Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Eks Sekjen Projo Beberkan Kekelaman Projo sebagai Sebuah Organisasi

Handoko yang menyebut telah menjabat sebagai Sekjen DPP pada tahun 2015 adalah kebohongan.

Editor: Rhendi Umar
Kompas TV
Serah Terima Menteri Pertahanan 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Mundurnya Pro Jokowi (Projo) dalam perpolitikan bangsa menarik perhatian seluruh pihak, termasuk mantan Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Projo, Guntur Siregar.

Dirinya memaparkan kebohongan serta gelapnya organisasi Projo.

Pendiri sekaligus pengurus DPP Projo periode 2014-2016 itu mengaku kecewa dengan pernyataan Sekretaris Jenderal DPP Projo, Handoko dalam konferensi pers, yang digelar di DPP Projo, Pancoran, Jakarta Selatan pada Rabu (23/10/2019).

Menurutnya, pernyataan Handoko soal sejarah berdirinya Projo akhir tahun 2013 tidak benar.

Diceritakannya, Handoko yang menyebut telah menjabat sebagai Sekjen DPP pada tahun 2015 adalah kebohongan.

Sebab, posisi tersebut masih dijabatnya bersama dengan Budi Arie selaku Ketua Umum DPP Projo. 

"Janganlah berdirinya sejarah projo mau dikorupsi juga."

"Kalau mau jujur, diluruskan sesuai yang tercantum di notaris dan itu tidak bisa diubah kecuali rapat anggota, nama-nama seperti saya Guntur Siregar langsung terdaftar masih sebagai Sekjen Projo."

"Sunggul Hamonangan Sirait masih terdaftar sebagai Kepala Divisi Hukum dan Konstitusi Projo serta Dhani Marlen masih sebagai bendahara," ungkapnya, yang dihubungi pada Kamis (24/10/2019). 

Menurutnya, bagi para kader yang telah lebih dulu meninggalkan Projo telah menetapkan hati dengan pertimbangan yang sebaik-baiknya.

PROJO Bubar & Kecewa Karena Prabowo Jadi Menhan, Sekjen: Langgar Komitmen Lawan Intoleransi, Siapa?

Projo Sulut: Bersama Kita Lawan Penjahat Demokrasi ! Amankan Pelantikan Presiden

Sebab, diketahui, kepengurusan Projo di bawah kepemimpinan Budi Arie, diungkapkannya tidak transparan, khususnya terkait penempatan jabatan komisaris pada sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Bank Mandiri, Telkomsel, Bank BTN dan lainya. 

"Jadi, menurut hemat kami, kekecewaan saudara Budi Arie terhadap keputusan Presiden Jokowi mengangkat kabinetnya itu bersifat kenak-kanakan yang sangat egois.

"Mengapa saudara tidak berkaca pada sifat sendiri yang dulu, ketika kami meninggalkan organisasi projo langsung dapat fitnah dituduh karena tidak dapat jabatan?" ungkap Guntur Siregar.

"Kami melihat, Bapak Jokowi sudah sangat paham apa yang terjadi di organisasi Projo dan kepemimpinannya."

"Kami berharap, Bapak Jokowi dan bapak Prabowo tidak usah hiraukan manuver-manuver relawan yang sudah mulai gagal paham dengan apa yang diperjuangkan," katanya. 

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved