Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ganti Rugi Pertamina

Belum Lama jadi Komisaris, Ahok Didesak Bantu Pertamina Bayar Ganti Rugi, Terungkap Masalahnya

Belum lama menjadi Komisaris Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sudah diminta membantu agar pertamina uang ganti rugi

Editor: Rhendi Umar
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok hadir saat pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Minggu (20/10/2019). Jokowi dan Maruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden masa jabatan 2019-2024. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Belum lama menjadi Komisaris Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sudah diminta membantu agar pertamina uang ganti rugi.

Permasalahan tersebut dipicu dari pencemaran minyak mentah Pertamina di Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang

"Harapan saya bisa jadi prioritas lah. Saya harap Pak Ahok bisa membantu supaya Pertamina segera bayar ganti rugi dan pemulihan," kata Kepala Desa Cemarajaya Yonglim Supardi, Selasa (26/11/2019).

Yonglim menyebut ganti rugi masih dalam proses penghitungan berdasarkan ketentuan. Misalnya bagi nelayan berdasarkan rata-rata tangkapan sehari.

"Finalnya masih dihitung," katanya.

Kader PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok keluar dari PDI-P?
Kader PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok keluar dari PDI-P? (Capture Instagram @basukibtp)

Ahok Gagal jadi Dirut Pertamina, Malahan Diangkat jadi Komisaris, Terungkap Penyebabnya

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi berharap Ahok mendorong Dirut Pernamina Nicke Widyawati mempercepat pembayaran ganti rugi kepada warga.

Dedi berencana bakal menggelar rapat koordinasi antara Pertamina, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), untuk membahas penanganan pencemaran dan abrasi di sepanjang pesisir utara Karawang.

"Pak Ahok kan komisaris utama baru. Mudah-mudahan Pak Ahok mendorong Dirut Pertamina segera bayar ganti rugi," kata Dedi.

Menurutnya, warga terdampak sudah lama ganti rugi dibayarkan. Akan tetapi hingga kini belum ada kepastian soal pembayaran.

Diketahui, warga pesisir Karawang yang terdampak pencemaran, baru mendapat uang kompensasi sebesar Rp 900.000 per bulan.

Adapun uang ganti rugi, untuk membayar kerusakan tambak, dan hasil laut yang merosot selama pencemaran belum dibayarkan hingga kini.

Selain ganti rugi, Dedi juga mendorong Pertamina melakukan pemulihan lingkungan akibat pencemaran minyak mentah secara tuntas.

"Ini demi kelangsungan hidup ekosistem pesisir dan laut," ujarnya.

Sebelumnya Vice President Pertamina Hulu Energi Ifki Sukarya mengatakan, pihaknya masih mendata kerugian warga terdampak pencemaran minyak di pesisir Karawang. Tujuannya untuk mencegah penggelembungan data.

"Setelah data pasti, kita berikan ganti rugi sesuai aturan," kata Ifki.

Ganti rugi, kata Ifki akan diberikan kepada petambak yang terhenti usahanya akibat pencemaran.

Ganti rugi juga diberikan kepada nelayan yang hasil tangkapannya merosot dan jaringnya terpapar minyak mentah.

Reuni Akbar PA 212 Kesulitan Cari Tema Demo, Dulu Ahok, Rizieq Shihab, Prabowo Picu Massa

Alasan Ahok Diangkat jadi Komisaris Pertamina

Komisaris Utama Pertamina Resmi dijabat oleh Basuki Tjahaja Purnama Alias Ahok.

Namun beberapa waktu sebelumnya, Ahok disebut-sebut akan menjadi Direktur Utama ( Dirut) Pertamina. 

Arya Sinulingga mengungkap mengapa Ahok didapuk menjadi Komut bukan Dirut.

Mulanya, Arya Sinulingga menjelaskan bahwa Pertamina merupakan perusahaan terbesar di Indonesia.

Sehingga, Pertamina membutuhkan orang-orang yang paling baik untuk mengelola perusahaan di bidang energi itu.

"Kita yang pasti mencari komposisi pengurus untuk Pertamina karena ini adalah BUMN strategis tidak hanya dari sisi keuntungan bagi negara karena kita tahu bahwa Pertamina adalah perusahaan yang terbesar juga di Indonesia."

"Atau BUMN terbesar di Indonesia sehingga kami mencari pengurus-pengurus yang terbaik saat ini gitu," terang Arya di acara Sapa Indonesia Malam Kompas TV.

Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok tiba di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta Pusat, Senin (25/11/2019).
Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok tiba di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta Pusat, Senin (25/11/2019). (Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda)

Namun, Arya menjelaskan bahwa orang-orang di Pertamina kini masih bekerja dengan baik.

"Baik untuk Komisarisnya dan Direksinya, bahwa kita melihat beberapa saat ini memang Pertamina kita lihat setelah kita evaluasi berada dalam track yang masih benar," ujarnya.

Akibatnya, Pertamina saat ini lebih banyak membutuhkan Komisaris dibanding Direktur.

"Sehingga yang kami tambahkan di Direktur Keuangannya itu diambil dari Telkomsel gitu yah, itu pun sebenarnya karena Pak Pahala kita pindahkan ke BTN yang memang membutuhkan seorang Direktur Utama gitu," ucap Arya.

"Sementara yang banyak kita utak atik adalah di Komisarisnya," imbuhnya.

Lantas Arya menjelaskan mengapa Pertamina kini lebih banyak mencari komisaris.

Veronica Tan Sibuk Bisnis Daging, Disukai Bule, Belum Temui Komut Pertamina Ahok

Pasalnya, Menteri BUMN Erick Thohir disebutkan tengah mencari pengawas-pengawas.

"Kenapa di Komisarisnya, sama seperti yang kami sampaikan selalu sama saat ini adalah bahwa komisaris kita perkuat."

"Pak Erick Thohir sebagai Menteri BUMN selalu mengatakan mereka pengawas-pengawas di BUMN yang kita berikan kewenangan dari pemegang saham yaitu pemerintah adalah milik negara melalui Menteri BUMN itu menyerahkannya kepada Komisaris untuk melakukan pengawasan," terang Arya panjang lebar.

Namun, Ahok tak hanya satu-satunya yang direkrut sebagai Komisaris.

Adapula polisi bintang tiga untuk menjabat sebagai Komisaris.

"Tidak hanya Pak Ahok yang kita tempatkan di Pertamina, ada juga seorang polisi dengan bintang tiga, ini adalah tujuan kami supaya pengawasan di Pertamina betul-betul efektif," lanjutnya.

Lihat videonya mulai menit ke-7:15:

Pada kesempatan yang sama, Arya Sinulingga menegaskan bahwa nantinya Ahok ditugaskan untuk menurunkan tingkat impor Pertamina.

"Yang pasti Pak Ahok itu ditugaskan oleh Pak Erick Thohir Pak BUMN itu adalah untuk menurunkan impor BBM," ujar Arya.

Sehingga dengan ditugaskannya Ahok untuk menurunkan tingkat impor, nantinya akan ketahuan apakah di Pertamina ada mafia atau tidak.

"Nah di sini kan sudah bisa ketahuan, bahwa hilangnya itu kan ketahuan nanti penurunan impor, akan ada yang marah nanti kalau betul ada mafia itu," jelas Arya.

Ia menegaskan bahwa Pertamina berencana langsung untuk membeli minyak mentah melalui perusahaan Aramko.

Sehingga, itu mencegah atau memotong jalan mafia.

"Nah yang kedua adalah dibuatnya kilang-kilang ini kan langsung nanti yang disampaikan oleh Aramko."

"Itu kan dari Aramko yang menjual bahan mentahnya gitu, ini bagian juga dari potongan yang namanya mafia tadi," terang Arya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ditemui seusai menghadiri diskusi kebangsaan di Universitas Kristen Petra, Surabaya, Jawa Timur, Senin (19/8/2019). Ahok kini menjadi Komisaris Utama Pertamina.
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ditemui seusai menghadiri diskusi kebangsaan di Universitas Kristen Petra, Surabaya, Jawa Timur, Senin (19/8/2019). Ahok kini menjadi Komisaris Utama Pertamina. (Kompas.com)

Selain itu, Ahok ditugaskan agar Pertamina benar-benar langsung membeli minyak mentah dari produsen bukan melalui pihak ketiga.

"Nah inilah nanti tugasnya Pak Ahok sama temen-temen komisarisnya, untuk memastikan supaya di samping impor minyak turun, juga memastikan bahwa nantinya makin banyaklah kita membeli minyak langsung dari produsennya," jelas Arya.

"Itu tugas Pak Ahok nantinya," imbuhnya.

Kendati demikian, Arya mengatakan Ahok akan mempelajari lagi proses pembelian minyak mentah.

Apakah trader memang diperlukan dalam pembelian tersebut.

"Nanti akan dipelajari Pak Ahok dan teman-teman di minyak apakah memang apakah perlu tradder atau enggak biarlah Pak Ahok dan kawan-kawan yang akan beliau lihat nantinya untuk diberikan kepada temen-temen direksi," terangnya.

Arya sekali lagi menegaskan bahwa nantinya Ahok ditugaskan untuk menurunkan tingkat impor Pertamina.

"Tapi tugas utama mereka, Beliau adalah menurunkan impor ini akan ketahuan kok, akan terbuka semua," ulang Arya.

Selain itu, Arya kembali menyinggung bahwa Pertamina kini berencana membeli minyak dari produsennya langsung.

"Seperti yang saya katakan tadi Aramko kan sudah langsung kerja sama dengan Pertamina juga untuk memasok kilang-kilang yang akan dibangun oleh mereka juga oleh Pertamina ini langsung dari produsennya Aramko," terang dia.

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ahok Didesak Tuntaskan Masalah Pencemaran Minyak di Karawang

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved