Rohatun Penjual Es Kelapa Muda, Mulai Merantau Sampai Bisa Bangun Rumah Sendiri

TRIBUNMANADO.CO.ID - "Minum di sini atau bawa pulang?"

Kata tersebut hampir selalu diucapkan Rohatun (40) warga Kotobangon, saat ada warga yang minta dibuatkan es kelapa muda.

Ada rasa cocopandan, ada melon, namun ada juga yang hanya menggunakan gula merah cair saja. Ada yang menggunakan susu, ada juga yang tidak, sesuai selera.

Hampir setiap hari Rohatun berjualan kepala muda di Kawasan Bobakidan, menggunakan gerobak andalannya.

Saat jam jualan, ia mulai membawa gerobaknya di situ, dibantu oleh suaminya, memasang teroal kecil, menaruh meja untuk meletakkan boks es batu, dan menggelar tempat duduk untuk pelanggan.

Butir demi butir kelapa mulai dibelahnya sendiri menggunakan parang. Nampak lincah, karena mungkin sudah terbiasa.

Kelapa yang sudah dibelah, airnya dimasukkan dalam wadah yang sudah disiapkan.

Daging kelapa muda digerus kemudian dicampurkan dengan air kelapa dalam wadah tersebut.

Saat ada yang memesan, tangannya juga cekatan untuk melayani pelanggan es kelaoa muda.

Tak disangka, sudah hampir sepuluh tahun, perempuan asal NTB merantau, dan menggeluti profesi sebagai penjual es kelapa muda.

Ia bersama suaminya Maedi (43) berjualan es kelapa muda khas NTB, namun di tempat berbeda di Kotamobagu.

Segelas dijualnya dengan harga Rp 6 ribu.

"Ya kalau panas begini banyak yang laku, kalau hujan hanya sedikit," katanya.

Hampir setiap hari ia menghabiskan 20 butir kelapa untuk dijual.

"Biasa dapat Rp 200 ribu, bisa lebih, tapi untungnya itu Rp 75 ribu saja," jelasnya. Pernah sekali waktu saat hujan, kelapa sudah dibelah, namun tidak ada yang membeli.