Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pernah Lahap Dua Galaksi, Bima Sakti Jadi Sasaran Andromeda Berikutnya

Andromeda ternyata memiliki nafsu makan kanibalisme yang begitu mengerikan. Sasaran berikutnya Bima Sakti.

Editor:
Tabrakan Galaksi 

TRIBUNMANADO.CO.ID Andromeda ternyata memiliki nafsu makan kanibalisme yang begitu mengerikan.

Sejarah kekejaman Andromeda telah berlangsung setidaknya selama 10 miliar tahun.

Dalam waktu yang begitu panjang, ia telah memakan lebih banyak dan lebih besar galaksi daripada Bima Sakti.

Lalu, yang mengerikannya lagi, target Andromeda yang berikutnya adalah Bima Sakti.

Galaksi memang bersifat kanibalistik karena bertumbuh dengan memakan galaksi lainnya.

Hal ini tak terkecuali Bima Sakti, galaksi tempat kita tinggal. Namun, tampaknya galaksi kita akan segera bertemu dengan saingan beratnya.

Tetangga galaksi terbesar Bima Sakti, yakni Andromeda. Hal ini diungkapkan dalam survei terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Nature.

"Bima Sakti sedang menuju tabrakan dengan Andromeda dalam waktu sekitar empat miliar tahun.

"Jadi mengetahui monster apakah musuh yang dihadapi oleh galaksi kita sangat berguna untuk mengetahui nasib Bima Sakti."

Demikian Dougal Mackey, profesor astronomi dan astrofisika di Australia National University.

Para ahli menemukan hal ini setelah menganalisis gugus bola atau kumpulan bintang berbentuk bola yang mengorbit galaksi dengan menggunakan lima teleskop.

Dengan mengikuti sisa-sisa berbagai galaksi kecil, para ahli telah berhasil mereproduksi ulang cara Andromeda menarik mangsanya dan melahapnya.

Berdasarkan dua kumpulan bintang di sekitar Andromeda yang memiliki pergerakan dan kecepatan berbeda, para peneliti menemukan galaksi itu telah melahap galaksi lain.

Setidaknya jejak dua galaksi kerdil kuno yang telah dimakan oleh Andromeda beberapa miliar tahun lalu dan 10 miliar tahun lalu.

"Ini sangat aneh dan menunjukkan bahwa mangsa luar galaksi berasal dari apa yang dikenal sebagai 'jaring kosmik' materi yang menghubungkan semesta," ujar Geraint Lewis, profesor fisika di University of Sydney.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved