Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sales dan Juru Parkir Dicokok Densus Antiteror: Handphone dan Buku Jihad Disita

Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap tiga terduga teroris di tiga lokasi yang berbeda di Solo

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
www.law-justice.co/artikel/47040/tiga-warga-blitar-dicokok-densus-88/
Ilustrasi Densus 88 Menangkap Teroris 

Namun, keingintahuan warga tak terjawab, jalan menuju rumah S ditutup total. Radius lebih kurang 100 meter dari rumah S disterilkan dari aktivitas warga. Tetangga rumah S dilarang keluar rumah. Petugas berseragam dan berpakaian preman berjaga di mulut jalan dan rumah S.

Takin (48), tetangga S, menuturkan, pada saat penggeledahan, tidak ada aktivitas warga di sekitar lokasi tersebut. Ia hanya dapat melihat dari dalam rumah yang berjarak sekitar 25 meter. "Saya di dalam rumah, tidak boleh keluar. Bahkan tetangga yang paling dekat (dengan rumah S) juga tidak boleh lewat, tidak bisa masuk," kata Takin.

Menurut Takin, di jalan menuju rumah S berderet mobil milik aparat. Beberapa petugas tampak mengenakan seragam lengkap, sedangkan petugas lain mengenakan pakaian preman.

Warga lain, Ben (35), mengatakan, pagi hari sebelum peristiwa tersebut, ia melihat empat orang asing. Mereka duduk-duduk di rumahnya yang berjarak sekitar 20 meter dari rumah S. "Dari pukul 05.00 WIB, subuh, pertama ada dua orang di depan rumah, kemudian datang dua orang lagi, terus dua orang yang tadi pergi," ujar Ben. Orang asing tersebut cukup lama di depan rumahnya.

Orang yang tidak diketahui identitasnya tersebut meninggalkan rumahnya sekitar pukul 08.00 WIB atau satu jam sebelum rumah S digeledah. "Mereka sempat tanya-tanya soal burung merpati sama saya, katanya lagi nyari burung merpati," kata pria yang memiliki banyak burung merpati di rumahnya ini.

Dikenal Ramah

S diketahui merupakan anak menantu dari mantan narapidana kasus terorisme, Saefudin Zuhri. S dikenal pribadi yang baik dan ramah. "Orangnya ramah, kalau lewat menyapa. Kemarin siang juga ke sini beli jajan kerupuk sama mie lidi," kata Tri (23), pemilik warung tak jauh dari rumah S.

Menurut Tri, tidak ada aktivitas yang aneh dalam keseharian S. Pun demikian dengan pergaulan dengan tetangganya. "Penampilan biasa, pakaian juga biasa, pakai celana jins kalau keluar rumah. Istri cadaran. Keseharian setahu saya srawung (terbuka) dengan tetangga," ujar Tri.

Sementara itu, menurut Ketua RT 1 RW V Desa Danasri Lor Mubasir, S selama ini tidak pernah mengikuti kegiatan RT. "Setahu saya RT-an sudah dikasih tahu, kapan tanggalnya, hari apa, jam berapa, tapi kebetulan sedang sibuk," kata Mubasir.

Lukai Densus

Markas Besar Kepolisian RI membenarkan dua terduga teroris yang ditembak mati di Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, sempat menyerang dengan senjata tajam saat hendak ditangkap oleh tim detasemen khusus 88 (Densus 88) Antiteror.

"Saat dilakukan upaya penangkapan kedua orang disebut melakukan perlawanan dan menggunakan senjata tajam dan airsoft gun," kata Karopenmas Humas Mabes Polri, Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Polri, Jakarta Selatan.

Akibatnya, kata Dedi, satu anggota Densus 88 Antiteror mengalami luka-luka akibat serangan senjata tajam saat tengah lakukan penangkapan. "Satu anggota Densus 88 mengalami luka-luka di bagian tangan akibat sabetan benda tajam dan luka di bagian belakang," jelasnya.

Sebagaimana diketahui, dua terduga teroris yang ditembak oleh tim densus 88 bernama AP dan K alias Khoir. Keduanya diketahui menjadi perakit bom untuk Robiatul Muslimin Nasution (RMN) pelaku peledakan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara beberapa waktu lalu.

Keduanya juga diketahui merupakan Jaringan Ansharut Daulah (JAD), yang diketahui berbiat dengan ISIS. AP dan K juga pernah mengikuti pelatihan di Gunung Sibayak.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved