Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pahlawan Nasional AA Maramis

Begini Usaha Keluarga Menjadikan AA Maramis Pahlawan Nasional, Terwujud Dibantu Olly Dondokambey

Pejuang kemerdekaan Alexander Andries Maramis atau populer dikenal AA Maramis akhirnya ditetapkan Presiden Jokowi sebagai Pahlawan

Editor: Aswin_Lumintang
Istimewa
Gubernur Olly Sebut AA Maramis Si Perumus Pancasila, Layak Dianugerahi Pahlawan Nasional 

AA Maramis termasuk dalam perumusan UUD 1945 dan satu-satunya wakil dari kaum minoritas Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu.

Dia merupakan wakil daerah Kalimantan dan Indonesia Timur di Panitia 9 BPUPKI, bersama Johannes Latuharhary dari Ambon.

Ia satu-satunya orang Kristen dari 8 orang lain yang nasionalis-Islam yakni Abikusno, Agus Salim, Kahar Muzakkir, dan Wahid Hasyim maupun nasionalis-sekuler yakni Hatta, Sukarno, Soebardjo, dan Yamin.

Kiprah AA Maramis di dunia internasional di antaranya konferensi New Delhi 20-23 Januari 1949. Ia yang saat itu sebagai Menteri Luar Negeri memimpin delegasi dari Indonesia.

Perjuangan delegasi Indonesia di konferensi ini menjadi catatan penting bagi sejarah Indonesia. Karena menyangkut pengakuan dunia internasional terhadap kedaulatan negara Republik Indonesia. Hal ini yang menjadi harapan berjuta-juta rakyat Indonesia saat itu.

Setelah Konferensi New Delhi usai, AA Maramis langsung menuju PBB bersama Lambertus Nicodemus Palar yang ditunjuk sebagai juru bicara delegasi Indonesia di PBB bersama Sudarpo, Sudjadmiko dan Sumitro.

Sebagai juru bicara, LN Palar melaporkan secara resmi tentang pengakuan kedaulatan Indonesia dan hasil Konferensi New Delhi 1949 yang diperjuangkan AA Maramis.

Satu tahun kemudian membuahkan hasil, pada 28 September 1950 Indonesia diakui sebagai negara yang berdaulat dan menjadi anggota resmi Perserikatan Bangsa-bangsa ke-60 dengan status anggota penuh.

Setelah hampir 20 tahun tinggal di luar Indonesia, AA Maramis menyatakan keinginannya untuk kembali ke Indonesia. Pemerintah Indonesia mengatur agar ia bisa kembali dan pada tanggal 27 Juni 1976 ia tiba di Jakarta. 

Pada bulan Mei 1977, ia dirawat di rumah sakit setelah mengalami perdarahan. AA Maramis meninggal dunia pada tanggal 31 Juli 1977 di Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Soebroto, hanya 13 bulan setelah ia kembali ke Indonesia.

Maramis menikah dengan Elizabeth Marie Diena Veldhoedt. Ayah Elizabeth adalah orang Belanda sedangkan ibunya berasal dari Bali.

Perkawinan Maramis dan Veldhoedt tidak menghasilkan anak, tetapi Veldhoedt memiliki seorang putra dari pernikahan sebelumnya. Anak itu diterima dengan baik oleh Maramis bahkan ia diberi name Lexy Maramis.

 

Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Fakta tentang AA Maramis, Pendiri Bangsa yang Belum Jadi Pahlawan Nasional, https://manado.tribunnews.com/2018/08/14/fakta-tentang-aa-maramis-pendiri-bangsa-yang-belum-jadi-pahlawan-nasional?page=all.
Penulis: Aldi
Editor: Aldi

Sumber: Tribun Manado
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved