Gosip Artis
Barbie Kumalasari Pernah Keguguran, Ungkap Perjuangan Jadi Seorang Ibu: 'Antara Hidup dan Mati'
Keguguran tersebut harus menimpa Barbie Kumalasari lantaran dirinya lebih mementingkan pekerjaannya saat itu.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sosok kontroversial Barbie Kumalasari kerap muncul dengan berbagai polemik.
Kerap terlihat tegar saat dibully, kali ini Barbie Kumalasari menunjukkan sisi lainnya.
Istri Galih Ginanjar itu menangis saat bicara tentang anaknya.
Rupanya, Barbie Kumalasari pernah mengalami pengalaman yang cukup pedih mengenai sosok anaknya.
Kisah tersebut dibagikan Barbie Kumalasari dalam tayangan yang diunggah melalui kanal YouTube Orami Indonesia, seperti dikutip TribunWow.com, Minggu (24/11/2019).
Dalam tayangan yang diunggah pada Rabu (20/11/2019) lalu itu, Barbie Kumalasari mengaku dirinya sempat mengalami keguguran tatkala mengandung anak pertamanya.
Saat itu usia kandungan Barbie Kumalasari sudah memasuki tujuh bulan.
"Waktu hamil itu aku pernah keguguran di saat aku hamil tujuh bulan," kata Barbie Kumalasari.
"Sebelum yang Keisha, ada kakanya Keisha, namanya Cantika Marisa."
"Itu cantik banget, karena sudah tujuh bulan kurang dua minggu," terangnya.
Keguguran tersebut harus menimpa Barbie Kumalasari lantaran dirinya lebih mementingkan pekerjaannya saat itu.
"Aku harus mengalami keguguran, di mana dulu aku dapat sinetron tiga striping, dan aku nyetir sendiri, tiga-tiganya aku jalanin setiap hari," jelas Barbie Kumalasari.
"Karena kan dulu saja aku waktu gemuk saja, aku sudah termasuk famous-lah ya."
"Dan mantan suamiku itu kan orang kantoran," ungkapnya.
Terlebih saat itu Barbie Kumalasari yang belum sekurus sekarang, sedang berada di puncak jayanya.
Karena tak menghiraukan kesehatannya dan lebih memilih sibuk bekerja, Barbie Kumalasari akhirnya tumbang dan harus dilarikan ke rumah sakit.
"Aku kebanyakan main film kan di Multivision dan di MD kan, jadi dulu tiga striping, aku pikir sayang kan namanya rezeki hamil," ucap Barbie Kumalasari.
"Setiap hari aku syuting sampai ketubanku pecah kecapekan, dan akhirnya aku harus bedrest di rumah sakit."
"Sampai besokannya aku didiemin, terus aku dibawa ke salah satu rumah sakit dan ke dokter," jelasnya.
Dari hasil pemeriksaan dokter, Barbie Kumalasari ternyata diputuskan harus melahirkan saat itu juga karena kondisi ketubannya yang sudah pecah.
"Terus aku sampai diinfus mules karena ketubanku sudah kering dan aku harus melahirkan tanpa air ketuban, itu rasanya gila banget," ujar Barbie Kumalasari.
"Normal, dan sungsang pula."
Pada saat itu, Barbie Kumalasari memutuskan untuk melahirkan secara normal karena dokter meyakinkannya bahwa kondisinya mendukung.
"Dokter bilang 'Kayaknya kamu kuat nih. Sudah gimana caranya saya induksi mules tanpa air ketuban," sebut Barbie Kumalasari.
Hingga akhirnya dokter memberikan stimulan agar Barbie Kumalasari dapat melahirkan anak yang saat itu berada dalam kandungannya.
"Kita harus ngeden, tapi ngedennya enggak boleh dipaksa," kata Barbie Kumalasari.
"Sehingga itu aku ngeden kayaknya ada dua jam. Ibaratnya uratku sudah mau putus kayaknya."
"Itu antara hidup dan mati banget," tuturnya.
Menurut Barbie Kumalasari, kejadian tersebut adalah hal yang paling menyiksa baginya.
"Induksinya itu sampai 8 jam diinduksi, baru bisa mules," kata Barbie Kumalasari.
"Cukup lama banget, dan itu ngerasain yang namanya antara hidup dan mati ya."
"Karena ibaratnya kalau kita buang air besar saja sakit, apalagi ini kan."
"Dan enggak ada ketubannya lagi."
"Sementara kalau hampir tujuh bulan itu kan anaknya sudah gede banget kan, sudah jadi bayi."
Barbie Kumalasari mengungkapkan bahwa anak yang susah payah dilahirkannya itu kemudian meninggal dunia tak lama kemudian.
"Masih hidup lima menit, habis itu meninggal," akunya.
"Jadi dari situ aku ngerasain gimana yang namanya perjuangan seorang ibu."
Lihat video selengkapnya di menit 3.10
TONTON DAN SUBSCRIBE