Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

PT Garuda Indonesia

Adik Chairul Tanjung Tolak Laporan Ari Askhara dan Direksi Garuda, Ada Bagi Hasil PT Sriwijaya Air

Ternyata kejanggalan di PT Garuda Indonesia mulai terendus Komisaris perusahaan plat merah ini. Buktinya dua Komisaris Garuda

Editor: Aswin_Lumintang
Kolase Warta Kota/Istimewa
Istri Direktur Utama Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra alias Ari Askhara, yaitu I Gusti Ayu Rai Dyana Dewi ikut terseret kasus penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton ilegal dari Prancis. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Ternyata kejanggalan di PT Garuda Indonesia mulai terendus Komisaris perusahaan plat merah ini. Buktinya dua Komisaris Garuda yakni, Chairal Tanjung dan Dony Oskaria menolak laporan direksi dibawa pimpinan Direktur PT Garuda Indonesia, Ari Askhara.

Artinya sebelum kasus penyelundupan onderdil sepeda motor Harley Davidson dan sepeda Brompton, sudah ada beberapa kejanggalan yang diduga melibatkan direksi PT Garuda Indonesia.

Ari Askhara, Garuda Indonesia
Ari Askhara, Garuda Indonesia (TribunNewsmaker.com Kolase/ Tribunnews/Apfia/ Kemenpar)

Chairal Tanjung dan Dony Oskaria, keduanya dari PT Trans Airways, menolak menekan laporan keuangan yang mencatatkan pembukuan Garuda Indonesia selama setahun.

Penolakan keduanya dibuktikan dengan surat keberatan yang dilayangkan terhadap perusahaan pada 2 April 2019. “Merujuk kepada Laporan Tahunan Perseroan Tahun Buku 2018 yang diajukan kepada kami,……, sesuai dengan Pasal 18 ayat 6 Anggaran Dasar Perseroan, bersama ini kami bersikap untuk tidak menandatangani laporan tahunan tersebut,” tulis keduanya dalam surat yang tersebar di kalangan awak media.

Keterangan surat itu menyebutkan bahwa laporan keuangan Garuda Indonesia bertentangan dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Negara Nomor 23 lantaran telah mencatatkan pendapatan yang masih berbentuk piutang. Piutang yang dimaksud berasal dari perjanjian kerja sama antara PT Garuda Indonesia Tbk dan PT Mahata Aero Teknologi serta PT Citilink Indonesia.

Kerja sama yang diteken pada 31 Oktober 2018 ini mencatatkan pendapatan yang masih berbentuk piutang sebesar US$ 239.940.000 dari Mahata. Dari jumlah itu, US$ 28 juta di antaranya merupakan bagi hasil yang seharusnya dibayarkan Mahata untuk PT Sriwijaya Air.

Dalam surat ini disebutkan, dua komisaris menolak laporan keuangan Garuda Indonesia karena akan menyesatkan publik. Pengakuan pendapatan ini juga dianggap dapat menimbulkan beban cash flow perseroan.

Pemuda Ini Habisi Nyawa Tetangga Pakai Raket Nyamuk, Sebelumnya ke Dukun Lakukan Ritual Ini

Hot Public Service - Tunjangan Warga Usia Lanjut Segera Disalurkan

Suami Lakukan Hal Aneh Ini Setelah Tikam Istri di Tengah Keramaian, Diduga Idap Gangguan Jiwa

Saat ditanya, Chairal mengatakan surat tersebut hanya berupa pendapat. “Kan hanya masalah pendapat. Kami enggak sependapat dengan (sistem) akuntansi yang diterapkan,” ucapnya seusai rapat pemegang saham tahunan (RUPST) Garuda Indonesia yang saat itu diadakan di Hotel Pullman, Jakarta.

Hanya saja, Deputi Jasa Keuangan, Survei, dan Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan, perseroan tidak akan mengadakan revisi laporan keuangan. “Enggak (akan direvisi),” ujarnya.

Skandal Asmara Mantan Dirut Garuda Indonesia

Terungkapnya kasus penyelundupan Moge dan juga sepeda dengan harga fantastis membuat nama Ari Askhara jadi perbincangan.

Bahkan satu persatu skandalnya pun diungkap oleh orang yang berbeda-beda, termasuk dalam skandal asmaranya.

Intip, Rumah Mewah Wanita yang Diisukan Dekat dengan Ari Askhara: Residence ya, Bukan apartemen
Intip, Rumah Mewah Wanita yang Diisukan Dekat dengan Ari Askhara: Residence ya, Bukan apartemen (Tribunnews/Apfia dan nova.grid.id)

Seperti yang baru-baru ini terungkap mengenai praktek pelatihan awak kabin yang membuat heran pramugari senior.

Pramugari senior maskapai Garuda Indonesia, Josephine Ecclesia, mengungkap kejanggalan sikap I Gusti Ngurah Askhara alias Ari Askhara saat masih menjabat sebagai Direktur Utama.

Josephine Ecclesia mengaku heran, pria yang akrab disapa Ari Askhara itu sering masuk ke kelas pramugari hanya untuk mengurus pelatihan para awak kabin.

Sederet kejanggalan dari tindakan Ari Askhara itu diungkap Josephine Ecclesia dalam tayangan Indonesia Lawyers Club: Garuda Diserempet Moge, Rabu (11/12/2019).

"Sekelas direksi yang sudah dicopot itu bisa keliling-keliling Garuda Training Center untuk masuk ke kelas pramugari," kata Josephine yang juga menjabat sebagai pengurus IKAGI Garuda Indonesia.

Curhatan Pramugari Garuda Indonesia
Yosephine lanjut mengatakan, eks Dirut Garuda itu juga menanyakan setiap pramugari apakah sudah mengeyam pendidikan untuk menjadi awak kabin pesawat Boeing 777 atau belum.

Sekadar diketahui, kelas 777 ini memang diperuntukkan bagi para pramugari dan pramugara agar siap melayani di pesawat first class, yakni Boeing 777-300ER yang merupakan pesawat terbaik di kelasnya.

Tapi hal yang paling ganjil adalah Ari juga meminta nomor telepon masing-masing pramugari.

"Menanyakan 'kamu sudah karyawan belum?' Kamu sudah sekolah triple seven belum, kamu sudah bisnis kelas belum, habis itu diminta nomor teleponnya," kata Joshepine.

Menurut Josephine Ecclesia, sikap Ari Askhara itu telah membuat para pramugari menjadi terkotak-kotakkan.

Di antara awak kabin pun membuat kelompok-kelompok sendiri.

"Ini memunculkan adanya oknum-aknum yang bisa tambah timer rating, triple seven, terbang ke Eropa, terus bisa membuat geng."

"Sampai membuka kelas triple seven, khusus untuk kelasnya dia aja."

"Itu tercipta, 'Oh ternyata direksi kita seperti gini," lanjut Josephine.

Selain itu, Josephine juga bercerita mengenai Garuda Indonesia yang kerap mempekerjakan awak kabinnya berlebihan.

Bahkan, Josephine merasa bekerja seperti robot yang kerja dengan sedikit waktu istirahat.

"Seperti sudah publik tahu bahwa Garuda memberikan jam kerja kepada awak kabin seperti robot."

"Penerbangan Melbourne PPP, saat malam hari kita harus kembali lagi ke Jakarta tanpa istirahat malam.

Pramugari itu ada standard minimum dan standard service."

"Standard minimum-nya itu 14 jam, kalau kita mau terbang lebih dari 14 jam, ekstra 2 jam harus ditambah satu awak kabin lagi, tapi tolong diperhatikan human fatigue risk-nya," ungkap Josephine.

Terkait hal itu, Ari Askhara belum memberikan tanggapan apapun hingga saat ini.

Tonton pernyataan Josephine Ecclesia soal eks dirut Garuda Indonesia selengkapanya di bawah ini. (Sosok.Id/Andreas Chris Febrianto Nugroho)

Kriss Hatta Buka Suara Soal Adiknya yang Diduga Terlibat Perselingkuhan dengan Direktur Garuda

TRIBUNMATARAM.COM - Nama adik Kriss Hatta, Cyndyana Lorens, terseret dalam gosip perselingkuhan dengan pejabat Garuda Indonesia.

Untuk diketahui, Cyndyana merupakan pramugari Garuda Indonesia yang berbasis di Makassar.

Kabar itu berembus setelah thread di Twitter oleh akun @digeeembok, tentang dugaan skandal para petinggi maskapai nasional Indonesia itu.

Kriss Hatta mendapat pertanyaan tentang hal itu saat ditemui usai sidang putusan kasusnya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (10/12/2019).

"Itu bukan kapasitas saya buat menjawab," kata Kriss Hatta.

Kendati demikian, Kriss tetap menyemangati dan memberik dukungan sang Adik perihal tudingan tersebut.

"Dia masih sibuk kerja dengan pekerjaan dia. Support-nya sabar, tetap semangat, saya doakan," ujar Kriss Hatta.

Kriss Hatta di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (28/11/2019). (KOMPAS.com/Revi C Rantung )
Menurut Kriss Hatta, Cyndyana Lorens, sempat membesuknya di Rutan Polda Metro Jaya.

"Oh ya dia kan ngunjungin aku baru satu kali kemarin di Polda. Selebihnya dia belum bisa datang," kata Kriss Hatta.

Secara terpisah, Cyndyana juga sudah mengklarifikasi hal tersebut di akun media sosial instagtamnya, @cyndyanalorens.

"Awalnya saya berencana diam terkait cuitan di akun Twitter yang memFITNAH saya tersebut.

Karena memang saya yakin akun itu tidak bisa membuktikan apa-apa," tulis Cyndyana dalam Insta Story-nya seperti dikutip Kompas.com, Selasa (10/12/2019).

Namun mengabaikan hal itu justru membuatnya geram karena akan mencoreng nama baiknya dan keluarga.

"Demi menjaga nama baik saya dan keluarga, maka saya harus melakukan klarifikasi ini," tulis Cyndyana.

"Bahkan apabila perlu, saya akan bawa ini ke pihak yang berwajib. Karena akun tersebut sudah menyebarkan fitnah dan mencoreng nama baik profesi kami," imbuh Cyndyana Lorens. (Kompas.com/Baharudin Al Farisi/Kistyarini)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved