Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

NEWS

Cerita Pemuda 20 Tahun, Sukses Jadi Prajurit TNI, Sempat Gagal Lima Kali Tes Karena Ada Masalah Gigi

Kisah seorang pemuda 20 tahun yang lolos menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI). Sempat lima kali gagal saat mengikuti tes.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/SEPTI DWISABRINA
Prada Aris Ardianto bersama kedua orang tuanya saat perhelatan HUT TNI ke 74 di Aula Kodam XII/Tanjungpura, Kubu Raya, Kalbar, Sabtu (5/10/2019) 

Menurut bapak tiga ini, perjalanan panjang harus dilalui anaknya tersebut.

Lima kali gagal mengikuti tes TNI, tak menyurutkan semangat anaknya.

Bahkan ia bersama istrinya tetap terus mendukung dan memberikan semangat ketika anaknya harus merasakan saat-saat rapuhnya kegagalan.

Walaupun hidup dalam keterbatasan yang ada, hanya tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan bekerja sebagai kuli bangunan.

Tak pernah menyurutkan niat Muslih, sebagai orang tua untuk terus mendukung keinginan anaknya.

Menurut pengakuan ayah Prada Aris, anaknya tersebut sejak kecil telah bercita-cita menjadi seorang prajurit TNI.

Dengan semangat dan tekad yang kuat, sang anak ingin mengabdi kepada ibu pertiwi.

"Jujur, saya tidak pernah menyangka anak saya menjadi seorang anggota TNI dan saya sangat bangga kepadanya," ujarnya.

Sejak kecil, Muslih selalu menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak keduanya. Tak jarang, seringkali ia bisa bersikap keras kepada anaknya. Begitulah cara ia mendidik hingga anaknya bisa sukses seperti sekarang.

"Dari kelas 4 SD, anak saya sudah diajarkan untuk ikut jejak bapaknya, Supaya anak saya tahu, ini pekerjaan bapaknya. Waktu itu mengaduk semen dan pasir hingga anak saya lulus SMA," ucapnya.

Raut wajah penuh bangga, tergambar jelas. Bahkan ia pun merasa terharu melihat kegigihan anaknya itu hingga mampu berdiri diatas kaki sendiri.

Namun, dibalik semua itu. Muslih selalu mengingatkan anak-anaknya agar jangan bernasib sepertinya. Ia bahkan meminta anaknya, dapat berpendidikan lebih tinggi dibanding kedua orang tuanya.

"Tapi saya selalu mewariskan kepada anak saya, jangan bernasib seperti bapaknya, hanya kuli bangunan. Anak saya harus memperbaiki masa depannya," terangnya.

Bahkan, Muslih dari dulu hingga saat ini, tak henti-hentinya berpesan agar anaknya jangan pernah meninggalkan ibadah salat, mengaji dan senantiasa menjaga kesehatan.

Tak hanya Muslih,sang istri pun mengaku bangga anaknya menjadi abdi negara, walaupun terkadang ada selaksa rindu yang datang silih berganti berharap dapat bertemu.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved