Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

NEWS

Menkopolhukam Mahfud MD Bakal Membocorkan Rahasia Kabinet?, Ini Kata Pengamat Rocky Gerung

Rocky Gerung menyoroti soal Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD Rocky memprediksi Mahfud MD bakal membocorkan rahasia

kolase Instagram
Bintang ILC TV One Rocky Gerung Prediksi Mahfud MD Bocorkan Kekacauan Kabinet Kerja Presiden Jokowi 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kritik kepada pemerintah kembali disampaikan Pengamat politik Rocky Gerung.

Rocky Gerung memberikan kritikan kepada Kabinet Indonesia Maju di era Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Rocky Gerung menyoroti soal Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD.

Dilansir TribunWow.com dari YouTube Rocky Gerung Official pada Senin (11/11/2019), Rocky memprediksi Mahfud MD akan menjadi sosok yang bakal membocorkan rahasia kabinet.

"Saya menduga atau memprediksi bahwa kalimat-kalimat ini atau isu-isu semacam ini yang sebetulnya bisa di-contain dalam kabinet saja itu akan bocor."

"Jadi mungkin pers bergembira tuh bocoran-bocoran kekacauan kabinet akan diperoleh dari Pak Mahfud," ungkap Rocky Gerung.

Sehingga ia menilai bahwa pernyataan-pernyataan Mahfud MD di depan media bisa menimbulkan kontroversi.

"Dan itu menandakan bahwa orkestrasi opini publik tidak bisa dipastikan menghasilkan harmoni," ujar Rocky Gerung.

Kendati demikian, Rocky Gerung percaya bahwa tetap ada pihak-pihak yang senang akan ungkapan-ungkapan Mahfud MD.

"Banyak orang pasti akan bergembira, banyak orang yang akan menganggap bahwa terima kasih Mahfud MD, Anda telah memulai sesuatu keadaan yang biasa disebut sebagai bukan Harmoni tapi Kakofoni."

"Itu bising doang tapi enggak ada iramanya," kritik Rocky Gerung.

Rocky Gerung Nilai Politik di Indonesia seperti Gunung Everest

Rocky Gerung mengatakan bahwa situasi politik di Indonesia itu seperti perjalanan naik gunung.

Hal itu disampaikan Rocky Gerung melalui channel Youtubenya Rocky Gerung Official pada Jumat (7/11/2019).

Rocky Gerung mengatakan, bahwa politik di Indonesia itu seperti turbulensi.

Turbulensi adalah perubahan kecepatan aliran udara yang menyebabkan goncangan pada tubuh pesawat.

"Turbulence (turbolensi), itu sama seperti ke Kathmandu visit ke basecamp Everest," kata Rocky Gerung.

Kemudian, Rocky Gerung menjelaskan bahwa politik di Indonesia itu sama berbahaya dengan Bandara Lukla di Nepal.

"Dari Kathmandu kita naik pinoter yang cuma 8-9 orang ke Bandara namanya Lukla, Bandara Lukla itu bandara paling berbahaya di dunia itu, karena cuma boleh satu kesempatan mendarat."

"Depannya dinding, belakangnya jurang jadi kalau gagal mendarat ya udah selesai," ujar Rocky Gerung.

Pasalnya, Rocky Gerung menganggap banyak sekali permasalahan yang tengah dialami oleh Indonesia hingga membuat kepanikan.

"Nah politik Indonesia itu kira-kira begitu tuh, orang cemas dengan keadaan politik buruk, ekonomi memburuk, intrik di dalam kabinet juga memburuk, kemampuan daya beli masyarakat menurun, dan semua variable itu seperti Turbulence kalau di Himalaya," jelas politisi asal Manado itu.

Bedanya, bencana alam dianggap tidak ada konsekuensinya dan mutlak.

Namun, permasalahan di bidang sosial dapat menjalar ke mana-mana.

"Enggak bisa kita prediksi, bedanya kalau disaster (bencana) alam itu enggak ada konsekuensi secara sosial karena itu hukum alam tu."

"Tapi kalau disaster di bidang ekonomi konsekuensinya ke mana-mana, karena itu menyangkut hak hidup layak, hak warga negara untuk menikmati keakraban dengan tetangga," jelasnya.

Pada bencana sosial, publik hanya bisa mengalahkan kebijakan

"Nah itu yang enggak ada, dan kita hanya bisa mengatakan itu pasti kesalahan kebijakan bukan kesalahan alam," ucap Rocky Gerung.

Saat ditanya apakah dirinya masih mengigat politik di Indonesia saat berada di atas gunung, Rocky Gerung mengatakan hanya sedikit terpikir.

"Enggak kepikiran sih, sekelebat saja, fokus pasti hilang."

"Tapi tetap begitu istirahat berpikir ulang justice keadilan, karena itu mengikat di bawah alam sadar saya dari Himalaya di ketinggian 5.000 meter kita bisa bayangkan apa yang terjadi di Jakarta di Monas, di ruang kabinet, apa yang diomongkan di situ," ucapnya.

Lihat videonya mulai menit ke-4:54:

                                                                                                                                                                                                                                                Mahfud MD Tantang Debat

Paham radikalisme menimbulkan pandangan-pandangan di masyarakat.

Menanggapi itu, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengungkapkan usahanya untuk memberikan penjelasan soal radikalisme secara jelas.

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Indonesia Lawyers Club pada Selasa (5/11/2019), Mahfud MD menjelaskan dirinya sudah memberikan pemahaman soal radikalisme sejak dirinya belum menjadi Menkopolhukam.

Hal itu dilakukan Mahfud MD demi menyamakan pengertian soal radikalisme.

"Deradikalisasi misalnya begini kita perkuat pelajaran Pancasila, kita datangi pesantren."

"Saya datang ke pesantren-pesantren sebelum jadi Menkopolhukam."

"Saya tuh punya lembaga MMD inisiatif, punya gerakan suluh kebangsaan bukan dengan biaya negara, datang ke pesantren-pesantren, kampus-kampus dalam menyamakan persepsi," kata Mahfud MD.

Mahfud MD membantah pemerintah tidak memperbolehkan masyarakatnya untuk berpikir radikalisme.

Namun, Mahfud MD menjelaskan tiap jenis gerakan radikalisme ada tindakannya masing-masing.

"Apakah tidak boleh berfikir? Boleh."

"Maka ada tiga tindakan tadi kalau takfiri kita larang itu bisa ujaran kebencian," katanya.

Sedangkan khusus gerakan radikalisme melalui politik ideologis maka Mahfud MD akan menangkalnya dengan adu wacana.

"Kalau jihadis itu kriminil berat nah kalau wacana politik ideologis kita lawan dengan wacana kan selalu saya melawan dengan wacana," kata dia.

Ia lantas menentang orang-orang yang memiliki pandangan berbeda soal radikalisme untuk berdebat.

"Ayo mau bicara, apa teorinya? Apa dalilnya, kan selalu begitu," tegas dia.

Ia menegaskan sekali lagi, orang boleh berwacana soal radikalisme.

Sehingga, jangan menuduh pemerintah antikebebasan bagi rakyatnya yang ingin bersuara.

Lihat videonya sejak menit ke-6:21:

"Boleh berwacana tetapi jangan dibilang kalau membuat kontra wacana seperti saya, kalau dibilang antikebebasan, enggak."

"Mereka boleh bicara, tapi saya juga harus boleh bicara membantah," tegas Mahfud MD.

* Ade Armando Pembela Jokowi Ternyata Punya Pemahaman Sama dengan Bintang ILC TV One Rocky Gerung

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, Ade Armando mengungkap persetujuannya dengan pengamat politik, Rocky Gerung.

Ade Armando memiliki pemikiran yang sama dengan Rocky Gerung terkait radikalisme.

Hal itu diungkapkan ketika keduanya menjadi bintang tamu di acara Sarinya Berita channel YouTube realita TV pada Jumat (1/10/2019).

Mulanya, Rocky Gerung mengungkapkan bahwa pemikiran radikal tak perlu dicegah.

"Apa yang mau dicegah? Berfikir radikal mau dicegah? 24 jam?," kata Rocky Gerung.

Namun, jika ada sesutu hal terjadi, kaan sebaiknya pencegahan atau penindakan dilakukan oleh badan intelijen.

"Oke kalau itu yang diperlukan lakukan aktivitas intelijen, supaya dia dicegah kan? Kalau dia sudah terjadi ya ada KUHP," kata dia.

Pasalnya, pikiran orang tidak bisa dicegah lantaran manusia selalu mengalami perubahan pikiran.

"Yang dicegah itu bukti awal perbuatan, bukan pikiran yang dicegah. Itu konyol mencegah pikiran wong pikirannya floating (mengambang) terus," kata Rocky Gerung.

Menanggapi Rocky Gerung, Ade Armando yang duduk satu sofa dengan pria 60 tahun tersebut mengungkapkan kesetujuannya.

Istilah radikal tidak bisa mudah saja dituduhkan pada seseorang.

"Ya makanya saya katakan tadi, saya tidak terlalu suka dengan istilah radikal," kata Ade Armando.

"Sama," jawab Rocky Gerung.

"Makanya mau duduk bareng sekarang," celoteh presenter.

Lalu, Ade Armando menyingung ungkapan Rocky Gerung soal pemerintah yang mengatakan ada sekitar 30 persen kampus di Indonesia terpapar radikal.

"Kemudian orang mengait-ngaitkannya dengan kekerasan kan, seperti tadi contohnya Rocky."

"Kalau dibilang 30 persen itu radikal, itu artinya mereka seharusnya membawa belati, membawa bom," kata Ade Armando.

Namun, Ade Armando tidak bisa membantah bahwa ancaman radikalisme itu memang ada.

"Tapi kan bukan itu isunya nah sekarang, bukan sekarang juga dan ini ada ancaman dan ini bukan dibuat-buat."

"Mereka yang percaya bahwa seharusnya Indonesia dijalankan dengan mengikuti syariah misalnya, dan untuk itu mereka akan menghalalkan cara, dan itu berbahaya menurut saya," jelasnya.

Ade Armando kemudian menyebutkan sejumlah tindakan-tindakan yang bisa meruntuhkan bangsa.

"Itu misalnya saja, kalangan-kalangan yang dengan mudah misalnya akan melakukan pembangunan gereja di sekitar rumahnya, mereka yang menyatakan membangun perumahan syariah di mana orang-orang non muslim tidak bisa mau ke sana."

"Buat saya saya lebih jauh concern pada itu, karena dia akan memecah bangsa ini ketimbang yang radikal-radikal," ujarnya.

Ade Armando menganggap seseorang yang berpikiran Indonesia harus berpegang pada syariah itu tidak radikal selama tidak melakukan hal-hal yang bisa merugikan orang lain.

Namun, yang menjadi masalah adalah ketika wacana itu terus berkembang di masyarakat.

"Misal saya punya seorang teman yang percaya betul bahwa memang harusnya menegakkan syariah kemudian kita katakan itu radikal, keberatan, karena saya kan enggak radikal, saya enggak threatening (mengancam) siapapun sebetulnya, saya tidak mengancam siapapun, saya tidak menggunakan kekerasan apapun," katanya.

"Buat saya problemnya bukan di sana, problemnya adalah kalau discourse ini wacana ini terus dikembangkan, maka bangsa ini akan terbelah-belah," sambung Ade Armando.

Rocky Gerung Sindir Menkopolhukam Mahfud MD soalRadikalisme

Rocky Gerung sempat menyindir Menteri Politik Hukum dan Keamanan, Mahfud MD terkait definisi radikalisme.

Sedangkan, istilah radikalisme kini tengah ramai dibahas terkait fokus Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin memberantas gerakan tersebut.

Dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Realita TV pada Minggu (3/10/2019), menurut Rocky Gerung istilah radikalisme itu dapat menciptakan berbagai pandangan.

Padahal menurut Rocky Gerung, radikalisme merupakan upaya berpikir maksimal untuk melakukan perubahan total.

"Ini istilah yang kemudian menghasilkan kebingungan, juncto kecemasan, padahal istilah itu, istilah akademis artinya upaya untuk menghasilkan perubahan total, upaya untuk berpikir maksimal, upaya untuk debat dengan dengan argumentasi yang kuat."

"Jadi itu seluruh aktivitas positif itu sebetulnya," jelas Rocky Gerung.

Namun, istilah radikalisme kini justru dianggap momok bagi masyakarakat.

Pasalnya, Rocky Gerung menilai istilah radikalisme yang disebut-sebut akhir-akhir ini sebenarnya digunakan untuk kepentingan politik.

"Tapi kemudian istilah itu jadi berbau politik, pindah di ruang kampus masuk ke dalam wacana politik sehingga itu yang menimbulkan kecemasan," katanya.

Bahkan, Rocky Gerung sempat menyinggung Menteri Politik Hukum dan Keamanan, Mahfud MD yang menyebut istilah radikalisme dengan bernada ancaman.

"Karena kalau sampai sekarang di kita dengar tuh tadi malam saya lihat Pak Menkopolhukam yang baru mengucapkan kata itu, di dalam intonasi ancaman."

"Kalian begini, kita begini, akhirnya dia sendiri enggak mampu untuk menghasilkan ulang kejernihan pikiran dari kata radikalisme," papar pria asal Manado tersebut.

Akibatnya, radikalisme kini dianggap sesuatu hal yang menakutkan.

Isu radikalisme dianggap oleh Rocky Gerung sengaja digulirkan untuk mencegah politik Islam.

"Kata itu sekarang itu menakutkan, karena diajukan untuk menghalangi pikiran, komunikasi lain, di dalam bahasa yang lebih telanjang, hal itu diarahkan untuk politik Islam," kata dia.

Namun, yang patut disayangkan oleh Roccky Gerung pada pemerintah, yakni tidak pernah menngungkapkan secara gamblang siapa pelaku radikalisme.

"Saya menganggap bahwa siapa yang dituduh kaum radikal itu? Nggak bisa diucapkan, tunjukkan mana yang radikal, itu rahasia intelejen, nah kalau rahasia intelejen lakukan derekalisasi dengan cara intelejen."

"Lalu ya memang kita enggak bisa sebutin, siapa yang radikal tapi kan itu aktivitas di bawah tanah."

"Saya pikir mungkin betul yah aktivitas di bawah tanah itu memang yang dimaksud radikal,

"Radiks artinya akar, akar itu di bawah tanah, jadi kata radikal itu natural justru kan karena di bawah tanah," paparnya.

Meski radiks berarti di bawah tanah, namun secara etimologi radikalisme merupakan upaya untuk menyelesaikan suatu masalah sampai ke akar-akarnya.

"Jadi kita masuk dalam kekacauan itu, padahal kata radikal kembali lagi pada etimologinya, upaya kuat sekuat tenaga untuk mencari persoalan sampai ke akar-akarnya," ungkap laki-laki yang kadang disapa Roger ini. (TribunWow.com/Mariah Gipty)

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Bintang ILC TV One Rocky Gerung Prediksi Mahfud MD Bocorkan Kekacauan Kabinet Kerja Presiden Jokowi

Subscribe YouTube Channel Tribun Manado:

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved