Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kasus Novel Baswedan

Kapolri 'Sakit Kepala' Ungkap Kasus Novel Baswedan, Jokowi Tagih Pekan Depan, Beber Kesulitan

Penyidik kepolisian kesulitan mengungkap kasus penyiraman air keras ke penyidik KPK Novel Baswedan. Kali ini Presiden Jokowi mencoba

Editor: Aswin_Lumintang
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden Joko Widodo (kanan) menyalami Kapolri Jenderal Idham Azis (kiri), seusai penyematan tanda pangkat dalam rangkaian upacara pelantikan Kapolri di Istana Negara, Jumat (1/11/2019). Idham Azis dilantik menjadi Kapolri menggantikan Tito Karnavian yang diangkat menjadi Mendagri. 

Alasan terakhir, kata Hendri, aparat tidak bertindak meski banyak orang meragukan kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan.

Salah satunya adalah Dewi Tanjung yang melaporkan dugaaan rekaya kasus Novel Baswedan ke Polda Metro Jaya.

"Jadi saya tidak terlalu optimis dengan hasil pertemuan kelak antara Presiden dan Kapolri tentang kasus Novel."

"Namun kita harus ingat bila kita menelaah kasus Novel, harus kita bedakan antara mengkaji dari sisi politik dan sisi hukum."

"Walaupun hingga saat ini keduanya masih tampak suram," tuturnya.

Sebelumnya, Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menegaskan, tidak ada rekayasa dalam kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

"Soal kasus Novel (Baswedan), yang mempertanyakan apakah Novel itu disiram atau enggak?"

"Itu faktual yang ditemukan oleh Komnas HAM (serta) yang ditemukan oleh kepolisian."

"Itu adalah penyiraman, jadi jangan ditanya-tanya lagi," tegas Choirul di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Rabu (4/12/2019).

Oleh karena itu, ia meminta agar polemik benar atau tidaknya penyerangan terhadap Novel Baswedan disudahi.

Terlebih, pihak kepolisian juga membenarkan adanya penyerangan itu.

Choirul meminta semua pihak fokus mengawal pengungkapan kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan.

Dibandingkan, kata dia, mempertanyakan benar atau tidaknya luka yang diderita Novel Baswedan.

"Sehingga kalau ada yang menanyakan apakah ini rekayasa atau tidak, kok mukanya enggak hancur?"

"Kalau dibandingin dengan yang lain, menurut saya polemik soal rekayasa penyiraman tersebut kami kira disudahi, (sekarang) fokus kepada bagaimana menyelesaikannya," tutur Anam.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved