Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Wawancara Khusus Putri Wapres KH Maruf Amin: Mundur dari PNS Demi Tangsel

Siti Nur Azizah, salah satu Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Agama (Kemenag), memutuskan mundur dari jaket

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
kompas.com/jaisy rahman thohir
Siti Nur Azizah maju Pilkada 2020 

Tagline saya jelas, karena saya perempuan da kota Tangsel itu cantik, tagline saya Permata. Yaitu Pemerataan Kemajuan untuk Kesejahteraan Masyarakat Tangsel (Permata). Kalau programnya kami namakan, Semarak Kita Tanding untuk Tangsel yang Sejuk dan Jelita

Sejauh ini sudah kemana saja Anda melakukan sosialisasi?

Kan ada tiga syarat orang untuk maju, selain popularitas, elektabilitas, dan aksepbilitas. Saya perlu banyak ketemu masyarakat, karena untuk menyerap aspirasi. Makanya saya turun, ini momen baik untuk mengangkat isu-isu lokal. 

Seperti ke majelis taklim, acara-acara masyarakat, tokoh masyarakat, budayawan, pengusaha yang andal, dan politisi senior. Yang terpenting membangun chemistry dengan masyarakat di Tangsel.

Untuk meraih dukungan dari parpol, Anda sudah ke parpol mana saja?

Sebagai orang yang meyakini proses itu tidak mengkhianati hasil, dan saya bukan orang yang instan. Juga menggunakan karpet merah untuk itu, saya harus ikhtiar.

Termasuk untuk mendapatkan legitimasi. Agar saya bisa maju dalam Bakal Calon Wali Kota Tangsel. Tentunya saya mengikuti konvensi dan melakukan komunikasi politik dengan partai-partai yang memiliki kursi di kota Tangsel.

Yang pertama kali itu saya ke PDIP, juga daftar konvensi di PSI, PKB, bahkan partai yang tidak memiliki kursi, seperti PPP. Tapi mereka kan bukan partai yang baru. Mereka memiliki kekuatan di grass root.

Serta yang terakhir partai Gerindra. Nanti rencananya saya juga akan ke Partai Demokrat. Ya didoakan dan kita tunggu saja semoga mendapatkan dukungan dari partai-partai yang punya legitimasi kuat.

Saat ini Anda sudah lepas dari PNS?

Per 1 November saya sudah mengajukan permohonan pengunduran diri kepada pimpinan di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag). Itu sebagai komitmen kesungguhan saya. Bahwa untuk maju perlu waktu khusus dan fokus persiapan semuanya.  Dengan melepas ini, saya bisa lebih mempersiapkan program dan semuanya. Termasuk sosialisasi dan partai pengusungnya, itu kan membutuhkan waktu dan keseriusan.

Sudah berapa lama Anda menjadi PNS?

Sudah 18 tahun. Sebelumnya di Peradilan Tinggi Agama, dimana dulu masuk di Kementerian Agama. Kemudian 2004 ke Kementerian Agama pusat, karena Peradilan Tinggi Agama masuk di Mahkamah Agung. Sampai terakhir menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Pembinaan Paham Keagamaan Islam dan Penanganan Konflik. Saya menangani konflik-konflik sosial keagamaan.

Anda sebagai anak dari Wapres, M'aruf Amin, bagaimana menjamin tidak akan menggunakan 'karpet merah' dari Ayah Anda tersebut dalam Pilkada nanti?

Kan bisa terbaca dari rekam jejak. Karena selama ini kan pekerjaan saya (PNS Kemenag) tidak cukup populer dan tidak untuk populer. Karena pekerjaan saya itu 3S, Sunyi, Senyap, Selesai. Karena menangani konflik kan nggak boleh ramai-ramai. Kalau pun sekarang saya muncul langkah saya maju untuk Calon Wali Kota. Kalau orang melihat sebagai putri dari Wapres, itu wajar-wajar saja.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved