Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tribunwiki

TRIBUNWIKI : Ini Alasan Umat Katolik Mohon Dukungan Doa Orang Kudus yang Sudah Meninggal Dunia!

Mengapa Umat Katolik mohon dukungan doa kepada orang-orang kudus yang sudah meninggal dunia? Apalagi Hari Raya Semua Orang Kudus baru saja dirayakan.

Penulis: | Editor: Alexander Pattyranie
ISTIMEWA
Gereja Katolik Rayakan Hari Raya Semua Orang Kudus, Ini Sejarahnya! 

Sebagai anggota Tubuh Kristus yang telah berjaya di Surga, para orang kudus itu akan melakukan juga apa yang dilakukan oleh Kristus Sang Kepala, yaitu mendoakan orang-orang lain yang masih berziarah di dunia (lih. Why 5:8; Why 8:3-4).

Doa- doa para kudus ini sangat besar kuasanya karena mereka sudah dibenarkan oleh Kristus (lih. Yak 5:16).

Para orang kudus itu bukan saingan Kristus, melainkan rekan sekerja Kristus (1 Kor 3:9).

Dengan demikian, mereka juga adalah sahabat-sahabat kita, karena kita diikat oleh kasih Kristus menjadi satu Tubuh. Dalam satu kesatuan Tubuh Kristus ini, kita percaya bahwa “tidak ada suatu kuasa-pun yang mampu memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada di dalam Kristus Yesus Tuhan kita.” (Rom 8:38-39).

Oleh karena itu, kita dapat memohon agar mereka mendoakan kita yang masih berziarah di dunia ini, sama seperti kita memohon dukungan doa dari sesama umat beriman yang masih hidup di dunia ini.

1. Dasar Alkitab

1 Tim 2:1-2: Ajaran untuk menaikkan doa syafaat bagi semua orang
1 Tim 2:5: Yesus satu- satunya Pengantara kepada Bapa
Rom 8:11: Roh Kristus yang membangkitkan Kristus akan menghidupkan kita
Yoh 3: 16: Yang percaya pada Kristus beroleh hidup kekal
Yoh 6:54, 6:58: Yang makan Roti Hidup [dan minum darahNya] akan hidup selamanya
Yoh 8:51: Yang menuruti firman Kristus tidak akan mengalami maut
Yoh 6:54: Yang makan daging-Nya dan minum darah-Nya, mempunyai hidup kekal
Yoh 11:25-26: Yang percaya kepada Kristus akan hidup walaupun ia sudah mati
1 Yoh 3:2: Kelak kita akan menjadi sama seperti Kristus
Why 5:8; Why 8:3-4: Doa syafaat para tua-tua di surga
Yak 5:16: Doa orang benar besar kuasanya
1 Kor 3:9: Kita adalah kawan sekerja Kristus
Rom 8:38-39: Maut tidak memisahkan kita dari kasih Kristus

2. Dasar Tradisi Suci

St. Klemens dari Aleksandria (150-215)
“Dengan cara ini, ia [seorang Kristen sejati] selalu murni dalam doa. Ia juga berdoa dalam kumpulan para malaikat, sebagai seorang berada di tingkatan malaikat, dan ia tak pernah beranjak dari perlindungan mereka; dan meskipun ia berdoa sendirian, ia telah berada di dalam paduan suara para kudus yang berdiri dengannya [dalam doa]” (St. Clement of Alexandria, The Stromata (Book VII), Miscellanies 7:12 [A.D. 208]).

Origen  (185-254)
“Tetapi bukan Sang Imam Agung [Kristus] sendiri yang berdoa untuk mereka yang berdoa dengan tulus, tetapi juga para malaikat … demikian juga jiwa-jiwa para orang kudus yang telah meninggal dunia” (Origen, De Principiis (Book IV), Prayer 11 [A.D. 233]).

St. Siprianus dari Karthago (200-270)
“Mari kita mengingat satu sama lain dalam harmoni dan kesatuan suara. Mari kita, di kedua belah pihak [yang terpisah kematian] selalu berdoa bagi satu sama lain. Mari mengangkat beban-beban dan kesedihan dengan dengan saling mengasihi, sehingga jika salah seorang dari kita, dengan pergerakan perlindungan ilahi, telah pergi terlebih dahulu [wafat], kasih kita dapat terus berlanjut dalam hadirat Tuhan, dan doa-doa kita bagi saudara-saudari kita tidak berhenti dalam hadirat belas kasihan Allah Bapa” (St. Cyprian of Carthage, Epistle 7, Letters 56[60]:5 [A.D. 253]).

St. Efraim dari Syria (306-373)
“Kalian, para martir yang berjaya, yang bertahan dalam penganiayaan dengan suka cita demi Tuhan dan Sang Penyelamat, kalian yang mempunyai keberanian berbicara di hadapan Tuhan sendiri, kalian para orang kudus, berdoa syafaat-lah untuk kami, orang-orang yang lemah dan berdosa, sehingga rahmat Kristus dapat turun atas kami dan menerangi hati kami semua, sehingga kami dapat mengasihi Dia.” (St. Ephraim the Syrian, Commentary on Mark, The Nisibene Hymns, [A.D. 370]).

St. Basilius Agung (329-379)
“Atas perintah Putera Tunggal-Mu, kami berkomunikasi dengan kenangan para orang kudus-Mu …. oleh doa-doa dan permohonan mereka, berbelas kasihanlah kepada kami semua, dan bebaskanlah kami demi nama-Mu yang kudus.” (St. Basil the Great, Letter 243,  Liturgy of St. Basil, [A.D. 373]).

St. Gregorius dari Nisa (325-386)
“[Efraim], engkau yang berdiri di hadapan altar ilahi [di Surga] … ingatlah kami semua, mohonkanlah bagi kami pengampunan dosa-dosa, dan penggenapan janji Kerajaan kekal” (St. Gregory of Nyssa, On the Baptism of Christ,  Sermon on Ephraim the Syrian [A.D. 380]).

St. Gregorius dari Nazianza (325-389)
“Ya, saya diyakinkan bahwa doa syafaat [ayah saya] sekarang lebih berguna daripada pengajarannya di hari-hari terdahulu, sebab kini ia lebih dekat kepada Tuhan, bahwa ia telah menanggalkan keterbatasan tubuhnya, dan membebaskan pikirannya dari tanah liat yang dulu mengaburkannya, dan kini mengadakan pembicaraan yang terus terang dengan keterus-terangan pikiran yang utama dan murni …” (St. Gregory Nazianzen, Oration 18:4)

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved