Berita Minahasa
Danau Ini Terancam Punah, Berikut Saran Tokoh di Perantauan untuk Menyelamatkan
Ia mengatakan Danau Tondano terancam hilang dari permukaan atau "Minalour" bekas danau kata orang Tondano.
Penulis: | Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUNMANADO.CO.ID - "Marijo torang selamatkan dan lestarikan Danau Tondano (ayo kita selamatkan dan lestarikan Danau Tondano). Sa rei nikei se padung, sei mo tare. Sa rei taekan, kawisa mou? (Kalau bukan kita yang perduli, siapa lagi dan kalau bukan dimulai sekarang, kapan lagi),"
Itu kata Bert Toar Polii, warga Tondano di Jakarta, saat memberikan tanggapan soal Danau Tondano.
Ia mengatakan Danau Tondano terancam hilang dari permukaan atau "Minalour" bekas danau kata orang Tondano.
Kedalaman awal yang 40 M kini diperkirakan tinggal sekitar 12 M.
Kedalaman Danau Tondano pertama kali diukur tahun 1934 oleh Zen dan Alzwer.
Saat itu kedalamannya 40 meter. Tahun 1974, Zen dan Alzwer juga melakukan pengukuran dan kedalamannya berkurang menjadi 28 meter.
Tahun 1983, TNI AL juga sempat mengukur kedalamannya dan terus berkurang menjadi 27 meter. Tahun 1993 ketika diukur Pusat Penelitian dan Pengembangan Air kedalamannya tinggal 23 meter.
Terakhir diukur tahun 2010 tinggal 12 M.
Tiga tahun kemudian, tahun 1996 kedalamannya tinggal 18 meter.
Terakhir dilakukan BLH Provinsi Sulut tahun 2010, kedalamannya tinggal 12 meter.
Banyak masalah penyebabnya dan umumnya sudah diketahui.
Padahal, Danau Tondano itu seperti "jantung" Sulawesi Utara.
Karena itu, selain dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata, pertanian dan perikanan air tawar, danau juga dimanfaatkan PLN untuk menggerakkan beberapa turbin PLTA Tonsea Lama, PLTA Tanggari I dan Tanggari II juga PT Air Manado yang bergerak dalam suplai air bersih.
Sebagian sumber airnya memanfaatkan air yang mengalir melalui DAS Tondano.
Selain pendangkalan, ada lagi masalah eceng gondok.
Ia mengatakan ketika berbincang-bincang dengan Andries Sumual di rumah duka Anie Sumual RS Carolus, mereka menemukan ide menarik untuk menyelamatkan Danau Tondano.
Menurut Andries, salah satu ide yang perlu dipertimbangkan adalah ide Tonaas Benny Tengker untuk membuat sirkuit balap mengitari Danau Tondano.
Kemudian ada ide untuk memanfaatkan eceng gondok untuk membuat sandal dan menjual ke hotel-hotel terutam hotel yg peduli terhadap isu lingkungan hidup dan lain-lain.
"Setahu saya jika dimanfaatkan masih banyak hal yang bisa dilakukan. Eceng Gondok telah dimanfaatkan jadi bahan bakar kompor oleh LSM Toudano Waya ( Paul Grw Senduk, Kiddy Mamuaja, Harry Kawilrang) kemudian sebagai pupuk telah dicoba oleh Bohusami (Lani Ratulangi, Richard Montong dan kawan)," katanya.
Ada lagi yang mengusulkan untuk memanfaatkan Danau Tondano sebagai pusat olahraga air.
Terakhir ada yang mengaitkan dengan pariwisata yang dulu sudah pernah digalang oleh Mangindaan dengan Fesbudaton.
"Sa rei nikei se padung, sei mo tare. Sa rei taekan, kawisa mou? Kalau bukan kita yang perduli, siapa lagi dan kalau bukan dimulai sekarang, kapan lagi. Kumura?," katanya.
(Tribunmanado.co.id/David Manewus)
BERITA TERPOPULER :
• Akhir Oktober Digelar Operasi Zebra, Bagi yang Motornya Pakai Barang Ini Segera Ganti
• Orang-orang Ini Tidak Boleh Makan Nangka, Bisa Bahaya
• Kronologi Bocah 12 Tahun Nekat ke Rumah Janda untuk Wikwik, Terungkap Awal Mula Kisah Keduanya
TONTON JUGA :