orang ingin dikenal.

"Ya kan ini jaman orang cari kamera sebetulnya," lanjutnya,

Tak hanya menyinggung Erick Thohir, Rocky Gerung juga turut menyentil soal peran sejumlah menteri dalam pentas Hari Anti Korupsi Sedunia, termasuk Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim.

"Jadi Nadiem dikasih kamera lagi pake OSIS terus Pak Erick sehari sebelumnya mungkin kurang puas jadi tukang bakso sekarang jadi tukang pecat," kata dia. (TribunWowo.com/TribunManadp.co.id)

Lihat videonya mulai menit ke-1:20:

Erick Tunjuk Eks Menteri Jadi Dirut di Perusahaan BUMN, Rocky Gerung Sebut Tak Bonafit

Gebrakan dilakukan Menteri BUMN Erick Thohir.

Dalam beberapa waktu belakangan menunjuk beberapa tokoh masuk di BUMN.

Ada nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Komisaris Pertamina, Chandra Hamzah di BUMN bidang perbankan.

Erick pun tak segan memecat Dirut Garuda Ari Askhara yang tersangkut kasus penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton.

Erick juga menunjuk eks Menkominfo Rudiantara sebagai Dirut PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Pengamat Politik Rocky Gerung menyindir adanya mantan menteri yang akan menjabat jadi Dirut di Kementerian BUMN.

Jika dirinya ada di posisi itu, menurut Rocky Gerung, ia akan bersedia bukan untuk mempimpin, tapi untuk membubarkan BUMN.

Diwartakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir telah menunjuk Rudiantara sebagai Direktur Utama PT PLN.

Rudiantara
Rudiantara (www.kominfo.go.id)

Namun terbaru, Erick Thohir menegaskan kalau keputusan itu belum final.

"Masih proses, kalau masuk namanya pasti masuk," kata Erick Thohir saat diwawancarai wartawan.

Ia juga menyebut ada tiga nama calon Dirut PLN yang sedang mengikuti proses seleksi.

Namun, ia belum mengetahui kapan Dirut PLN yang baru akan ditentukan.

"Baru selesai Garuda," ujar Erick Thohir.

Ia juga menyebut, kategori calon Dirut PLN yakni dari figur yang berpengalaman, kalau listrik ini kan sangat menjadi krusial, tidak hanya kehidupan sehari-hari masyarakat tapi juga bagian dari peningkatan ekonomi.

"Nah ini yang saya rasa penting sekali ke depan siapapun yang terpilih nanti punya komitmen ini," jelasnya.

Sementara itu, jika nantinya Rudiantara akan terpilih jadi Dirut PLN, maka akan diberi pekerjaan rumah untuk menekan impor solar di PLN.

Tak hanya itu, mantan Menteri Komunikasi dan Informatika itu juga diberi tugas untuk melanjutkan pembangunan pembangkit listrik 35.000 Mega Watt (MW).

“Pak Presiden Jokowi bilang minta impor tekan terus, PLN yang termasuk harus menekan impor. Pak Rudiantara (dianggap) paling tepat menangani itu,” ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga di kantornya, Jakarta, Senin (9/12/2019).

Arya Sinulingga menjelaskan, Rudiantara bukan merupakan wajah baru di PLN.

Atas dasar itu, dia meyakini Rudiantara mampu memperbaiki kinerja PLN ke depannya.

“Pak Rudiantara tahu kebijakan-kebijakan apa yang diinginkan Pak Jokowi. Dia kan pernah jadi menteri selama 5 tahun,” kata Arya Sinulingga.

Saat itu, ia mendampingi Fahmi Mochtar yang ditetapkan sebagai Direktur Utama.

Di PLN Rudiantara berperan besar dalam mencari pendanaan proyek pembangkit listrik 10.000 megawatt.

Namun pada 2009, melansir dari pemberitaan Kontan, Rudi mundur dari posisinya sebagai Wadirut PLN.

Ia mengundurkan diri dari posisinya sebelum terpilihnya Dahlan Iskan sebagai Dirut baru PLN.

Ketika itu, susunan tubuh PLN dirombak oleh Menteri BUMN Mustafa Abubakar.

Selain mengganti Dirut, Kementerian BUMN sepakat meniadakan posisi Wadirut PLN.

Hal itu ditanggapi oleh Rocky Gerung pilihan yang tidak bonafit.

"Itu artinya ada guilty feeling dari orang yang mengangkat dia, kan bagaimana mungkin dia udah pernah di alam status yang sebut saja elite untuk mengatur kebijakan, tiba-tiba musti mengatur sesuatu yang teknis, jadi menteri mengatur kebijakan, sekarang dia masuk di dalam hal yang teknis," jelas Rocky Gerung.

Ia pun menduga ada upaya pertukaran politik di dalam pengangkatan tersebut.

"Mungkin itu sogokan baru supaya si menteri nggak sakit hati karena dihilangkan di periode ke 2, saya baca itu semacam ya itu tidak bonafit lah seseorang, apalagi kalau dia dipaksa dan terima itu, apa karena dia gak punya uang jadi terima itu, bukan soal demi negara tapi kita tahu di belakang itu pasti ada tukar tambah politik," tutur Rocky Gerung lagi.

Kemudian saat ditanya apakah ia akan mengambil kesempatan itu jika ada di posisi tersebut, Rocky Gerung pun tertawa.

"Saya bubarin tuh, saya bersedia untuk membubarkan bukan bersedia untuk memimpin itu karena beberapa BUMN harusnya dibubarkan, karena jadi mesin pencari uang saja untuk parpol. Tapi ada ide misalnya buat bikin holding sebagainya, mungkin lebih baik juga," tuturnya.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved