Djaduk Ferianto Meninggal Dunia
Profil Lengkap Almarhum Djaduk Ferianto, Seniman Multitalenta, Belajar dari Dua Tokoh Legendaris
Almarhum Djaduk Ferianto adalah sosok seniman multitalenta, ia belajar musik dan film dari dua tokoh lengendaris
Penulis: Rizali Posumah | Editor: Rizali Posumah
Ia selalu ditemani radio yang sering menyiarkan pertunjukan wayang. Tidak lupa juga buku cerita wayang yang selalu ada di sampingnya.
Kemudian ia bercita-cita menjadi dalang, bahkan pernah belajar mendalang.
Lingkungan masa kecilnya di Tedjakusuman, Yogyakarta yang dekat dengan kesenian sangat mendukung kariernya di bidang musik, juga teater.
Dikutip dari merdeka.com, sejak umur delapan tahun, Djaduk sudah aktif menari di Pusat Latihan Tari milik ayahnya.
Djaduk banyak belajar soal musik dan film dari dua tokoh perfilman legendaris, Teguh Karya dan Arifin C. Noer.
Selain itu, ia secara khusus pergi ke Jepang untuk mempelajari teknik olah pernapasan dalam memainkan alat musik tiup.
• Ruben Onsu Dituduh Pesugihan, Suami Sarwendah Lapor Polisi, Tak Punya Masalah Dengan Roy Kiyoshi
Ilmunya di bidang musik pun semakin bertambah saat ia belajar musik di New York.
Sepanjang perjalanan karirnya, ayah lima anak ini sempat mengalami diskriminasi, salah satunya adalah pembedaan antara lokal dan nasional.
Djaduk baru bisa masuk industri musik nasional di tahun 1996.
Meskipun frekuensi tampil di ibukota sangat tinggi, Djaduk memilih untuk tetap tinggal di Yogyakarta.
Mengutip Tokoh.id, Djaduk turut membidani lahirnya kelompok musik Rheze di tahun 1976.
Pada tahun 1984, jebolan Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Yogyakarta ini mulai melebarkan sayapnya dengan ikut menangani proyek pembuatan musik untuk Festival Film Indonesia 1984 dan Pekan Tari Muda VI Dewan Kesenian Jakarta.
Karya
Filmografi: Petualangan Sherina (2000), Koper (2006), Jagad X Code (2009), Cewek Saweran (2011)
Diskografi: Orkes Sumpeg Nang Ning Nong (bersama Kua Etnika,1997), Ritus Swara (bersama Kua Etnika, 2000), Parodi Iklan (bersama Orkes Sinten Remen, 2000), Komedi Putar (bersama Orkes Sinten Remen, 2002), Janji Palsu (bersama Orkes Sinten Remen, 2003), Maling Budiman (bersama Orkes Sinten Remen, 2006), Dia Sumber Gembiraku (Lagu Rohani, 2006), Pata Java (bersama Kua Etnika dan Pata Master Jerman)