Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Moeldoko Ungkap Mengapa Pelaku Belum Tertangkap Hingga Novel Baswedan Diduga Merekayasa Kasusnya

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan dituding oleh seorang warganet bahwa kasus penyerangan terhadap dirinya adalah rekayasa.

(Tribunnews.com/ Theresia Felisiani)
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko jelaskan mengapa Presiden tak hadir di sidang PBB 

Ia mengaku sampai saat ini proses pengobatannya masih berjalan dan didampingi oleh perwakilan KPK.

Novel memastikan jika setiap perkembangan dan proses pengobatan dirinya selalu dilaporkan kepada pimpinan KPK.

Kasus Novel Baswedan yang terjadi pada 11 April 2017 sampai sekarang belum bisa diungkap siapa pelaku sebenarnya.

Presiden Jokowi telah menyampaikan target untuk menyelesaikan kasus Novel ini, namun tetap belum bisa terselesaikan.

Hingga akhirnya setelah pelantikan Kapolri yang baru yaitu Jenderal (Pol) Idham Azis, dirinya ditugaskan untuk segera mengungkap kasus Novel Baswedan sampai Desember 2019.

Polemik Pelarangan Cadar dan Celana Cingkrang, Ketua Komisi VIII DPR Minta Harus Disudahi

Penyelidik KPK Novel Baswedan pun berharap kepada Idham Azis sebagai Kapolri yang baru segera mengusut kasus penyiraman air keras pada dirinya dan menemukan pelakunya.

"Kita semua mendoakan, semoga Kapolri yang baru amanah, saya juga berharap semoga Pak Kapolri tidak lupa dengan kewajibannya, terutama dengan penyerangan terhadap diri saya, dan juga kawan-kawan di KPK lainnya," ungkap Novel, sebagaimana dikutip dari tayangan KompasTV.

Keterangan Moeldoko

Mengutip Kompas.com, Selasa (5/11/2019), Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, memberi penjelasan jika kasus Novel Baswedan bukan kasus yang mudah untuk diselesaikan.

Alasan tersebut yang sampai saat ini membuat polisi belum bisa mengungkapkan pelaku penyiraman air keras Novel Baswedan.

"Kasus Novel seolah-olah mudah tapi padahal nggak mudah juga," kata Moeldoko dalam wawancara khusus dengan Kompas.com di Kantor KSP, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/11/2019).

Menurut Moeldoko, pencarian barang bukti berjalan sulit karena kejadian pada waktu pada waktu Subuh.

Selain itu, minimnya saksi mata dan juga rekaman CCTV yang yang berada di lokasi kejadian penyerangan.

Pelaku yang pada saat itu menyiram air keras kepada Novel wajahnya tidak terlihat jelas, diketahui pelaku mengendarai sepeda motor.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved