Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pra Natal

Ibadah Natal Berbahasa Mongondow, Natal di Desa Terpencil Bolmong

Tapi soal kerukunan umat beragama, Desa Tudu Aog, Kecamatan Bilalang, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), pantas jadi contoh.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Maickel Karundeng
istimewa
Wakil Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong) Yanny Ronny Tuuk menghadiri acara peletakan batu pertama pembuatan PAUD Pononiungan, di Desa Tudu Aog Baru, Kecamatan Bilalang, Kabupaten Bolmong, Rabu (17/10). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Letaknya terpencil. Sebagian penduduknya belum fasih berbahasa Indonesia. 

Masih berbahasa Mongondow.

Hal-hal yang berbau mistik sering dikaitkan dengan desa ini.

Tapi soal kerukunan umat beragama, Desa Tudu Aog, Kecamatan Bilalang, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), pantas jadi contoh.

Di desa dengan penduduk berjumlah 900 orang tersebut, umat Muslim sebagai mayoritas dan umat Kristen hidup rukun dan damai.

Saat natal, kerukunan itu kian nampak.

Umat Kristen bebas beribadah pohon terang.

Umat Muslim turut membantu hingga ibadah berlangsung aman.

Sejarah umat Kristen di Desa yang memiliki warga berambut merah dan bermata coklat dan biru cukup unik.

Mereka bukan pendatang seperti di Dumoga yang didominasi etnis Minahasa.

Melainkan suku Mongondow sendiri.

Informasi yang dihimpun Tribun, agama Kristen dibawa ke Bolmong oleh bangsa eropa. Seorang misionaris kabarnya pernah bermukim di desa itu hingga banyak warga yang beragama Kristen.

Uniknya, ibadah kerap berlangsung dalam bahasa Mongondow karena banyak warga belum paham bahasa indonesia.

"Kami mengajar di sana pakai bahasa Mongondow," kata Indra salah satu mahasiswa kristen yang pernah mengajar
di sana saat natal.

Ia menuturkan, warga beribadah dengan antusias.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved