Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hari Pahlawan

10 November 1945, Tentara Inggris Janji Taklukkan Surabaya Dalam 3 Hari, Nyatanya?

10 November 1945 dikenang sebagai hari pahlawan di Indonesia. Di hari itu, ribuan rakyat dan pejuang Indonesia gugur dalam pertempuran maha dahsyat

Penulis: Rizali Posumah | Editor: Rizali Posumah
(Wikipedia.org)
Pertempuran Surabaya yang mengakibatkan banyak pejuang gugur menjadi peristiwa penting dan bersejarah bagi bangsa Indonesia pada 10 November. 

Brigjen Robert Guy disebutkan gugur karena pesawat yang ditumpanginya berhasil ditembak jatuh pejuang Indonesia.

Awal Peristiwa

Dikutip dari wikipedia, setelah kekalahan pihak Jepang, rakyat dan pejuang Indonesia berupaya melucuti senjata para tentara Jepang.

Keadaan ini menimbulkan pertempuran-pertempuran yang memakan korban di banyak daerah.

Ketika gerakan untuk melucuti pasukan Jepang sedang berkobar, tanggal 15 September 1945, tentara Inggris mendarat di Jakarta, kemudian mendarat di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945.

Tentara Inggris datang ke Indonesia tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) atas keputusan dan atas nama Blok Sekutu, dengan tugas untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan perang yang ditahan Jepang, serta memulangkan tentara Jepang ke negerinya.

AA Maramis Jadi Pahlawan Nasional, Pendiri Bangsa dan Perwakilan Minoritas dari Timur Indonesia

Namun selain itu tentara Inggris yang datang juga membawa misi mengembalikan Indonesia kepada administrasi pemerintahan Belanda sebagai negeri jajahan Hindia Belanda.

NICA (Netherlands Indies Civil Administration) ikut membonceng bersama rombongan tentara Inggris untuk tujuan tersebut.

Hal ini memicu gejolak bagi rakyat Indonesia dan memunculkan pergerakan perlawanan rakyat Indonesia di mana-mana melawan tentara AFNEI dan pemerintahan NICA.

Tentara Inggris nyaris hancur di Surabaya.

Pada 27 Oktober itu pesawat Inggris terbang di langit Surabaya dan menyebarkan pamflet yang berisi pesan yang menyebutkan, dalam waktu 2 hari rakyat Surabaya harus menyerahkan semua senjata kepada tentara Inggris.

Jika tidak, maka tentara Inggris akan mengambil tindakan tegas dengan tembak di tempat.

Ultimatum Inggris yang menyuruh rakyat dan pejuang Surabaya menyerahkan senjata kepada Inggris, justru dijawab dengan ajakan perang terbuka.

Setelah itu, terjadilah pertempuran sengit selama tiga hari hingga tanggal 29 Oktober.

Para pejuang menyerang markas Brigade 49 Mahratta yang dipimpin Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sothern Mallaby.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved