Ekonom Robert Winerungan: Perayaan Natal Dorong Konsumsi dan Permintaan Barang

TRIBUNMANADO.CO.ID - Momen hari Natal dan Tahun Baru merupakan momen tahunan yang dirayakan oleh masyarakat khususnya umat Kristiani.

Di momen perayaaan hari raya ini sangat padat dengan berbagai perayaan. Dimulai dari rangkaian ibadah pra Natal sampai dengan perayaan Natal dan berakhir dengan perayaan Tahun Baru.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Negeri Manado (Unima), Dr Robert Winerungan mengatakan, aneka perayaan ini identik dengan konsumsi, baju dan pernak pernik ornamen Natal.

"Ketika perayaan ini dilaksanakan mulai dari acara pra Natal sampai dengan hari Natal sangat kental dengan konsumsi makan minum, ornamen Natal dan pakaian," ujar Winerungan, Kamis (28/11/2019).

Katanya,  perayaan Natal akan menyebabkan adanya peningkatan permintaan masyarakat, khususnya peningkatan konsumsi. "Peningkatan permintaan masyarakat dari sektor konsumsi akan mengakibatkan kenaikan harga," kata Sekretaris ISEI Cabang Manado-Sulut ini.

Apalagi di sektor penawaran barang produksi khususnya bahan makanan, jika tidak tersedia cukup pasti akan mengakibatkan kenaikan harga serta peningkatan uang beredar.

Inflasi dan peningkatan jumlah uang yang beredar berakibat pada nilai rupiah turun. Artinya secara nominal tetap namun riilnya turun.

"Misalnya nilai uang Rp 20 ribu pada awalnya bisa membeli 2 kg tomat namun tatkala harga naik menjadi Rp 20 ribu per kg maka uang itu hanya bisa membeli 1 kg saja," katanya mencontohkan.

Ini berarti harga barang naik (inflasi) maka berakibat permintaan uang akan makin bertambah.  Namun secara umum permintaan konsumsi ini masih ada kendala pendapatan masyarakat.

Menurutnya, peningkatan konsumsi tatkala tidak dibarengi dengan peningkatan pendapatan artinya daya beli masyarakat tidak bertambah maka kecil akan mendongkrak kenaikan permintaan.  "Kita optimistis bahwa di momen perayaan Natal ini daya beli masyarakat dapat meningkat dengan adanya THR bagi karyawan," jelasnya.