News
Program Bupati Terapkan Seragam Bebas Rapih Jadi Tranding Topik Medsos
Nyatanya bertujuan agar murid SD dan SMP di Mitra bisa lebih leluasa dengan adanya hari dimana mereka bisa mengenakan seragam bebas rapih.
Penulis: Giolano Setiay | Editor: Maickel Karundeng
James Sumendap: Hanya Orang Kurang Wawasan yang Tidak Setuju
TRIBUNMANADO.CO.ID - Program seragam bebas rapih yang mulai diberlakukan Selasa (03/12) kemarin kepada anak murid SD dan SMP yang ada di Minahasa Tenggara (Mitra), hingga kini menjadi tranding topik.
Pasalnya di media sosial (medsos) Facebook, beberapa orang menganggap program baru itu, perlu ada pengkajian kembali karena ada hal yang dinilai belum tepat.
Terus menuai Pro dan kontra terhadap kebijakan Bupati Mitra James Sumendap (JS) itu.
Nyatanya bertujuan agar murid SD dan SMP di Mitra bisa lebih leluasa dengan adanya hari dimana mereka bisa mengenakan seragam bebas rapih.
Dengan adanya sentuhan gaya seragam seperti ini bisa diberi kesan santai, namun tetap terlihat bijaksana sebagai siswa.
Bupati JS mengatakan, kebijakan tersebut dibuatnya setelah menyimpulkan maksud dari Menteri Pendidikan RI Nadiem Makarim yang menginginkan gebrakan dalam tatanan pendidikan di Indonesia di 'zaman now' ini.
Menurutnya dengan pakaian bebas rapih di sekolah anak bisa belajar percaya diri dan suasana belajar jadi lebih santai sehingga ilmu yang diberikan guru terserap lebih baik ditambah pola pembelajaran diluar ruangan kelas.
Menanggapi beberapa orang yang mulai mengkritik trobosan dalam dunia pendidikan di Mitra ini, Bupati mengatakan, Ini bukan zaman feodalisme, karena ini bukan masa penjajahan yang terikat dan kaku.
"Begitu saya baca pidato dari Menteri (Pendidikan), saya langsung tangkap kalau yang dia mau adalah kemerdekaan pendidikan. Makanya saya langsung 'gas', umumkan. Saya sudah lihat sendiri di negara-negara maju di Eropa, tidak ada lagi seragam di sekolah. Kalau mau maju harus terbuka wawasannya," ujar Bupati JS saat ditemui di Rimba Lamet, Selasa (04/12).
Trobosan JS sebelumnya yakni diterapkan perubahan seragam celana pendek menjadi celana panjang untuk siswa SD dan SMP.
Hal tersebut dinilai terbukti memberi dampak yang signifikan dalam perlindungan anak dari aktivitas fisiknya yang tinggi dan mencegah anak terkena kalat pada kaki akibat jatuh.
"Di seluruh Indonesia, hanya di Minahasa Tenggara yang pertama terapkan itu. Lihat saja, dulu saya terapkan siswa SD dan SMP pakai celana panjang, sekarang sudah diikuti beberapa kabupaten/kota lainnya," beber Sumendap.
Untuk itu, sebagai gebrakan baru Bupati JS mulai terapkan Hari Selasa dengan pakaian bebas rapih.
Pengguna medsos di laman Facebook Grup Kerukunan Kawanua Minahasa Tenggara (KKMT) mulai ramai membicarakan kebijakan baru ini.