Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hong Kong Masuk Jurang Resesi: Demonstrasi 5 Bulan Terakhir

Pemerintah Hong Kong memastikan ekonomi Hong Kong telah jatuh ke dalam resesi akibat aksi protes anti-pemerintah

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
KOMPAS.com / NI PUTU DINANTY
Demonstran anti-pemerintah yang berkumpul di Bandara Internasional Hong Kong. Peristiwa tersebut membuat bandara ditutup sementara pada hari Senin (12/8/2019) 


TRIBUNMANADO.CO.ID, HONG KONG – Pemerintah Hong Kong memastikan ekonomi Hong Kong telah jatuh ke dalam resesi akibat aksi protes anti-pemerintah yang sudah berlangsung lebih dari lima bulan.

Jokowi Ajak Pemuda Bergandengan Tangan: Prabowo-Trenggono Kompak Upacara di Unhan

Menteri Keuangan Hong Kong Paul Chan menegaskan Hong Kong tidak mungkin mencapai target ekonomi tahunan di tahun ini. "Pukulan terhadap ekonomi kami komprehensif," kata Chan dalam sebuah posting di blog, Minggu (27/10/2019).

Ia menambahkan, angka perkiraan awal produk domestik bruto (PDB) Hong Kong di kuartal III 2019 menunjukkan dalam dua kuartal berturut-turut terjadi kontraksi.

Secara teknis, ini sudah cukup untuk mendefinisikan sebuah resesi ekonomi. Chan juga mengatakan akan sangat sulit untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 0-1 persen di tahun ini.

Para pengunjuk rasa secara rutin membakar depan toko termasuk bank, terutama yang dimiliki perusahaan Cina daratan dan juga mengganggu sistem transportasi massal (MRT) kota Hong Kong.

Amien Rais Beri Tanggapan Atas Dipilihnya Prabowo Sebagai Menteri Pertahanan

MTR telah menutup layanan lebih awal selama beberapa minggu terakhir dan mengatakan akan menutup sekitar dua jam lebih awal dari biasanya pada Senin ini untuk memperbaiki fasilitas yang rusak.

Akhir pekan kemarin, pendemo pro demokrasi kembali rusuh dengan petugas kepolisian. Pendemo yang marah karena coba dibubarkan dengan gas air mata, water cannon dan peluru karet, menyerang polisi dengan bom molotov. Bukan hanya itu, mereka juga membakar toko-toko di pusat kota Hong Kong.

Meski pemerintah Hong Kong mengatakan akan mendukung pengusaha kecil dan menengah tapi langkah tersebut sepertinya tidak akan bepengaruh besar pada ekonomi.

"Biarkah semua orang kembali ke kehidupan normal mereka, biarkan industri dan komersial beroperasi secara normal. Harus diciptakan banyak ruang untuk dialog," tulisnya lagi.

Sekjen PDIP Sebut Tak Ada Perlakuan Khusus bagi Putra Jokowi yang Maju di Pilwalkot Solo 2020

Sebelumnya, ekonomi Hong Kong diprediksi tumbuh 2-3 persen di 2019. Namun Agustus lalu, pertumbuhan dipangkas 0-1 persen. Banyak ekonom juga memperkirakan pertumbuhan bisa saja di bawah 1 persen. Bahkan dalam riset JP Morgan Chase & Co pertumbuhan ekonomi wilayah ini hanya 0,3 persen.

"Saya tidak melihat adanya indikator yang kuat yang dapat mengubah situasi ini," kata ekonom Asia Pictet Wealth Management Dong Chen. Skenario terbaik adalah, setelah ketidakpastian ini, mereka (pemerintah) muncul dengan rencana jangka panjang atau pengukuran untuk menyelesaikan masalah struktural. (Tribun/cnn/cnbcindonesia)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved