Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kini Jadi Menkes, dr Terawan Ternyata Pernah Dipecat IDI Terkait Cuci Otak Tapi Diakui Internasional

Nama dr Terawan sempat membuat heboh karena metode cuci otaknya dan sempat dipecat Ikatan Dokter Indonesia (ID).

Kontan/Cheppy A Muchli
Ikatan Dokter Indonesia Ternyata Surati Presiden Jokowi tak Lantik Dr Terawan, Ini Tanggapan Menkes 

Namun, metode cuci otak yang dikenalkan Terawan menuai pro dan kontra.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Kepala RSPAD Gatot Subroto, dr Terawan Adi Putranto begitu sedih mendengar pemberitaan dirinya diberhentikan dari keanggotaan IDI sementara waktu.

Padahal banyak yang mengaku hasil pekerjaan dr Terawan berhasil, termasuk sejumlah politisi ternama hingga seorang perdana menteri.

Kepada rombongan Komisi I DPR, dia bahkan mengaku belum sempat menerima surat yang saat ini tengah diviralkan tersebut. "Jujur, saya sedih mendengar ini. Sampai sekarang bahkan saya tidak tahu suratnya seperti apa?" kata dia di aula utama Gedung RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (4/4/2018).

Dijelaskan olehnya kepada anggota komisi I DPR, surat itu sebenarnya merupakan surat rekomendasi rahasia atas sidang yang sudah dilakukan pada 2015 lalu. Ketika itu, sudah tidak ada lagi permasalahan mengenai cara dia melakukan perawatan dengan metode DSA.

Pasalnya, metode itu sudah melalui riset enam orang doktor dan menghasilkan 12 jurnal ilmiah.

"Metode ini juga sudah saya presentasikan di Universitas Hasanudin, Makassar bersama lima orang doktor lainnya. Soalnya, ini juga menjadi disertasi saya," urainya.

 Nikita Mirzani Lakukan Operasi Plastik di Korea, Habiskan Rp 1,1 Miliar Untuk Ubah Bagian Tubuh Ini

 Gisella Anastasia Stres Dituding Lakukan Adegan Syur: Merasa Sangat Dirugikan

2. JK turun tangan

Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta keputusan pemberhentian sementara dokter Terawan dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia ( IDI) dikaji ulang.

Kepala RS Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto dianggap Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) melakukan pelanggaran etika kedokteran.

"Lebih baik (diselesaikan) di internal, dikaji (ulang) dengan baik," kata Kalla di Markas Palang Merah Indonesia, Senen, Jakarta, Jumat (6/4/2018).

Kalla sendiri mengaku pernah menjadi pasien Terawan. Bahkan, ada juga menteri lain di kabinet yang menjadi pasien dokter ahli radiologi tersebut.

"Tadi kami rapat kabinet terbatas, ada 10 menteri. Saya tanya berapa yang (pernah) dirawat dokter Terawan. Dari 10 (menteri) itu, (ada) enam termasuk saya," ungkap Kalla.

Oleh karena itu, Kalla meminta keputusan IDI tersebut dikaji ulang. Sebab, sudah banyak orang yang mendapatkan manfaat dari terapi cuci otak untuk penyembuhan penyakit stroke yang dilakukan Terawan.

"Saya kira lebih banyak sekali orang yang (dapat) manfaat. Pak Try (Sutrisno) itu termasuk orang yang dibantu oleh Pak Terawan," terang Kalla.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved