Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Legislator Jurani Rurubua Kecam Aksi Siswa SMK yang Nekat Tikam Guru Agamanya

Jurani Rurubua mengecam aksi anak SMK yang menikam guru agamanya hingga membuat sang guru meninggal dunia.

Penulis: Siti Nurjanah | Editor: Alexander Pattyranie
Siti Nurjanah/tribun manado
Jurani Rurubua, Anggota DPRD Kota Manado dari PSI 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Anggota DPRD Manado Jurani Rurubua mengecam aksi anak SMK yang menikam guru agamanya hingga membuat sang guru meninggal dunia.

"Saya mengecam tindakan tersebut, hanya karena larangan merokok dengan tega membunuh Pahlawan tanpa tanda jasa," ucap srikandi PSI, kepada Tribunmanado.co.id, Selasa (22/10/2019).

Sekretaris Fraksi Golkar itu pun mengaku Ia sempat menangis melihat rekaman video yang beredar.

Peristiwa tersebut pun mengingatkan Ia pada masa sekolah di mana guru sangat dihormati dan ditakuti.

"Saat menonton saya tak sadar menangis dan mengingat masa saya sekolah dulu, guru masih jauh saya sudah siapkan diri tunduk wajah dan ucap salam, guru mata melotot saja sudah takutnya minta ampun, jangankan melotot, kalau sekali suruh diam aja langsung diam sekelas," ucapnya.

Dikatakannya, almarhum Alexander Pangkey (korban) merupakan contoh guru yang baik dengan menegur untuk kebaikan masa depan anak tersebut

"Almarhum rela merenggut nyawa demi teguran yang nyata, karena dengan undang-undang yang sekarang, sudah jarang lagi kita temui guru yang mau repot-repot mengurus anak didik dengan teguran, karena banyak guru sekarang sudah takut menegur murid, nanti dituntut orang tua murid atau pun diajak berkelahi," ucapnya.

Menurutnya, kasus tersebut bisa menjadi peringatan untuk orang tua yang memiliki anak Anak Baru Gede (ABG) menjelang dewasa.

Dikatakannya, anak-anak harus diajarkan pengendalian diri dan emosi, sering memberikan perhatian kepada anak itu sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan karakter anak

"Orang tua harusnya berperan lebih banyak dari pada guru, berapa pun banyak waktu di sekolah, tetap lebih lama waktu harusnya dengan orang tua," katanya.

Lanjutnya, namun di era digital sekarang, anak lebih banyak memahami hal-hal lewat dunia maya, ketimbang bahasa orang tua, karena orang tua dengan banyaknya kesibukan untuk mencari nafkah, atau pun malah banyak orang tua yang hanya sibuk di sosial media juga.

"Berapa banyak yang saya temui banyak orang tua perempuan sekarang lebih mementingkan di depan handphone, mengutak atik media sosial ketimbang bicara empat mata dengan anak menanyakan aktivitas anak seharian," ucapnya.

Selain orang tua, pendidikan agama sejak dini dan pembangunan karakter anak harus jadi satu paket lengkap tentang moral dan takut akan Tuhan.

"Apapun, ini tindakan kriminal, kendati mungkin murid itu di bawah umur, harus dihukum sesuai undang-undang yang berlaku dan memberikan efek jera," ucapnya.

Tindakan efek jera tersebut agar anak-anak ABG lain tidak ikut-ikutan melakukan hal yang sama apabila hukumannya ringan di mata mereka.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved