Gempa Jailolo Maluku Utara
Gempa Berpotensi Tsunami Guncang Jailolo, Mahasiswa di Manado Langsung Nelpon Ibunya
Jeine Labudo langsung menelpon ibunya di Jailolo, setelah mendapatkan kabar Gempa berkekuatan 7,1 mengguncang kawasan di Maluku Utara itu.
Penulis: Nielton Durado | Editor: Maickel Karundeng
RIBUNMANADO.CO.ID - Jeine Labudo langsung menelpon sang ibu di Jailolo, setelah mendapatkan kabar Gempa dengan magnitudo 7,1 mengguncang kecamatan di Halmahera Barat, Maluku Utara, itu.
Saat ponsel menempel di telinganya, mulut gadis 23 tahun itu nampak menggigit kuku di jari tangan kirinya.
Ia sesekali terlihat berbicara sendiri.
"Teleponnya tidak diangkat," kata dia.
Selang dua menit handponenya berbunyi.
Ternyata itu telpon dari ibunya.
"Halo Ma, tidak apa-apa kan di sana," sahut dia dengan nada antusias.
Ia lalu menanyakan terkait situasi air di sana.
"Menurut mama masih aman," ucap dia singkat.
Sementara itu, Alfret Mandalika, warga Desa Togola Sanger, Kabupaten Halmahera Barat, juga menelpom adiknya yang di Jailolo.
Namun, karena buruknya jaringan telepon di sana, ia tak bisa berbicara dengan keluarganya.
"Panik itu pasti, karena rumah kami dekat dengan laut," tegasnya.
Ia berharap semua keluarga yang ada di Jailolo bisa selalu dalam lindungan Tuhan.
Seperti diberitakan, gempa bermagnitudo 7,1 mengguncang Maluku Utara (Malut) dan Sulawesi Utara (Sulut), Kamis (14/11/2019) tengah malam.
Gempa berpotensi tsunami itu berpusat di wilayah barat laut Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera (Malut).