Menteri Jokowi
Mahfud MD Menko Polhukam Gantikan Wiranto, Tak Pakai Sepatu Saat Sekolah Hingga Belajar di Kuburan
Mahfud MD menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), menggantikan Wiranto
TRIBUNMANADO.CO.ID - Mahfud MD menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), menggantikan Wiranto.
Presiden RI Joko Widodo menunjuk Mahfud MD masuk dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.
Mengutip Kompas.com, Jokowi telah menjabarkan tugas yang harus dilaksanakan Mahfud MD selama menjabat sebagai Menko Polhukam.
"Beliau akan menjadi Menko Polhukam sehingga hal-hal yang berkaitan dengan korupsi, penegakan, hukum, deradikalisasi, antiterorisme berada di wilayah Prof Mahfud MD," ujar Jokowi.
• Mahfud MD: Saya Tidak Perlu Minta Apa, Presiden Sudah Tahu dan Siap Ditempatkan di Manapun
• Jelang Pengumuman Menteri Kabinet Baru Jokowi, Mahfud MD Pakai Kemeja Putih ke Istana
• Sosok Mahfud MD yang Ditunjuk Menko Polhukam, Mantan Menteri Era Gus Dur
Seperti yang telah diketahui publik, pria kelahiran Sampang 13 Mei 1957 ini sempat menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi selama dua periode, 2008-2011 dan 2011-2013.
Sebelum itu, Mahfud MD juga sempat diangkat sebagai Menteri Pertahanan dan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia di Kabinet Kerja Presiden Abdurrahman Wahid.
Namun siapa sangka, sosok ahli hukum dan politikus ulung ini harus menjalani masa kecilnya dengan penuh perjuangan demi bisa mendapat pendidikan.
Mengutip video Youtube Alvin & Friends yang tayang pada 1 April 2019 silam, Mahfud MD menceritakan kenangan-kenangan masa kecilnya.
Dulu, Mahdud kecil menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di Desa Waru, Pamekasan, Madura.
Sebelum memulai pendidikannya di Sekolah Dasar (SD), Mahfud MD sudah disuapi dengan ilmu keagaman.
Oleh karena itu, Mahfud MD sudah lancar mengaji bahkan sebelum duduk di bangku SD.
"Saya itu umur 5 tahun sudah belajar ngaji, 7 tahun sudah lancar mengaji.
"Kemudian diumur 9 tahun saya sudah masuk pondok pesantren sambil merangkap sekolah SD Negeri, sore di Madrasah, malam di Pesantren.
"Nah di situlah saya kemudian saya terbiasa dengan tradisi-tradisi keagamaan," ungkap Mahfud MD.
Oleh karena itu, orangtua Mahfud MD sempat berharap anaknya bisa menjadi seorang guru agama.