Atap Sekolah Ambruk, Guru dan Siswa SD Tertimbun Reruntuhan
Atap empat kelas di SD itu tiba-tiba runtuh menimpa siswa dan guru yang sedang beraktivitas. Seorang guru dan siswa tewas tertimbun reruntuhan.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Sigit Sugiharto
TRIBUNMANADO.CO.ID - Peristiwa memilukan terjadi di SDN Gentong di Jl KH Sepuh 49, Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Selasa (5/11/2019) pagi.
Saat proses belajar mengajar tengah berlangsung, tiba-tiba atap di ruang kelas 2A, 2B, 5A dan 5B ambruk menimpa para siswa dan guru.
Runtuhnya genting, rangka galvalum, plafon, dan material bangunan dari ketinggian sekitar 4-5 meter itu membuat seorang guru dan seorang siswa meninggal.
Sebelas siswa lainnya luka-luka.
Guru yang tewas tertimbun reruntuhan adalah Fina Choironi yang biasa dipanggil Bu Rini, warga Kelurahan Mandaranrejo, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan.
Sedangkan siswa yang meninggal adalah Irza Almira (8), siswa kelas 2, warga Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan.
Yang menderita luka luka masing-masing Z (8), W (11), AM (11), HS (11), A(7), AK (7), SR (8), AG (8), ZS (9), semuanya warga Gentong. Ada juga K (8), warga Wirogunan, dan A (8) warga Karya Bakti.
Para korban dilarikan ke RS Soedarsono Purut, Kota Pasuruan. Korban tewas diautopsi, sementara yang luka-luka dirawat di UGD.
Akhmad Ikhsan, saksi mata, mengungkapkan, tragedi maut itu terjadi sekitar 08.15 WIB.
Saat itu, siswa kelas 5A dan 5B sedang berolahraga di luar kelas. Namun, ada beberapa siswa dan guru yang masih berada di dalam kelas.
Sementara siswa kelas 2A dan 2B siswa sedang belajar di dalam kelas. Di setiap kelas rata-rata ada 30 siswa.
"Nah, tanpa ada angin dan hujan, braaak...mendadak atap runtuh langsung menimpa guru dan siswa," tuturnya.
Menurut Akhmad Ikhsan, ambruknya atap gedung sekolah itu disertai suara gemuruh yang keras sekali. Sementara, para korban menjerit-jerit ketakutan.
Puluhan siswa lari berhamburan ke luar kelas untuk menyelamatkan diri. Namun, sebagian lainnya terjebak reruntuhan bangunan.
"Guru-guru dari kelas lain berdatangan berusaha menolong anak-anak dan berupaya menenangkan mereka. Saya juga masuk ke kelas menolong para korban," ungkapnya.