Bom Bunuh Diri Medan
Kasus Bom Bunuh Diri Medan Seret 18 Tersangka, Diduga Terpapar ISIS, Mulai Tunjukkan Eksistensi
Dari pengembangan, Polisi telah mengamankan sebanyak 18 orang terkait kasus bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan.
Pada penangkapan terduga teroris di Hamparan Perak pada Sabtu siang, ada empat orang yang disergap.
Tiga orang dilumpuhkan dan satu orang melarikan diri.
Salah satu dari mereka ditembak di bagian dada dan paha, kemudian dua orang lainnya ditembak di bagian kaki.
Agus mengatakan, dua orang yang ditembak mati di Hamparan Perak itu adalah perakit bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan.

Ketiga orang itu berinisial A, K dan P.
"Ya, yang dua meninggal itu, dia adalah yang merakit (bom). Perannya saling bantu membantu. Ini kan satu hari dua hari bisa menjadi pengantin. Artinya, waspadalah," kata Agus.
Ungkapan isi hati orangtua terduga teroris
Rudi Suharto (52) merasa sedih sekaligus tak menyangka kedua anaknya dibawa oleh polisi pada Kamis (14/11/2019) malam karena terkait bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan pada Rabu pagi (13/11/2019).
Kesedihannya bertambah karena satu anaknya lagi melarikan diri, juga terkait kasus bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan.
Kepada wartawan, pria yang sehari-hari dipanggil Ucok itu mengungkapkan segala kesedihannya.
Ia bercerita, dirinya sendiri lah yang membawa dua anaknya, yakni Aris (28), Fadli (23), untuk datang ke rumah Kepala Lingkungan (Kepling) Jehadun Bahar (52) pada Kamis malam sekitar pukul 20.30 WIB.
Dia mengajak kedua anaknya karena sebelumnya Kepling mencari informasi soal anak-anaknya kepadanya.
"Saya ajak ke rumah Kepling karena kepling yang cari informasi. Cemana lah kok sampai kek gini kalian," katanya.
Sekitar 20 menit kemudian, polisi datang dan membawa keduanya.
Rudi menyatakan bahwa dirinya sengaja menahan Aris dan Fadli agar tidak lari.
"Memang tak saya kasih lari mereka. Harus kalian tanggung jawab karena walaupun lari kalian pasti akan dicari lagi. Waktu saya bilang gitu (Aris dan Fadli) diam saja," katanya.