Kabinet Menteri
Tunjuk Dokter Terawan jadi Menteri, Jokowi Ungkap Abaikan Surat MKEK IDI: Dia Memiliki Kemampuan
Presiden Joko Widodo ternyata memberikan kenaikan pangkat luar biasa kepada dokter Terawan Agus Putranto
TRIBUNMANADO.CO.ID - Presiden Joko Widodo ternyata memberikan kenaikan pangkat luar biasa kepada dokter Terawan Agus Putranto.
Hal itu tertuang dalam surat Keputusan Presiden RI dengan nomor 87/TNI/Tahun 2019.
Dalam surat tersebut, tertulis "Menganugerahkan kenaikan pangkat luar biasa operasi militer selain perang, satu tingkat lebih tinggi kepada perwira tinggi Tentara Nasional Indonesia dari mayor jendral TNI menjadi letnan jendral TNI atas nama Mayjen TNI Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad (K) RI NRP 32512, terhitung mulai tanggal ditetapkan keputusan presiden ini".
Surat itu ditetapkan oleh Presiden Jokowi pada tanggal 17 Oktober 2019.
Artinya, dokter Terawan naik pangkat menjadi Letjen sebelum dilantik sebagai Menteri Kesehatan (Menkes).
Terawan pun membenarkan keppres terkait kenaikan pangkatnya itu.
"Ya sebelum dilantik memang saya naik pangkat, dan RSPAD itu pangkatnya bintang 3," kata Terawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (24/10/2019.
• Dua Tugas Utama Dr Terawan yang Diperintahkan Presiden Jokowi Setelah Resmi Jabat Menteri Kesehatan
• Kini Jadi Menkes, dr Terawan Ternyata Pernah Dipecat IDI Terkait Cuci Otak Tapi Diakui Internasional
Terawan mengaku senang bisa mendapatkan kenaikan pangkat sebelum ia pensiun.
"Ya senang bahagia, namanya naik pangkat dan saya sudah mengakhiri masa dinas aktif saya, pensiun tertanggal sejak dilantik menjadi Menkes," ucap dia.
Sertijab
Dokter Terawan Agus Putranto akan melanjutkan pekerjaan Nila Farid Moeloek sebagai Menteri Kesehatan.
Nila F Moeloek mengucapkan selamat kepada Dokter Terawan yang sudah dilantik menjadi Menteri kesehatan oleh Presiden Jokowi pada Rabu (23/10/2019).
"Selamat untuk Bapak Terawan Agus Putranto dan Ibu Esther Terawan, semoga diberikan kekuatan dan dapat meningkatkan derajat Kementerian Kesehatan," kata Nila F Moeloek dalam acara pisah sambut Menteri Kesehatan di Gedung Kemenkes, Kamis (24/10/2019).
Nila F Moeloek mengatakan Dokter Terawan Agus Putranto bukanlah orang baru baginya.
"Saya mengenal beliau (Terawan Agus Putranto) sudah cukup lama," ucap Nila F Moeloek.
Dalam sambutannya, Nila F Moeloek pun melempar sedikit gurauan kepada Dokter Terawan yang datang bersama dengan istrinya, Esther Terawan.
"Biasanya saya memanggilnya hanya Pak Terawan, sekarang manggilnya Bapak Menteri," ujarnya.
Ucapan Nila F Moeloek tersebut pun disambut tepuk tangan orang-orang yang hadir dalam acara tersebut.
• Dokter Terawan Diprediksi Jadi Menkes, Kepala RSPAD Gatot Subroto Akan Ajukan Pensiun dari TNI
• Hadirkan Seminar Nasional, Kagama Bakal Undang Menteri Kesehatan RI di Sulut
Dalam pidato perdananya, Terawan, yang juga seorang purnawirawan TNI tersebut, mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengamanatkan dua tugas utama yang harus diselesaikan dalam lima tahun ke depan.
"Saya menerima arahan bapak presiden sesaat sebelum dilantik beberapa isu kesehatan yang diamanatkan bapak presiden untuk diselesaikan," kata Terawan.
Adapun, kata dia, dua isu utama tersebut ialah masalah stunting dan masalah carut-marutnya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
"Jadi saya mohon izin dulu kepada kepala BPJS karena ini menjadi arahan langsung dari bapak presiden dan bisa disampaikan dengan penuh sukacita," bebernya.
Dia menambahkan, masalah kesehatan lain yang juga harus diselesaikan adalah mahalnya biaya kesehatan hingga penggunaan alat kesehatam buatan dalam negeri di rumah sakit yang masih minimal.
"Tapi saya senang banget sekali ternyata ibu menteri, sudah merintisnya dengan produksi bahan baku obat yang tadinya tadi tidak terpikirkan sekarang sudah ada 15 bahan baku obat (dalam negeri)," terangnya.
Dia mengajak seluruh pejabat dan aparatur sipil negara (ASN) Kemenkes untuk bersama-sama mencari penyelesaian masalah tersebut.
"Hal yang telah disampaikan presiden tersebut akan menjadi fokus perhatian kita bersama untuk bisa diupayakan solusinya," pungkasnya.

Presiden Joko Widodo menjelaskan alasannya memilih dokter Terawan Agus Putranto sebagai Menteri Kesehatan meski tahu mantan Kepala RSPAD Gatot Subroto itu pernah diberi sanksi pelanggaran etik kedokteran.
Menurut Jokowi, sosok Terawan memenuhi kriteria sebagai menteri kesehatan, yaitu berpengalaman dalam manajemen anggaran dan personalia di sebuah lembaga.
"Saya lihat dokter Terawan dalam mengelola RSPAD memiliki kemampuan itu.
Beliau juga ketua dokter militer dunia.
Artinya pengalaman track record tidak diragukan," kata Jokowi dalam dialog bersama awak media di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/10/2019).
Selain berpengalaman dalam manajemen, Terawan dinilai mampu menangani bencana endemik.
Hal ini menjadi pertimbangan karena wilayah Indonesia yang rawan bencana juga tak terlepas dari ancaman penyakit endemik.
Menurut Jokowi, Terawan juga memiliki orientasi preventif atau pencegahan.
"Itu yang dititikberatkan. Artinya berkaitan dengan pola hidup sehat, pola makan sehat, bukan titik berat pada mengurusi yang sakit. Jadi membuat rakyat kita sehat," ujar dia.
Terawan pernah berkonflik dengan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terkait metode penyembuhannya yang tak biasa.
Ia memiliki metode "cuci otak" untuk mengobati penyakit.
Beberapa tokoh nasional yang sudah merasakan metode tersebut dan memberikan testimoni yang baik.
Namun, IDI menganggap metode digital subtraction angiography (DSA) itu belum teruji secara klinis.
Saat itu, Terawan dikenakan sanksi pemecatan sementara.
Namun, kemudian IDI mengkaji ulang sanksi tersebut.
Tapi Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Pusat Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sempat melayangkan surat pada Presiden Jokowi yang menyarankan agar dokter Terawan tidak dipilih menjadi menkes.
Surat bersifat rahasia ini tertanggal 30 September 2019.

Alasannya adalahnya dokter Terawan dinyatakan melanggar etik kedokteran.
MKEK IDI mengungkapkan, pemberhentian sementara dilakukan karena Terawan dianggap melakukan pelanggaran kode etik kedokteran.
Dalam surat IDI yang beredar, pemecatan sementara terhadap Terawan sebagai anggota IDI berlaku selama 12 bulan, yaitu 26 Februari 2018-25 Februari 2019.
Sebelumnya saat pelantikan dirinya sebagai Menkes, dr Terawan mengatakan surat yang dikirim IDI ke Presiden Jokowi agar dirinya tidak diangkat menjadi Menteri Kesehatan lantaran sedang dikenakan sanksi akibat melakukan pelanggaran etik kedokteran merupakan hal wajar.
"Tidak masalah pengangkatan pasti diwarnai pro dan kontra.
Apalagi jabatan politis.
Tantangan pasti selalu ada, justru itu yang menarik," kata dr Terawan usai pelantikan di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta.
Adanya dukungan dari keluarga diyakini dr Terawan menjadi semangat tersemangat tersendiri baginya untuk mengemban amanat dari sang kepala negara.
"Saya tidak menyangka bakal jadi menteri.
Saat diminta pak presiden saya langsung bilang siap untuk membantu. Keluarga juga senang, memberi semangat dan pastinya mendoakan," tutur dr Terawan.
Pria berkumis ini mengaku tidak sabar ingin segera berkantor di Kementerian kesehatan dan bekerja menjalankan visi misi Presiden Jokowi dalam lima tahun ke depan.
"Masalah kesehatan memang jadi prioritas Pak Jokowi.
Segera saya sering melakukan kunjungan ke semua wilayah untuk mengetahui apa saja persoalan di lapangan," imbuhnya.
Terakhir dr Terawan mengaku bakal berbagi tips kesehatan pada para menteri di Kabinet Indonesia Maju agar bisa selalu bugar seperti dirinya.
"Tips dari saya, bekerja harus dengan iklas, melayani. Percayalah pasti kita dijaga oleh Allah SWT," singkatnya.
Biofile
Nama Lengkap: Terawan Agus Putranto
Tempat Tanggal Lahir: Yogyakarta, 5 Agustus 1964
Istri: Esther Dahlia
Anak: Abraham Apriliawan
PENDIDIKAN
S1, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada (UGM), 1990
S2, Spesialis Radiologi. Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, 2004
S3, Doktor Fakultas Kedokteran, Universitas Hassanuddin (Unhas), Makassar, 2013
KARIER
dokter tahun 1990
Tim Dokter Kepresidenan, 2009
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia
Ketua World International Committee of Military Medicine
Ketua ASEAN Association of Radiology
Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, 2015-sekarang
Anggota, Akademi Ilmu Pengetahuan Yogyakarta (AIPYo), 2016
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Jokowi Buka-bukaan Abaikan Surat MKEK IDI Tunjuk Dokter Terawan Menkes, Pangkatnya Bintang 3 Letjen