Sulut Maju
Kasus Siswa Bunuh Guru, Hingga Penutupan SMK Ichthus, Ternyata Pemerintah Sudah Tutup 8 Sekolah
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus tewasnya Alexander Warupangkey seorang Guru Agama di tangan Siswanya swndiri berinisial FL sempat menghebohkan publik.
Kasus itu berbuntut penutupan SMK Ichtus, Tempat Kejadian Perkara (TKP) penganiayan itu.
Rupanya SMK Ichtus bukan sekolah yang pertama ditutup pemerintah, sudah ada 7 sekolah sebelumnya mendapat perlakuan tegas penutupan karena dinilai tak layak menyelenggarakan pendidikan.
"Jadi total sudah 8 sekolah ditutup, cuma belum terekspos saja, SMK satu ini (Ichtus) yang terakhir," kata Gubernur Sulut, Olly Dondokambey, kepada tribunmanado.co.id, Kamis (31/10/2019).
Sekolah ditutup itu alasannya karena bermasalah. Gubernur juga sempat jengkel kenapa baru belakangan ketahuan SMK Ichtus ini bermasalah
"Saya tanya kenapa kok bisa lolos satu? Kata kadis dicek satu-saru, belum sampai di sekolah ini," ujarnya.
Gubernur mengatakan, penelusuran sekolah bermasalah ini tak berhenti hanya di 8 sekolah, pemerintah masih melakukan penelusuran sekolah lainnya.
"Kalau tidak layak, maka ditutup," ungkap Mantan Anggota DPR RI ini.
Khusus siswa yang sekolahnya ditutup, Gubernur mengatakan, akan didistribusikan ke sekolah terdekat yang lain.
"Tapi mesti tes, ada sekitar 30-an," ujar Gubernur.
Sebelumnya, pemerintah Provinsi Sulut melaui Dinas Pendidikan Daerah tak akan berhenti di penutupan SMK Ichtus, Tempat Kejadian Perkara (TKP) penusukan Alexander Warupangkey Guru agama di SMK tersebut oleh siswanya berinisial FL.
Kepala Dikda Sulut, dr Grace Punuh mengatakan, akan menyasar pula sekolah 'abal-abal' yang tidak menjalankan proses pendidikan tak sesuai standar.
"Kami temukan ada modus data sisw tak sesuai, padahal data siswa berpengaruh untuk penyaluran dana, bantuan," kata dia.
Ia mencontohkan, temuan di lapangan di Data Pokok Pendidikan tercatat ada 60 siswa, ternyata hanya 40 siswanya yang aktif.
"Jadi kita akan telusuri sekolah-sekolah semacam ini," kata dia.
Ia menegaskan, pembekuan SMK Ichtus kaitannya bukan karena masalah kasus siawa bunuh guru, tapi hasil investigasi penyelenggaraan pendidikan di SMK ini. Hasilnya banyak temuan.
Tim menemukan sering, mendapati siswa merokok di sekolah dan sudah sempat dinasehati.
"Kasus yang agak ekstrim dari 4 siswa perempuan 2 sudah hamil dan sudah melahirkan," ungkap Grace.
Adapun, jadwal pelajaran tidak ada yang paten, malah fleksibel dan sering digabung
Sekolah tersebut diberikan izin operasional sejak tahun 2017
Tapi tidak menjalankan proses belajar mengajar sesuai standart.
"Sering jam 7 pagi belum ada siswa dan di sekolah itu tidak pernah mengadakan upacara bendera, gaji guru tidak lancar dibayar oleh pihak yayasan, karena tidak lancar bagian administrasi juga ada yang sudah mengundurkan diri," kata dia.
Siswa merokok di sekolah sudah sering terjadi, meski sudah berulang kali di tegur.
Ini juga jadi persoalan kata Grace, siswa katanya ada 40 orang tapi di data dapodik 60 orang.
Dinas pendidikan pun siap menfasilitasi siswa agar bisa pindah ke sekolah terdekat, atau menfasilitasi ikut paket C. (ryo)
• Lulusan Terbaik Lemhannas RI Tahun 2019 Diundang Pemerintah Singapura
FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN MANADO: