Kasus Pembunuhan
Lita dan Ado Hentar Jenazah Ibunya Hingga ke Ladang Pekuburan
DR alias Lita (15) dan MR alias Ato (12) terpaksa melihat peti orang tuanya di depan mata mereka sambil histeris karena telah kehilangan.
Di awal video, Lita mengataka bahwa dirinya tak sanggup menghadapi kenyataan bahwa itu sudah tak memiliki ayah dan ibu.
Sementara Lita juga memiliki dua orang adik lelaki yang masih kecil.
Saat teman-teman sekolah, guru dan kepala sekolah datang melayat di rumah duka.
Diketahui sang suami Domme Jhein Rorie telah dimakamkan terlebih dahulu, menyusul Fransien Sandra Mokalu yang dimakamkan Selasa (12/11/2019)
Korban Fransien diketahui belum lama ini mendapatkan gelar nurse, Lita pun mengatakan ibunya itu tak sempat menikmati nursenya.
"Mama tak nikmati nurse-nya," kata Lita dengan tangis menjadi-jadi.
Peristiwa ini memang mengejutkan banyak orang.
Mereka tak menyangka kejadian ini akan terjadi.
Apalagi pasangan suami istri ini dikenal baik dan harmonis.
Psikolog; Perlu Pendampingan Psikologi Bagi Anak
Menurut pakar psikologi, Welly Thomas yang juga merupakan Ketua Himpunan Psikologi Indonesia Sulawesi Utara (HIMPSI Sulut) bunuh diri yang dilakukan Domme adalah sebuah bentuk lari dari tanggung jawab.
"Karena tidak ingin bertanggung jawab atas apa yang sudah dilakukan, kemudian ia melakukan bunuh diri sebagai sebuah bentuk pelarian," ujarnya ketika dihubungi via telepon.
Kejadian ini tentu menyisakan rasa trauma dari berbagai pihak, terutama anak-anak dari kedua pasangan.
Menurutnya, 7 hari pertama merupakan masa-masa paling tarumatik yang dihadapi sang anak.
"Dari keluarga terutama harus sangat mendampingi dan menjaga. Jangan biarkan anak-anak mendengar orang lain membahas kejadian tersebut karena rasa trauma akan dibawa hingga dewasa," tambahnya.
Pengawasan anak dalam menggunakan media sosial juga penting, mengingat banyaknya oknum tidak bertanggung jawab yang suka menyebarkan berita hanya sepenggal atau dari satu sisi.
"Saya juga memohon pengertian bagi para pengguna media sosial untuk tidak mem-blow up berita ini demi terjaganya kesehatan mental sang anak," ujar Ketua HIMPSI Sulawesi Utara ini.
Ia juga mengimbau agar masyarakat terutama pemuka agama turut mendampingi sang anak hingga benar-benar sehat.
"Kalau di Minahasa kan mereka lebih dekat dengan pemuka agama, jadi pendampingan dari sisi keagamaan akan lebih efektif ketimbang psikolog yang hanya ada satu atau dua orang," katanya.
Namun Welly mengaku pihak HIMPSI siap dan bisa dihubungi kapan saja jika memang perlu membantu pendampingan.
Masih Ingat, Aulia Kesuma Yang Bunuh Suami dan Anak Tirinya? Kini Divonis Hukuman Mati |
![]() |
---|
Kronologi Wanita Pembunuh Suami dan Anak Tiri, Aulia Kesuma Kini Divonis Hukuman Mati |
![]() |
---|
Aulia Kesuma Pembunuh Suami dan Anak Tirinya Divonis Hukuman Mati, Kuasa Hukum: Ini Terlalu Sadis |
![]() |
---|
Ingat Aulia Kesuma? Terpidana Kasus Pembunuhan Suami dan Anak Tirinya, Kini Siap Jalani Hukuman Mati |
![]() |
---|
Istri Digoda Pria Lain Panggil 'Adek Sayang' Buat Sang Suami Ngamuk Bacok Anggota LSM hingga Tewas |
![]() |
---|