Tensi Politik Memanas Jelang Pilkada: GSVL Sebut SDM Sulut 3 Terbawah
Satu persatu ‘joker’ Partai Nasdem dimainkan. Sehari sebelumnya Elly Engelbert Lasut dan Vonnie Anneke Panambunan, Selasa (10/12/2019)
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Populasinya sangat besar di Minahasa, Bitung, Minut, Tomohon, Mitra dan minsel termasuk Manado. Tentu ini menjadi peluang sekaligus menjadi ancaman bagi bakal lawan-lawannya kelak. Jika akhirnya Vicky nantinya akan ditetapkan sebagai calon gubernur maka tantangannya adalah mencari pasangan calon wakil gubernur.
Jika Olly Dondokambey tetap dengan Steven dan Tetty sepertinya makin mantap akan menggandeng Sehan Landjar maka peluang Vicky Lumentut adalah kalau bukan kader dari Nusa Utara, bisa saja menggandeng tokoh Katolik. Dua unsur ini yang bisa menopang polularitas Vicky jika benar-benar ingin mematahkan kekuatan ODSK atau Tetty-Sehan Landjar.

Butuh Tetty Imbangi ODSK
Taufik Tumbelaka, Pengamat Politik mengatakan, melihat peta kekuatan politik menghadapi Pilgub Sulut 2020, partai politik tetap membutuhkan koalisi guna memperbesar peluang kemenangan.
Demikian pula Nasdem. Walaupun memiliki hak mengusung, namun secara hitungan kekuatan, akan kesulitan menghadapi sang petahana, Olly Dondokambey-Steven Kandouw yang selain figur popular, juga PDIP merupakan parpol sangat solid di Sulut.
Saat ini, Nasdem mengalami dilema dalam menghadapi Pilkada 2020 di Sulut karena kekuatan kurang merata. Perlu mengambil langkah koalisi "paket besar" guna memperkuat posisi dalam pertarungan Pilgub. Juga 7 pilkada kabupaten dan kota lainnya membutuhkan bantuan parpol lain jika ingin merebut kemenangan.
Menghadapi Pilgub Sulut, Nasdem menghadapi pilihan rumit. Ada kader internal yang juga menonjol seperti Bupati Minut Vonnie Anneke Panambunan (VAP) dan Wali Kota Manado Vicky Lumentut (GSVL) dan Bupati Talaud terpilih Elly Englebert Lasut (E2L).
Nasdem secara ideal jika ingin mengamankan atau memperbesar peluang dalam pilgub dan juga 7 pilkada harus melakukan koalisi di mana pilihan paling menarik adalah koalisi dengan Partai Golkar (PG) Sulut.
Menjadi kompleks karena nampaknya PG telah memiliki figur popular dan kuat, yaitu Christiany Eugenia Paruntu (CEP) Bupati Minsel 2 periode yang juga Ketua DPD I Golkar Sulut.
Pilihan Nasdem jika ingin koalisi tentunya akan harus "mengalah" memberikan posisi kepada PG dengan "kompensasi" di Pilkada lain seperti Bitung, Minut, Manado dan lainnya akan menguntungkan posisi Nasdem.
Pilihan politik koalisi atau tidaknya Nasdem Sulut nampaknya juga di tunggu oleh PDIP Sulut yang sudah pasti sudah menyiapkan langkah antisipasi guna menghadapi jika koalisi Nasdem.
Nampaknya kompleksnya keputusan akan berkoalisi atau tidak, akan menjadi keputusan politik para pemimpin di Jakarta. Khusus untuk posisi politik Golkar Sulut nampaknya akan mengambil langkah antisipasi berkoalisi dengan parpol di luar Nasdem karena secara peta politik di Pilkada tahun 2020 di Sulut, seperti Manado, Minsel, Tomohon, posisi Golkar cukup kuat sehingga punya posisi tawar lebih enak.
Terlepas dari itu semua, setiap parpol di Sulut memang mengincar menang sebanyak- banyaknya dikarenakan sebagai pijakan menghadapi Pilkada Serentak 2024. (ryo/ang)