Berita Terkini
Sejarah Praktik Bom Bunuh Diri, Timbul di Medan Perang Demi Menjalankan Misi Suci
Banyak kasus bom bunuh diri yang tercatat di berbagai negara termasuk Indonesia, bagaimana sejarah praktik bom bunuh diri?
Ketika Perang Iran–Irak (1980-1988) berkobar dan dalam satu hari korban jiwa dari kedua belah pihak yang bertempur bisa mencapai 10.000 orang, pola serangan bom bunuh diri juga mulai dipraktekkan oleh personel pasukan Iran.
Tujuan pasukan bunuh diri Iran yang terdiri dari para militan itu, salah satunya bahkan ada yang baru berumur 13 tahun adalah untuk memenangkan perang dan mati syahid.
Pola serangan bom bunuh diri dari pasukan Iran itu sempat menggoncang dunia peperangan karena merupakan tindakan langka.
• Pasca Bom Bunuh Diri di Medan, AKP Suharno Minta Warga Laporkan Orang Tak Dikenal
Para pejuang Hizbullah, yang dikenal dekat dengan Iran, ketika bertempur melawan pasukan Israel ternyata menggunakan taktik serangan bom bunuh diri dan hasilnya sangat efektif.
Militer Israel makin kewalahan atas serangan pasukan bunuh diri Hizbullah karena sulit dideteksi.
Taktik serangan bom bunuh diri demi memenangkan perang selanjutnya makin marak digunakan dalam Perang Irak, Perang Afghanistan, dan lainnya.
Tapi dalam perkembangan berikutnya serangan bom diri ternyata berubah menjadi bersifat teror sehingga membuat banyak negara kalang kabut.
Serangan bom bunuh diri yang paling mematikan dan sulit dicegah adalah serangan yang dilancarkan para teroris ISIS karena sasarannya apa saja.
Terutama tempat-tempat keramaian yang banyak dikunjungi warga asing (AS dan Eropa) atau warga mana pun yang oleh ISIS telah dianggap sebagai musuh.
Namun saat ini para pembom bunuh diri ISIS ternyata menyerang juga tempat-tempat ibadat semua agama hanya karena alasan berbeda keyakinan.
Alasan berbeda keyakinan itulah yang kini menjadi ajang pertempuran dan motivasi bagi para pelaku bom bunuh diri dengan sasaran tanpa pandang bulu.
• TERKINI, Inilah Identitas Pelaku Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan Ternyata Mahasiswa 24 Tahun
Siapa saja bisa menjadi korban pembom bunuh diri kapan pun di mana pun.
Serangan teror, khususnya pembom bunuh diri itu, jelas telah menjadi musuh bersama semua umat manusia.
Untuk menanganinya tidak hanya menjadi tanggung jawab aparat keamanan. Tapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat internasional.
Di Indonesia sendiri butuh sinergi dari TNI-POLRI dan masyarakat untuk menangani ancaman serangan bom bunuh diri itu.