Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

FAKTA Guru yang Tewas Ditikam Siswa, Video Beredar Hingga Analisa Psikolog Pelaku Frustasi

Seorang guru agama bernama Alexander Valentino Werupangkey (54) tewas ditikam siswanya sendiri, FL (16)

Penulis: Finneke Wolajan | Editor: Finneke Wolajan
Kolase Tribun Manado/Facebook
Guru Alexander Valentino WeruPangkey dan FL siswanya yang menikamnya 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Dunia pendidikan Sulawesi Utara berduka.

Seorang guru bernama Alexander Valentino Werupangkey (54) tewas ditikam siswanya sendiri, FL (16).

Hal ini terjadi  karena FL tak terima ditegur korban yang merupakan guru agama saat merokok di sekolah.

Alexander Valentino WeruPangkey korban penikaman oleh siswanya sendiri
Alexander Valentino WeruPangkey korban penikaman oleh siswanya sendiri (Kolase Tribun Manado/Facebook)

Peristiwa memilukan ini terjadi di lingkungan sekolah SMK Ichthus Manado, yang berlokasi di Kelurahan Mapanget Barat, Kecamatan Mapanget,  Senin (21/10/2019) siang.

Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit AURI dan dirujuk ke RSUP Prof Kandou Malalayang.

Setelah sempat meregang nyawa, korban akhirnya meninggal pada malamnya, sekitar pukul  20.45 Wita

1. Kronologi Kejadian

Kapolresta Manado Kombes Pol Benny Bawensel, ketika diwawancarai awak media, Selasa (22/10/2019) siang, sekitar pukul 14.30 Wita, mengatakan, bahwa kasus ini sedang ditangani Polresta Manado.

"Jadi, kronologis kejadian ini, berawal, Senin (21/10/2019) pagi, tersangka FL (16) warga Kelurahan Mapanget Barat, Kecamatan Mapanget, Kota Manado, Sulut, dan satu temannya terlambat masuk sekolah," kata Bawensel.

Lanjutnya, tersangka dan temannya itu diberi sangsi untuk menanam bunga di plastik.

Foto. Tribun Manado/Jufry Mantak. Kapolda Sulut temui tersangka pembunuh Guru SMK Ichthus.
Foto. Tribun Manado/Jufry Mantak. Kapolda Sulut temui tersangka pembunuh Guru SMK Ichthus. (jufry mantak/tribun manado)

"Setelah selesai melaksanakan sangsi, mereka berdua duduk di halaman sekolah, sambil merokok," ucap Kapolresta.

Perilaku kedua siswa itu dilihat oleh korban yang merupakan guru agama mereka.

"Di situlah, korban menegur tersangka dan temannya, agar tidak merokok," ujarnya.

Tersangka tak terima dengan teguran tersebut.

 Sehingga siswa kelas XI itu pergi ke rumahnya untuk mengambil pisau jenis stanlis.

Saat tersangka kembali ke sekolah, dia bertemu dengan korban yang saat itu sudah berada di atas sepeda motor.

Seketika, tersangka langsung menikam korban berulang kali.

"Korban terjatuh dari sepeda motornya dan lari ke halaman sekolah, sambil minta pertolongan," ujar Bawensel.

Sayangnya tersangka terus mengejar korba  dan kembali menikam korban berulang kali saat di halaman sekolah.

"Meski sudah kena tikam, korban sempat berdiri, dan kembali berjalan keluar dari halaman dan meminta pertolongan kepada guru lainnya," ujarnya.

Setelah puas menikam korban, tersangka, langsung lari dari lokasi kejadian.

"Korban dilarikan ke rumah sakit Auri, dan dirujuk ke rumah sakit Malalayang. Namun sayangnya, korban meninggal dunia di rumah sakit Malalayang," jelasnya.

Tersangka saat ini sudah dibawa ke Polresta Manado untuk proses lanjut.

"Memang tersangka dibawa umur, tapi untuk proses kasusnya, kami mengenakan KUHP pasal 340 terhadap tersangka, dengan ancaman 20 tahun penjara," tegasnya.

Motifnya hanya karena tersangka tidak terima teguran dari korban.

"Tersangka memang ada pengaruh alkohol semalam. Saat itu, korban tegur tersangka jangan merokok, dan tersangka sakit hati, pergi mengambil pisau di rumahnya, dan kembali menikam korban," jelasnya. 

Viral Video Penikaman, Korban Teriak Minta Tolong

Alexander Valentino Werupangkey sudah meminta tolong agar FL menghentikan tindakannya, tapi permintaan itu tak diindahkan oleh FL.

Dalam nama Yesus, dalam nama Yesus, dalam nama Yesus, tolong.

Begitulah teriakan yang terdengar dalam sebuah video yang beredar di WhatsApp, Selasa (22/10/2019).

Beredar Video Siswa SMK Tikam Guru Agama, Durasi 1 Menit 6 Detik Terdengar Teriakan Dalam Nama Yesus
Beredar Video Siswa SMK Tikam Guru Agama, Durasi 1 Menit 6 Detik Terdengar Teriakan Dalam Nama Yesus (kolasetribunmanado/whatsapp/TRIBUN MANADO/JUFRY MANTAK)

Video berdurasi satu menit lebih enam detik itu memperlihatkan seorang pemuda berseragam putih abu-abu tengah melakukan penusukan kepada pria yang ada di depannya.

Pria yang ditusuk siswa SMK tersebut menggunakan jaket merah celana panjang.

Di samping pria itu ada helm berwarna biru.

Pria berjaket merah itu terlihat sudah tersungkur di lantai.

Ia terus berteriak kala siswa berseragam putih abu-abu itu menghujaninya dengan tusukan senjata tajam.

Di tangan siswa itu terlihat ada sebilah pisau panjang besi putih.

Meski terus-terus berteriak agar si siswa itu menghentikan tikamannya, namun si siswa seperti tak menghiraukan teriakan tersebut.

Siswa tersebut malah semakin bringas menusukan pisau itu ke tubuh pria berjaket merah tersebut.

Pria berjaket merah pun terdengar ada beberapa kali berteriak.

"Dalam nama Yesus, dalam nama Yesus, so stop, dalam nama Yesus, tolong. Bawa akang di rumah saki, bawa akang di rumah saki, (tolong bawaain di rumah sakit)," teriak pria berjaket merah itu.

Dalam narasi yang beredar di WhatsApp bersamaan dengan video tersebut, tertulis jika video itu adalah video penusukan guru agama di Manado yang dilakukan oleh siswanya.

Korban Hendak ke Singapura 

Alexander Valentino Werupangkey (54) rencananya akan bertolang ke Singapura, Senin (21/10/2019) malam.

Namun di saat yang sama, ia meninggal dunia karena ditikam siswanya sendiri.

"Terakhir ketemu Jumat (18/10), beliau menunjukkan surat imigrasi katanya mau ke Singapura," ujar rekan guru korban yang juga Wakil Kepala Sekolah SMK Ichthus, Nevita Wantania SPd, dengan mata berkaca-kaca.

Menurut Nevi, Alexander dan teman-teman dosen Institut Agama Negeri Manado (STAKN) akan mengikuti study tour selama dua minggu.

"Saya sempat bilang, jangan lupa oleh-olehnya," kata Nevi saat ditemui di SMK Ichthus.

Selain menjadi guru di sana, Alexander juga berprofesi sebagai dosen di beberapa universitas seperti STAKN dan Universitas Negeri Manado.

"Pak Alex itu juga orang yayasan dan dia pendeta di persekutuan," tambahnya, Selasa (22/10/2019).

Alexander sendiri dikenal sebagai sosok yang baik di sekolah.

Menurut Nevi, Alexander sering memberikan pembinaan firman kepada para guru dan ucapannya selalu teologis.

Cara mengajar pria yang tinggal di Desa Sasaran, Tondano Utara tersebut sama seperti guru pada umumnya.

"Beliau mengikuti kurikulum yang ada dan hasilnya baik," jelas Nevi.

Perasaan duka cita tampak terlihat dari raut wajah Nevi saat bercerita.

"Saya merasa sangat sedih Pak Alex pergi dengan tragis," katanya dengan nada getir.

Hal senada juga disampaikan oleh Maria, salah seorang murid Alexander.

"Pak Alex itu orangnya baik, kalau mengajar tidak galak," pungkas murid kelas tiga jurusan pertanian ini.

Alexander Pangkey sendiri mengajar Agama, Bimbingan Konseling, dan Olahraga di SMK Ichthus.

Analisa Psikolog Pelaku Frustasi

Psikolog Orley Chariti Sualang S.PSi MA mengatakan, dinamika psikologis seorang pelaku pembunuhan dapat dijelaskan dengan Teori Frustrasi Agresi (The Frustration Aggression Theory).

Dimana perilaku agresi atau kekerasan muncul dipicu karena adanya frustrasi yang dialami.

"Frustrasi adalah perasaan sakit hati, kecewa akibat terhalang ketika mencapai suatu tujuan," kata psikolog lulusan Universitas Gadjah Mada, Selasa (22/10/2019).

Frustrasi yang dialami pelaku bisa berasal dari dalam diri pelaku dan juga dari luar pelaku. Dari dalam diri pelaku yang dimaksud adalah berasal dari perasaan akan kekurangan dirinya.

Sedangkan dari luar diri pelaku biasanya bersumber dari lingkungan.

"Semakin tinggi frustrasi yang dialami, maka semakin tinggi pula perilaku kekerasan atau agresi yg dilakukan," katanya.

Misalnya, bukan saja membanting barang memukul tapi bisa sampai dengan membunuh.

Penikaman sebanyak 12 kali yg dilakukan oleh pembunuh  menunjukkan betapa tingginya frustrasi yg dialami oleh pelaku, rasa sakit hati yang begitu dalam (kepahitan).

Terutama dialami oleh remaja yang mana emosinya masih labil, meluap-luap, cepat sekali tersinggung, dan tidak mampu berpikir rasional karena kurangnya perkembangan moral yang dimiliki si pelaku.

"Hal diataslah yang dapat memicu munculnya perilaku agresi," katanya.

Lanjut dia, dinamika psikologis seorang pelaku pembunuhan bisa juga dilihat dari Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory).

Berdasarkan teori ini, dapat dilihat bahwa faktor yang melatarbelakangi terjadinya pembunuhan diakibatkan karena faktor eksternal atau lingkungan.

"Pelaku melakukan kekerasan karena mengobservasi dan mempelajari dari lingkungannya. Bisa dari keluarga dan teman," katanya.

Hal ini terkait cara-cara untuk menyakiti orang lain, kelompok mana saja yang tepat bagi pelaku untuk menjadi target dari agresi, tindakan apa saja yang dianggap benar  untuk membalas dendam, dan dalam situasi atau kondisi apa yang mengizinkan pelaku untuk berperilaku agresi.

Dari teori belajar sosial, bisa dilihat bahwa perilaku agresi tergantung dari faktor situasional, pengalaman yg dialami pelaku.

"Misaknya, 'rewards' apa saja yg diterima ketika melakukan agresi pada masa lalu dimana bagi pelaku, dengan membunuh, maka itu menjadi solusi dari rasa sakit hati yang dialaminya," katanya.

Tanggapan Kadis Pendidikan

Kepala Dinas Pendidikan Sulut, dr Grace Punuh mengaku terkejut dengan peristiwa penikaman guru oleh siswanya.

"Saya sudah ada di sekolah, ketemu kepala sekolahnya, " ujar dr Grace

Ia belum mau berkomentar lebih,  atas kronologi kejadian karena baru  menemui kepala sekolah membicarakan kasus ini. 

"Setelah pertemuan ini akan disampaikan apa langkah dinas pendidikan, " kata dia. 

"Yang pasti kasus ini sudah ditangani pihak kepolisian, " ungkap Mantan Kepala Dinas Kesehatan ini. (tribunmanado.co.id/jufri/fernando/paschalis/ade/aji/indri/ryo)

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved