Hari Pahlawan
10 November 1945, Tentara Inggris Janji Taklukkan Surabaya Dalam 3 Hari, Nyatanya?
10 November 1945 dikenang sebagai hari pahlawan di Indonesia. Di hari itu, ribuan rakyat dan pejuang Indonesia gugur dalam pertempuran maha dahsyat
Penulis: Rizali Posumah | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID - 10 November 1945 dikenang sebagai hari pahlawan di Indonesia.
Di hari itu, ribuan rakyat dan pejuang Indonesia gugur dalam pertempuran maha dahsyat di Kota Surabaya.
Korban jiwa diperkirakan mencapai puluhan ribu, dengan belasan ribu di pihak Indonesia dan ribuan lainnya dari tentara Inggris.
Pertempuran ini dipicu oleh tewasnya pemimpin tentara Inggris di Surabaya, Brigadir Jenderal Aubertein Walter Sothern Mallaby, atau A.W.S Mallaby, pada 30 Oktober 1945.
Jenderal Mallaby tewas di tanggal 30 Oktober itu.
Saat itu mobil yang ditumpanginya terkena ledakan granat dari pengawalnya sendiri saat hendak melindungi Mallaby dari kepungan Pejuang Indonesia.
Kematian Mallaby pun menyulut pertempuran paling berdarah sepanjang sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, dan dikenal dengan Pertempuran 10 November 1945.
• TOKOH-TOKOH Yang Menerima Gelar Pahlawan Nasional Dari Presiden Jokowi Pada Tahun 2019 dan 2018
10 November
Tanggal 10 November Inggris dan Sekutu mengerahkan kekuatan mereka dan menggempur Surabaya dari darat, laut dan udara. Perang ini mengakibatkan jatuhnya korban jiwa yang luar biasa banyak.
Meski dari sisi Indonesia korban jiwa lebih banyak (terutama rakyat sipil), namun sejarah mencatat perlawanan di Surabaya adalah yang paling heroik di semua pertempuran membela kemerdekaan.
Menurut Merle Calvin Ricklefs, dalam A History of Modern Indonesia Since c.1300, tercatat setidaknya 6.000-16.000 pejuang dari pihak Indonesia tewas dan 200.000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya sebagai imbas dari pertempuran tersebut.
Sementara itu, taksiran Woodburn Kirby dalam The War Against Japan (1965), korban dari pihak sekutu sejumlah 600-2.000 tentara.
Pada awal pertempuran 10 November, Inggris mengingatkan bahwa mereka akan merebut Surabaya hanya dalam waktu tiga hari.
Nyatanya, perlawanan yang cukup sengit dari rakyat dan pejuang Indonesia membuat pertempuran 10 November berjalan cukup lama. Memakan waktu nyaris 1 bulan.
Pada awal pertempuran saja, baru beberapa jam, Inggris kehilangan Komandan Detasemen Artileri mereka, Brigadir Jenderal Robert Guy Loder Symonds.